Hasil Pemilu 1955, Kenali Sejarah Penyelenggaraan, Pelaksanaan, dan Perolehan Suara

Pemilu 1955 merupakan momen bersejarah dalam politik Indonesia, di mana rakyat Indonesia pertama kali memiliki kesempatan untuk memilih para wakil mereka secara langsung.

oleh Husnul Abdi diperbarui 27 Des 2023, 18:20 WIB
Diterbitkan 27 Des 2023, 18:20 WIB
Hasil Pemilu 1955
Hasil Pemilu 1955 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pemilu 1955 merupakan momen bersejarah dalam politik Indonesia, di mana rakyat Indonesia pertama kali memiliki kesempatan untuk memilih para wakil mereka secara langsung. Sebelumnya, proses pemilihan dilakukan oleh Konstituante yang terdiri dari perwakilan dari berbagai golongan. Namun, Pemilu 1955 menjadi tonggak sejarah karena mewakili semangat demokrasi yang sesungguhnya.

Sebelum pelaksanaan Pemilu 1955, penyelenggaraan pemilu ini pun mengalami sejarah panjang yang tidak mudah. Proses persiapan dilakukan dengan matang, mulai dari penyusunan undang-undang pemilu, pembentukan partai politik, hingga proses pendataan pemilih. Berbagai kendala politik dan teknis pun terjadi dalam penyelenggaraan pemilu ini.

Hasil Pemilu 1955 menjadi perhatian utama, karena akan menentukan siapa yang akan mewakili rakyat dalam membangun negara. Pemilu 1955 melahirkan berbagai partai politik baru dan mengukuhkan beberapa partai yang telah ada sebelumnya. Hasil pemilu ini pun menjadi tolak ukur bagi perkembangan politik Indonesia selanjutnya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (27/12/2023) tentang hasil pemilu 1955.

Perencanaan Pemilu 1955

Ilustrasi pemilu
Pemilu. (Foto: merdeka.com)

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan pemilihan umum pertama setelah kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Pengaturan pertama kali direncanakan dalam Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 sebagai bagian dari perjanjian kemerdekaan. Namun, karena berbagai konflik dan ketegangan politik antara partai politik yang ada, pelaksanaan pemilu sempat tertunda beberapa kali.

Seiring dengan semakin meningkatnya tekanan internasional dan domestik, pemerintah akhirnya berhasil merencanakan penyelenggaraan Pemilu 1955. Perencanaan Pemilu ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, partai politik, dan masyarakat umum. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Belanda dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memastikan pelaksanaan pemilu yang adil dan transparan.

Pemilu 1955 diadakan pada 29 September 1955 dengan partisipasi lebih dari 70% pemilih dari total 5,5 juta pemilih yang terdaftar. Perolehan suara dari hasil pemilu 1955 berhasil menghasilkan kemenangan bagi Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan memperoleh 22,3% suara, disusul oleh Masyumi (19,7%), Nahdlatul Ulama (NU) (18,4%), dan Partai Komunis Indonesia (PKI) (16,4%). Dengan demikian, hasil pemilu 1955 menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan demokrasi di Indonesia.

Pelaksanaan Pemilu 1955

Pemilu 1955 menjadi momen penting dalam sejarah politik Indonesia karena merupakan pemilihan umum pertama setelah kemerdekaan. Pemilu ini diadakan sebagai bagian dari kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar untuk menentukan bentuk negara Republik Indonesia yang merdeka. Pemilu dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955 dan merupakan pemilihan umum pertama di Indonesia yang melibatkan partai-partai politik.

Selama pelaksanaan Pemilu 1955, terdapat 29 partai politik yang ikut serta dalam kontestasi politik. Partai yang paling dominan saat itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Soekarno. Pemilu 1955 juga menjadi momentum bagi perempuan Indonesia untuk turut serta dalam proses politik, dimana terdapat 18 perempuan yang terpilih menjadi anggota parlemen.

Dalam perolehan suara, PNI berhasil mendominasi dengan meraih sekitar 23% suara, diikuti oleh Masyumi dengan 20% suara. Hasil Pemilu 1955 menunjukkan bahwa PNI berhasil memenangkan pemilu dan kemudian membentuk pemerintahan. Meskipun begitu, hasil pemilu 1955 ini juga menimbulkan polemik dan kontroversi terkait perolehan suara sehingga tidak semua partai politik menerima hasilnya dengan baik.

Hasil Pemilu 1955

Ilustrasi Pemilu Pilkada Pilpres (Freepik)
Ilustrasi Pemilu/Pilkada/Pilpres (Freepik)

Pemilu 1955 menjadi momen penting dalam sejarah politik Indonesia, karena merupakan pemilu pertama setelah kemerdekaan. Pemilu ini diselenggarakan untuk memilih anggota Konstituante yang akan menentukan bentuk negara Indonesia.

Hasil Pemilu 1955 menunjukkan perolehan suara yang cukup bervariasi antara partai-partai politik. Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Soekarno berhasil memenangkan pemilu dengan meraih 22,3% suara. Sementara itu, Masjumi yang merupakan partai Islam, meraih suara terbanyak kedua dengan 20,9%. Partai Komunis Indonesia (PKI) juga berhasil memperoleh suara signifikan, yaitu sebesar 16,4%.

Namun, hasil Pemilu 1955 juga menunjukkan ketegangan politik yang meningkat di antara partai-partai politik tersebut. Kontroversi muncul terkait dengan pembentukan pemerintahan yang akhirnya mengakibatkan pecahnya konflik antara partai politik yang berbeda ideologi.

Meskipun demikian, hasil Pemilu 1955 merupakan tonggak sejarah yang penting bagi proses demokratisasi di Indonesia. Pemilu ini menjadi landasan bagi pembentukan Konstituante yang pada akhirnya mempengaruhi perumusan UUD 1945 yang menjadi dasar hukum bagi negara Indonesia saat ini.

Perolehan Suara Partai yang Berpartisipasi dalam Pemilu 1955

Pada Pemilu 1955, terdapat sebanyak 29 partai politik yang berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut. Partai-partai yang ikut serta berasal dari berbagai spektrum ideologi, mulai dari kiri hingga kanan.

Hasil pemilihan pada waktu itu menunjukkan bahwa partai yang meraih suara terbanyak adalah PNI (Partai Nasional Indonesia) yang berhasil memperoleh 22.3% suara. Disusul oleh Masyumi dengan 20.9% suara dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan 18.4% suara. Sementara itu, partai-partai lainnya seperti PKI (Partai Komunis Indonesia), PSI (Partai Sosialis Indonesia), dan Parkindo (Partai Kristen Indonesia) juga berhasil meraih suara yang signifikan dalam pemilihan tersebut.

Hasil Pemilu 1955 menjadi penting karena merupakan pemilihan umum pertama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pemilu ini juga dikenal sebagai pemilu pertama di Indonesia yang diadakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil. Hasil Pemilu 1955 ini kemudian membentuk Konstituante yang akan menjadi penentu dasar negara Indonesia. Meskipun sempat terjadi konflik dan ketegangan politik pada saat itu, namun Pemilu 1955 tetap dianggap sebagai tonggak sejarah penting dalam perkembangan demokrasi di Indonesia.

Sejarah Pemilu di Indonesia

Ilustrasi Tinta Pemilu (Istimewa)
Ilustrasi Tinta Pemilu (Istimewa)

Pemilihan umum (Pemilu) pertama di Indonesia diselenggarakan pada tahun 1955 setelah kemerdekaan dari Belanda. Pemilu ini merupakan yang pertama setelah lebih dari satu abad kolonialisme Belanda di Indonesia. Dalam pemilu ini, rakyat Indonesia untuk pertama kalinya memiliki kesempatan untuk memilih wakil-wakil mereka dalam parlemen.

Proses pemilu dilaksanakan dengan sistem pemungutan suara langsung, di mana rakyat memilih perwakilan mereka dalam parlemen. Hasil pemilu ini memenangkan partai nasionalis Indonesia, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Sukarno.

Pemilu 1955 menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan demokrasi di Indonesia dan membuka jalan bagi perkembangan pemilu di masa depan. Dari waktu ke waktu, transisi politik di Indonesia memengaruhi penyelenggaraan pemilu, terutama setelah reformasi tahun 1998.

Hingga saat ini, pemilu di Indonesia diselenggarakan secara berkala setiap lima tahun sekali, dan menjadi proses penting dalam menentukan perwakilan rakyat dalam parlemen. Melalui pemilu, rakyat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin mereka dan turut aktif dalam pembangunan negara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya