Fisioterapi adalah Tindakan Rehabilitasi Pasca Cedera, Berikut Prosedurnya

Tujuan utama fisioterapi adalah untuk membantu individu mengatasi masalah fisik, cedera, atau gangguan gerak dengan menggunakan berbagai teknik dan latihan fisik.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 03 Nov 2023, 18:54 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2023, 15:40 WIB
Ilustrasi Fisioterapi
Ilustrasi Fisioterapi (Photo created by freepik on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Fisioterapi adalah sebuah terapi medis yang berkaitan dengan pemulihan, pemeliharaan, dan peningkatan fungsi fisik seseorang. Fisioterapi sering juga disebut sebagai terapi fisik. Tujuan utama fisioterapi adalah untuk membantu individu mengatasi masalah fisik, cedera, atau gangguan gerak dengan menggunakan berbagai teknik dan latihan fisik. 

Tenaga medis yang bertanggung jawab pada terapi fisioterapi disebut Fisioterapis. Fisioterapis merupakan profesional kesehatan terlatih yang membantu pasien untuk mengembangkan program perawatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Fisioterapi adalah prosedur yang diperuntukan untuk pasien dengan kondisi cedera olahraga, nyeri punggung, nyeri sendi, gangguan pernapasan, kondisi neurologis, dan banyak lagi.

Teknik yang umum digunakan dalam fisioterapi meliputi latihan fisik, manipulasi sendi, penggunaan alat bantu seperti peralatan elektroterapi, dan penilaian postur tubuh. Berikut ulasan tentang fisioterapi adalah tindakan rehabilitasi pasca cedera yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (3/11/2023).

Terapi Fisik Pasca Cedera

Penanganan cedera ligamen
Fisioterapi untuk pasien dengan cedera ligamen lutut, dalam beberapa situasi dapat diprogramkan tanpa tindakan operasi dalam pengawasan dokter bedah tulang dan olahraga di Indonesia Sport Medical Center Kemang.

Fisioterapi adalah suatu bentuk rehabilitasi yang bertujuan untuk mencegah atau meminimalkan keterbatasan fisik yang disebabkan oleh cedera atau penyakit. Ini merupakan tindakan yang berfokus pada pemulihan dan perawatan fisik pasien. Fisioterapi dapat diterapkan pada pasien dari berbagai rentang usia.

Fisioterapi dapat membantu meredakan nyeri yang disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti nyeri punggung, nyeri sendi, atau cedera otot. Tujuan utama fisioterapi adalah mengembalikan fungsi fisik yang normal setelah seseorang mengalami penyakit atau cedera. Ini dapat mencakup meningkatkan mobilitas, kekuatan, dan kelincahan tubuh.

Fisioterapi juga digunakan dalam persiapan atlet atau individu yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan olahraga. Ini termasuk peningkatan kinerja fisik dan pencegahan cedera olahraga. Selain itu, fisioterapi bisa membantu wanita hamil dalam persiapan untuk persalinan dengan meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot-otot yang terlibat dalam proses persalinan.

Fisioterapi dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk penanganan manual yang melibatkan manipulasi fisik oleh fisioterapis, serta penggunaan alat bantu seperti peralatan elektroterapi atau latihan terapeutik. Fisioterapis adalah profesional kesehatan yang terlatih untuk merancang program perawatan fisioterapi yang sesuai dengan kebutuhan individu, dengan tujuan mengembalikan atau meningkatkan fungsi fisik dan kualitas hidup pasien.

Metode Terapi Fisioterapi

Fisioterapi Bagas Adi Nugroho
Bek Timnas Indonesia U-22, Bagas Adi Nugroho, menjalani terapi pemulihan di Cardea, Jakarta, Senin (31/7/2017). Lutut kiri dari pemain Arema FC ini mengalami cedera usai melakukan tekel pada kualifikasi Piala Asia U-23. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Terdapat beberapa metode dalam terapi fisioterapi yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi pasien, berikut diantaranya.

1. Program Latihan

Terapi ini mengharuskan pasien untuk aktif dalam melakukan gerakan fisik untuk membantu mereka kembali beradaptasi dengan fungsi tubuh normal. Program latihan juga dapat membantu dalam mengoreksi teknik olahraga yang salah yang dapat menyebabkan cedera. Latihan yang dilakukan mencakup teknik perbaikan postur tubuh, latihan untuk memperkuat otot, senam atau olahraga, serta peregangan otot.

2. Teknik Elektroterapi

Terapi ini melibatkan penggunaan alat-alat listrik seperti terapi saraf dengan stimulasi elektrik (TEN), terapi stimulasi listrik melalui jaringan lemak (PENS), dan metode PENS yang menggabungkan teknik akupuntur dengan terapi listrik. Biasanya teknik elektroterapi direkomendasikan untuk pemulihan pascaoperasi, nyeri radang sendi, nyeri tulang belakang, nyeri saraf wajah, dan nyeri pascapersalinan.

3. Fisioterapi Manual

Jenis fisioterapi ini melibatkan tindakan fisik langsung oleh fisioterapis pada pasien, seperti pijat, peregangan, mobilisasi, dan manipulasi sendi. Tujuan fisioterapi manual adalah membantu relaksasi, mengurangi nyeri, dan meningkatkan fleksibilitas anggota gerak tubuh yang terganggu.

4. Terapi Okupasi

Terapi okupasi bertujuan untuk membantu pasien dengan keterbatasan fisik, sensorik, atau kognitif agar dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Terapi ini juga mengajarkan pasien cara menggunakan alat bantu dengan tepat.

Selain empat bentuk perawatan utama di atas, terdapat metode fisioterapi lain yang dapat dilakukan menggunakan alat bantu atau teknik khusus, seperti hidroterapi, terapi ultrasound, terapi suhu (panas atau dingin), dan akupuntur. Fisioterapi dapat dilakukan di berbagai tempat, baik di rumah, di rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya.

Pasien bahkan dapat melakukan fisioterapi sendiri, dengan mengikuti arahan dari dokter rehabilitasi medis untuk menentukan jenis, cara, intensitas, dan frekuensi fisioterapi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.

Prosedur Terapi Fisiologis

Ilustrasi cedera lutut.
Ilustrasi cedera lutut. Photo by Terry Shultz on Unsplash

Prosedur fisioterapi dilakukan dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan evaluasi, perawatan, dan tindak lanjut untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatan fisik mereka. Berikut ulasannya.

1. Pemilihan Metode Fisioterapi

Setelah melakukan pemeriksaan awal, dokter akan menentukan metode fisioterapi yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien. Setiap sesi fisioterapi mungkin berbeda tergantung pada kondisi pasien. Sesi fisioterapi biasanya berlangsung selama 30-60 menit per sesi.

2. Terapi Manual

Terapi manual melibatkan tindakan fisioterapis yang menggunakan tangan mereka tanpa peralatan khusus. Ini termasuk pijatan, bantuan dalam gerakan tubuh, dan manipulasi pada bagian tubuh yang terganggu. Tujuan dari terapi manual adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah, memperbaiki kemampuan gerak tubuh, meredakan nyeri, dan memberikan relaksasi kepada pasien.

3. Edukasi dan Saran

Fisioterapis juga memberikan edukasi dan saran kepada pasien. Ini meliputi informasi tentang gaya hidup sehat, termasuk berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan yang ideal. Fisioterapis juga memberikan saran mengenai perilaku yang harus dihindari untuk mencegah cedera lebih lanjut.

4. Latihan Fisik dan Pergerakan

Metode ini mungkin memerlukan peralatan atau dapat dilakukan dalam air (hidroterapi). Pasien biasanya didampingi oleh fisioterapis selama sesi latihan. Terkadang, pasien juga akan diberikan latihan yang dapat dilakukan di rumah.

5. Teknik Tambahan

Selain tiga pendekatan di atas, fisioterapi juga dapat menggunakan teknik tambahan, seperti terapi ultrasound (gelombang suara frekuensi tinggi untuk merangsang aktivitas sel dalam mengatasi cedera jaringan dalam) dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, teknik yang memberikan sinyal elektrik ke bagian tubuh yang bermasalah untuk meredakan nyeri).

6. Pasca Fisioterapi

Setelah menyelesaikan sesi fisioterapi, pasien akan menjalani evaluasi oleh dokter untuk melihat perkembangan. Dokter akan memberikan saran mengenai hal-hal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Pasien juga akan diberi panduan untuk melanjutkan latihan di rumah jika diperlukan, dengan tujuan mempercepat pemulihan atau mencegah kambuhnya cedera.

Kondisi yang Membutuhkan Fisioterapi

Ilustrasi cedera saat berolahraga
Ilustrasi cedera saat berolahraga (Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/woman-wrapping-man-s-leg-with-bandage-3760275/)

Fisioterapi bertujuan untuk membantu pasien mengatasi berbagai masalah kesehatan fisik dan memaksimalkan fungsi tubuh mereka.berikut adalah kondisi yang mebutuhkan terapi fisioterapi.

1. Gangguan Sistem Saraf

Terapi fisioterapi dapat dibutuhkan untuk kondisi terkait sistem saraf, seperti stroke, multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson. Gangguan saraf akibat penyakit-penyakit ini seringkali mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, seperti kesulitan berbicara dan bergerak. Fisioterapi dapat membantu memulihkan atau meminimalkan dampak gangguan tersebut dengan melibatkan latihan dan teknik lainnya.

2. Gangguan pada Otot Kerangka Tubuh

Kondisi yang disebabkan oleh gangguan pada otot, tulang, dan sendi, seperti nyeri punggung, kram kaki, cedera akibat olahraga, serta arthritis, sering memerlukan fisioterapi. Terapi ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan, mengurangi rasa sakit, dan memulihkan mobilitas pasien, terutama dalam kasus pemulihan pascaoperasi pada tulang dan otot.

3. Penyakit Kardiovaskular

Gangguan pada sistem jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskular) yang dapat dibantu oleh fisioterapi meliputi penyakit jantung kronis dan rehabilitasi setelah serangan jantung. Dalam hal ini, fisioterapi memberikan dukungan fisik dan emosional untuk memastikan pasien memiliki kualitas hidup yang lebih baik setelah operasi atau dalam mengelola penyakit kardiovaskular.

4. Gangguan Pernapasan

Kondisi seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan fibrosis kistik adalah beberapa contoh penyakit terkait sistem pernapasan yang dapat diatasi melalui fisioterapi. Fisioterapis dapat membantu pasien memahami cara tubuh bernapas lebih efisien dan mengendalikan gejala seperti batuk dan kesulitan bernapas.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya