Inquiry Adalah Metode Belajar, Pahami Kelebihan dan Kelemahannya

Pengertian, langkah pembelajaran, serta kelebihan dan kekurangannya.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 10 Nov 2023, 12:14 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas
Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas. (Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Metode belajar inquiry adalah pendekatan yang menempatkan siswa dalam peran aktif sebagai penyelidik dan penemu pengetahuan. Dalam konteks ini, inquiry adalah kunci utama yang membuka pintu menuju proses pembelajaran yang berpusat pada pertanyaan dan eksplorasi. 

Penting untuk dicatat bahwa inquiry adalah lebih dari sekadar aktivitas penelitian; itu melibatkan stimulasi kreativitas siswa. Dalam setiap langkah penyelidikan, siswa diberdayakan untuk mengembangkan pertanyaan yang memicu pemikiran kritis dan mendalam. 

Dengan demikian, metode pembelajaran inquiry adalah metode pembelajaran yang disusun untuk merangsang minat, membangun keterampilan kritis, dan membimbing siswa menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia yang mereka eksplorasi.

Untuk lebih memahami bagaimana metode belajar inquiry dilakukan, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (10/11/2023). Pengertian, langkah pembelajaran, serta kelebihan dan kekurangannya.

Apa Itu Metode Inquiry dalam Pembelajaran

Ilustrasi guru, ruang kelas
Ilustrasi guru, ruang kelas. (Photo created by stockking on www.freepik.com)

Metode inquiry (penyelidikan) adalah suatu pendekatan dalam proses penelitian yang menekankan pada pemeriksaan dan pemahaman lebih lanjut terhadap suatu fenomena atau masalah melalui pertanyaan, observasi, dan eksplorasi. Metode ini melibatkan upaya aktif untuk memahami, menggali informasi, dan memecahkan masalah dengan cara mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban secara sistematis.

Ada beberapa karakteristik utama dari metode inquiry:

  1. Pertanyaan sebagai Pusat Perhatian: Metode ini berfokus pada pengembangan pertanyaan sebagai alat utama untuk mengarahkan penyelidikan. Pertanyaan dapat mencakup berbagai tingkatan kompleksitas, mulai dari pertanyaan terbuka hingga pertanyaan yang lebih khusus.
  2. Pengumpulan dan Analisis Data: Peneliti menggunakan berbagai teknik untuk mengumpulkan data, seperti wawancara, observasi, eksperimen, atau analisis dokumen. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang sedang diteliti.
  3. Refleksi dan Evaluasi: Metode inquiry mendorong peneliti untuk merenung dan mengevaluasi proses penyelidikan mereka. Ini termasuk mempertimbangkan bagaimana pertanyaan awal telah berkembang, apakah metode pengumpulan data efektif, dan bagaimana interpretasi hasil dapat meningkatkan pemahaman.
  4. Pembelajaran Aktif: Metode ini mendorong pembelajaran yang aktif, di mana peneliti terlibat secara langsung dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menyusun informasi. Pembelajaran ini lebih bersifat organik dan berpusat pada penemuan.

Metode inquiry dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan, ilmu sosial, ilmu alam, dan banyak bidang penelitian lainnya. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada pengumpulan data, tetapi juga pada proses refleksi dan interpretasi yang mendalam untuk menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena yang diteliti.

Langkah-Langkah Metode Inquiry

Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas
Ilustrasi guru, mengajar, ruang kelas. Photo by Max Fischer from Pexels)

Langkah-langkah metode inquiry menurut Kindsvatter dkk dalam buku Paul Suparno adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi dan klarifikasi persoalan.

Langkah awal adalah menentukan persoalan yang ingin didalami atau dipecahkan dengan metode inquiry. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Sebaiknya persoalan yang ingin dipecahkan disiapkan sebelum mulai pelajaran. 

Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa. Dari persoalan yang diajukan akan tampak jelas tujuan dari seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan. 

Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat, sedang persoalan yang terlalu mudah yang sudah mereka ketahui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa.

b. Membuat hipotesis.

Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang suatu persoalan. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dulu.

Guru diharapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.

c. Mengumpulkan data.

Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak.

d. Menganalisis data.

Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak.

e. Ambil kesimpulan.

Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesis kita diterima atau tidak.

Kelebihan Dan Kekurangan Inquiry

Metode belajar inquiry memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan ini dapat membantu guru dan siswa memutuskan apakah metode ini sesuai dengan konteks pembelajaran tertentu. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan metode belajar inquiry:

a. Kelebihan

  • Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna.
  • Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  • Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  • Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
  • Melatih siswa untuk lebih giat belajar sendiri.

b. Kelemahan

  • Akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  • Tidak semua materi dapat diterapkan dengan metode ini.
  • Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasan siswa dalam belajar.
  • Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
  • Tidak semua guru bisa menerapkan metode ini
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya