Surat Nabi Sulaiman untuk Ratu Balqis, Lengkap Isi dan Maknanya

Kisah surat yang dikirimkan oleh Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis terdapat dalam Al-Qur'an surat An-Naml, ayat 30-31.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Nov 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2023, 14:00 WIB
Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
Pria Muslim membaca Al-qur'an pada hari pertama Ramadhan di Masjid Al-Kabir di ibu kota Yaman, Sanaa, 2 April 2022. Pemberontak Huthi yang didukung Iran dan koalisi pimpinan Saudi sepakat untuk mematuhi gencatan senjata dua bulan, yang mulai berlaku pada hari pertama puasa. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah surat yang dikirimkan oleh Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis terdapat dalam Al-Qur'an surat An-Naml, ayat 30-31. Dalam kisah ini, Nabi Sulaiman ingin menguji Ratu Balqis, yang dikenal karena kecantikan dan kekayaannya, serta sebagai pemimpin Kerajaan Saba.

Nabi Sulaiman mengirim surat kepada Ratu Balqis, isi surat tersebut mengandung pesan-pesan penting. Dalam surat Nabi Sulaiman tersebut, ia mengajak Ratu Balqis untuk datang kepadanya tanpa memperlihatkan perlawanan, dengan sikap tunduk dan rendah hati, serta tanpa berlaku sombong.

Pesan dalam surat Nabi Sulaiman mencerminkan kebijaksanaan dan kerendahan hati yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman, yang menekankan pentingnya mengakui kebesaran Allah di atas segalanya. Kisah ini menunjukkan bagaimana seorang nabi, meskipun memiliki kekuasaan dan kekayaan dunia, tetap tunduk kepada Allah dan mengajak orang lain untuk melakukannya juga.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang surat Nabi Sulaiman, isi, dan maknanya, Sabtu (11/11/2023).


Surat Nabi Sulaiman Dikirim Burung Hud-Hud

Semarak Ramadan di Masjid Agung Sanaa
Seorang pria membaca Al-Quran bersama putrinya selama bulan Ramadan di Masjid Agung Sanaa, Yaman, Minggu (26/4/2020). Masjid Agung Sanaa bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO. (Mohammed HUWAIS/AFP)

Kisah Nabi Sulaiman yang mengirim surat kepada Ratu Balqis terdapat dalam Al-Qur'an surat An-Naml, ayat 30-31. Dalam kisah tersebut, Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan raja yang dianugerahi kebijaksanaan dan kekuasaan besar oleh Allah SWT.

Salah satu bagian penting dari kisah ini adalah ketika Nabi Sulaiman mendengar tentang Ratu Balqis, yang dikenal karena kecantikan dan kekuasaannya sebagai pemimpin Kerajaan Saba (Sheba).

Menurut Ridwan Abqary dalam bukunya yang berjudul 99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Qur'an, Ratu Balqis tinggal di Negeri Saba, sebuah negeri yang subur dan masyarakatnya sejahtera.

Nabi Sulaiman ingin menguji kebijaksanaan Ratu Balqis dan memutuskan untuk mengirim surat kepadanya. Dalam surat tersebut, ia menantang Ratu Balqis untuk menghadapinya dengan semua kemewahan kerajaannya. Dia meminta agar dia membawa orang-orangnya yang terbaik sebagai utusan. Surat ini kemudian diserahkan kepada Ratu Balqis oleh burung Hud-Hud yang dikendalikan oleh Nabi Sulaiman.

Ratu Balqis menerima surat tersebut dan memutuskan untuk menghadap Nabi Sulaiman. Ketika dia tiba di istana Nabi Sulaiman, dia sangat terkesan oleh kebijaksanaan dan kekuasaan beliau, dan akhirnya dia beriman.

Dalam Al-Qur'an, surat An-Naml ayat 20-44, Ratu Balqis digambarkan sebagai seorang penyembah Matahari yang kemudian bertaubat dan menikah dengan Nabi Sulaiman. Kisah ini menunjukkan perubahan sikap dan keberanian Ratu Balqis dalam mencari kebenaran dan beriman kepada Allah.

Dikatakan kepadanya (Balqis), “Masuklah ke dalam istana.” Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua betisnya. Dia (Sulaiman) berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.” Dia (Balqis) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. an-Naml ayat 44)

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis mengandung pelajaran tentang kebijaksanaan, keadilan, dan kekuasaan Allah. Ini adalah salah satu dari banyak kisah yang termuat dalam berbagai kitab suci yang menggambarkan kebijaksanaan dan kekuatan para nabi dalam menyebarkan ajaran Tuhan dan menguji keimanan orang-orang.


Isi Surat Nabi Sulaiman dan Maknanya

Semarak Ramadan di Masjid Agung Sanaa
Seorang pria membaca Al-Quran selama bulan Ramadan di Masjid Agung Sanaa, Yaman, Minggu (26/4/2020). Kaligrafi dan dekorasi merupakan kekhasan Masjid Agung Sanaa. (Mohammed HUWAIS/AFP)

Surat An-Naml ayat 30 menjelaskan bahwa Nabi Sulaiman ingin menguji Ratu Balqis dengan mengirim surat kepadanya. Surat tersebut berisi tantangan bagi Ratu Balqis untuk menghadapinya dengan kemewahan kerajaannya dan mengajaknya untuk tunduk kepada Allah.

إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Innahụ min sulaimāna wa innahụ bismillāhir-raḥmānir-raḥīm

Artinya:

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Surat An Naml Ayat 30)

Ayat 31 kemudian menjelaskan isi surat tersebut dengan lebih rinci.

أَلَّا تَعْلُوا۟ عَلَىَّ وَأْتُونِى مُسْلِمِينَ

Allā ta'lụ 'alayya wa`tụnī muslimīn

Artinya:

"Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (Surat An Naml Ayat 31)

Isi surat Nabi Sulaiman dijelaskan dalam buku berjudul Media Pendidikan dalam Perspektif Al-Quran: Bintang Pustaka (2021) karya Dr. Saifullah mengingatkan kepada Ratu Balqis:

"Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku sebagaimana yang dilakukan oleh para penguasa lain, dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri dengan tidak memperlihatkan perlawanan."

Surat Nabi Sulaiman tersebut mengandung pesan yang mengajak Ratu Balqis untuk tidak berlaku sombong terhadap Nabi Sulaiman, serta untuk datang kepadanya dengan sikap tunduk dan tanpa perlawanan.

1. Tidak Berlaku Sombong

Nabi Sulaiman ingin mengajarkan pentingnya rendah hati dan kerendahan kepada Ratu Balqis. Dia meminta agar Ratu Balqis tidak berlaku sombong terhadapnya, meskipun dia adalah seorang nabi dan raja yang memiliki kekuasaan besar. Pesan ini mengingatkan bahwa kebesaran dan kekuasaan dunia hanya sementara, dan ketika seseorang sombong, itu dapat merusaknya.

2. Berserah Diri dan Tidak Memperlihatkan Perlawanan

Nabi Sulaiman meminta Ratu Balqis untuk datang kepadanya sebagai seseorang yang berserah diri dan tidak memperlihatkan perlawanan. Pesan ini mencerminkan pentingnya tunduk kepada Allah dan mengakui kekuasaan-Nya. Ketika seseorang berserah diri, itu berarti ia melepaskan ego dan kebanggaannya, yang merupakan langkah awal menuju kebijaksanaan dan kebaikan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya