Liputan6.com, Jakarta 1 lot berapa lembar mungkin sudah dipahami oleh orang-orang yang aktif di dunia investasi. Lot merupakan salah satu istilah yang harus dipahami oleh investor saham. Bagi investor pemula mungkin ada istilah pasar modal yang masih asing terdengar termasuk apa itu lot saham.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Penggunaan istilah lot ini biasanya berkaitan dengan saham. Saham merupakan surat bukti pemilikan modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.
1 lot berapa lembar memiliki standar tertentu dalam saham. Standar saham 1 lot ini berlaku untuk semua perusahaan. Namun, harga saham dalam setiap lot itu tetap berbeda-beda. Jadi, kamu harus mengetahui harga 1 lot saham di setiap perusahaan yang sedang kamu cair.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (3/6/2023) tentang 1 lot berapa lembar.
1 Lot Berapa Lembar?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, 1 lot berapa lembar saham memiliki standar tertentu. Lot merupakan satuan standar untuk menyebutkan nominal instrumen keuangan yang dijualbelikan dalam bursa. Setiap orang hanya boleh membeli saham minimal 1 lot ini dan tidak boleh kurang dari itu. Aturan ini diberlakukan secara umum dalam aturan bursa saham di Indonesia.
1 lot berapa lebar saham mempunyai standar tertentu. Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia atau BEI menetapkan bahwa 1 lot berapa lembar saham terdiri dari 500 lembar saham. Jadi, jika harga satu lembar saham adalah Rp 6.000, maka kamu harus mengeluarkan anggaran minimal Rp 3.000.000 untuk membeli saham tersebut.
Namun, semenjak tahun 2014, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan atuan baru mengenai transaksi saham ini, di mana 1 lot berama lembar saham yang tadinya 500 lembar, menjadi 1 lot berapa lembar saham yaitu 100 lembar.
Jadi, sekarang ini 1 lot berapa lembar saham yaitu 100 lembar. Artinya, jika harga satu lembar saham adalah Rp 6.000, maka kamu harus mengeluarkan anggaran minimal Rp 600.000 untuk membeli saham tersebut.
Standar 1 lot berapa lembar saham yaitu 100 lembar ini berlaku untuk semua perusahaan. Namun, harga saham per lot tetap berbeda-beda untuk tiap perusahaan. Ada perusahaan yang harga 1 lot sahamnya mencapai jutaan dengan nominal per lembar saham mencapai ratusan ribu. Bahkan, ada pula perusahaan yang harga 1 lot sahamnya mencapai miliaran, dengan nominal jutaan per lembar sahamnya. Penentuan harga 1 lot saham ini dipengaruhi oleh permintaan (demand) investor dalam pasar.
Jadi, 1 lot berapa lembar yaitu 100 lembar saham.
Advertisement
Tujuan Penetapan Lot
Adapun penentuan 1 lot berapa lembar saham oleh BEI memiliki sejumlah tujuan. Mengutip laman ocbcnisp.com, berikut sejumlah tujuan penetapan lot tersebut:
1. Menjaga nominal ideal transaksi saham
Tujuan pertamanya yaitu BEI menentukan 1 lot berapa lembar saham untuk menjaga nominal ideal transaksi antara emiten, underwriter, dan investor. Hal ini dilakukan untuk menjaga transaksi dengan nominal kecil yang kurang efisien bagi perusahaan emiten, underwriter, maupun bursa efek.
2. Mempercepat perusahaan dalam menerima permodalan
Tujuan berikutnya penentuan standar 1 lot berapa lembar saham yaitu untuk melindungi perusahaan dari investor yang kurang serius. Tujuan perusahaan menerapkan emisi saham adalah untuk mendapatkan bantuan permodalan dalam jumlah besar. Jika tidak ada penentuan harga saham per lot, proses penjualan saham perusahaan akan memakan waktu lebih lama.
3. Mempermudah perhitungan profit investasi
Penetapan standar 1 lot berapa lembar saham oleh BEI akan membantu pelaku pasar modal menghitung profit investasi baik dari segi dividen dan yieldnya. Jadi keuntungan berinvestasi pada perusahaan bisa jauh lebih besar.
4. Menarik minat investasi masyarakat
Tujuan terakhir penetapan 1 lot berapa lembar saham adalah untuk menarik lebih banyak masyarakat untuk berinvestasi. Hal ini berkaitan dengan keuntungan yang jauh lebih besar yang didapatkan dengan sistem pembelian lot tersebut.
Tips Investasi Saham bagi Pemula
Melansir sikapiuangmu.ojk.go.id, berikut beberapa tips investasi saham:
1. Kapan Waktu yang Tepat untuk Membeli Saham?
Waktu yang tepat untuk membeli saham bisa dilihat dari dua hal, yaitu berdasarkan analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental itu mengacu pada analisa melalui pendekatan kondisi ekonomi, politik, atau bahkan melihat tren perkembangan usaha yang ada. Analisis ini salah satunya bisa dilihat dari laporan keuangan.
Sementara analisa teknikal, merupakan analisa saham melalui pendekatan pergerakan saham itu sendiri pada suatu rentang waktu, termasuk di dalamnya adalah harga dan fluktuasinya, serta informasi mengenai titik tertinggi dan terendah dari suatu saham.
Selanjutnya, terdapat hal-hal yang perlu kita perhatikan sebelum membeli saham antara lain adalah profil dan tingkat likuiditas perusahaan, fluktuasi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tren market, Return of Equity (ROE) atau laba dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut, sales atau penjualan, dan Earning per Share (EPS) Growth.
Terdapat 3 strategi dalam membeli saham yaitu:
- Buy On Weakness, membeli ketika harga saham sudah turun ke level tertentu yang aman untuk dibeli.
- Buy If/On Breakout, membeli ketika harga saham berhasil menembus level tertentu atau naik menembus resistance (level tertingginya).
- Buy on Retracement, membeli saham setelah terjadi breakout atau harga bawah. Saham yang berhasil breakout pada umumnya akan langsung mengalami kenaikan yang kencang.
2. Kapan Waktu yang Tepat untuk Menjual Saham?
Waktu yang tepat untuk menjual saham adalah ketika harga sedang naik atau disebut juga profit taking. Tapi, bagaimana kalau harga turun? Nah, waktu yang tepat untuk menjual saham yaitu salah satunya adalah dengan menetapkan cut loss.
Cut Loss adalah istilah yang digunakan ketika kamu menjual saham pada harga yang lebih rendah dari harga belinya, sehingga mengalami kerugian (loss). Keberadaan cut loss ini bukan untuk merealisasikan kerugian, tapi justru untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi ketika harga saham yang kamu pegang terus menurun.
Misalnya, ketika kamu telah menentukan batasan cut loss di angka 5% atau 7%, maka ketika kerugian sudah mencapai kisaran angka tersebut, kamu dapat langsung menjual saham yang kamu punya. Waktu untuk melaksanakan cut loss berbeda-beda, tergantung dari posisi kamu sebagai trader atau investor.
Advertisement