Liputan6.com, Jakarta Kata sifat dalam bahasa Jepang memegang peran penting dalam memberikan deskripsi, baik terhadap benda maupun sifat-sifat yang melekat pada suatu objek. Dalam konteks bahasa Jepang, kata sifat tidak hanya berfungsi sebagai penjelas sifat suatu objek, tetapi juga sebagai predikat dalam kalimat.
Baca Juga
Advertisement
Pola kalimat dalam bahasa Jepang sering kali menempatkan kata sifat di depan kata benda yang diterangkan, sebuah struktur yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Konsep ini membawa pemahaman yang mendalam mengenai penggunaan dan penempatan kata sifat dalam kalimat. Dalam pembentukan kalimat, kata sifat dalam bahasa Jepang dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: i-Keiyoshi dan na-Keiyoshi.
Pentingnya penggunaan kata sifat dalam bahasa Jepang tidak hanya terletak pada penekanan sifat-sifat benda, tetapi juga dalam memberikan informasi yang mendetail mengenai karakteristik suatu objek. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap pola-pola pembentukan kalimat dan peran kata sifat dalam bahasa Jepang, kita dapat mengapresiasi kekayaan struktur bahasa yang unik.
Untuk penjelasan lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi seputar kata sifat dalam Bahasa Jepang pada Rabu (31/1).
Pengelompokan Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Kata sifat dalam bahasa Jepang disebut "けいようし" (Keiyoushi). Fungsi utama kata sifat adalah untuk memberikan deskripsi atau karakteristik pada suatu benda, orang, atau situasi. Dalam bahasa Jepang, kata sifat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu "i-Keiyoshi" dan "na-Keiyoshi," yang masing-masing memiliki ciri-ciri dan penggunaan tertentu.
1. i-Keiyoshi (い-けいようし)
Kata sifat i-Keiyoshi adalah kelompok kata sifat yang ciri-cirinya biasanya berakhir dengan huruf 'i'. Kelompok ini sering digunakan untuk menggambarkan keadaan benda atau situasi. Berikut beberapa contoh kata sifat i-Keiyoshi beserta artinya:
あつい (Atsui): Panas
Contoh Penggunaan: あついお茶 (Atsui ocha) - Teh panas
つめたい (Tsumetai): Dingin
Contoh Penggunaan: つめたい水 (Tsumetai mizu) - Air dingin
おもい (Omoi): Berat
Contoh Penggunaan: おもいかばん (Omoi kaban) - Tas berat
かるい (Karui): Ringan
Contoh Penggunaan: かるいぼうし (Karui boushi) - Topi ringan
2. na-Keiyoshi (な-けいようし)
Kata sifat na-Keiyoshi adalah kelompok kata sifat yang tidak memiliki akhiran 'i'. Kelompok ini sering digunakan untuk mendeskripsikan sifat atau karakteristik suatu benda atau situasi. Berikut beberapa contoh kata sifat na-Keiyoshi beserta artinya:
ふくざつ (Fukuzatsu): Rumit
Contoh Penggunaan: ふくざつな問題 (Fukuzatsu na mondai) - Masalah yang rumit
かんたん (Kantan): Sederhana
Contoh Penggunaan: かんたんなレシピ (Kantan na reshipi) - Resep yang sederhana
べんり (Benri): Praktis
Contoh Penggunaan: べんりなキッチンツール (Benri na kitchentouru) - Alat dapur yang praktis
ふべん (Fuben): Tidak Praktis
Contoh Penggunaan: ふべんなデザイン (Fuben na dezain) - Desain yang tidak praktis
Kata-kata sifat ini sering digunakan untuk memberikan deskripsi sifat atau karakteristik yang bersifat lebih abstrak, seperti keadaan, suasana, atau kualitas suatu objek.
Ketika menggunakan kata sifat dalam bahasa Jepang, pemilihan antara i-Keiyoshi dan na-Keiyoshi menjadi penting untuk menyampaikan makna dengan tepat. Pemahaman tentang perbedaan antara kedua kelompok kata sifat ini akan membantu Anda mengungkapkan ide atau nuansa yang diinginkan dalam berkomunikasi dalam bahasa Jepang.
Advertisement
Kata Sifat Sebagai Predikat
Dalam bahasa Jepang, kata sifat bisa berfungsi sebagai predikat yang menjelaskan subyek suatu kalimat. Umumnya, kata sifat ditempatkan di akhir kalimat. Ada dua kelompok kata sifat, yaitu i-Keiyoshi dan na-Keiyoshi, dan masing-masing memiliki pola pembentukan kalimat positif, negatif, dan tanya yang berbeda.
Kata Sifat 1 (i-Keiyoshi)
1. Bentuk Positif (+):
Kata sifat 1 ditambahkan dengan penutup "desu".
Contoh: あたらしい です (Atarashii desu) - Baru
2. Bentuk Negatif (-):
Akhiran 'i' berubah menjadi 'ku' + 'nai' + 'desu'.
Contoh: あたらしく ない です (Atarashiku nai desu) - Tidak baru
3. Bentuk Tanya (?):
Penutup "desu" ditambahkan dengan "ka".
Contoh: あたらしい ですか (Atarashii desu ka) - Apakah baru?
Contoh Kata Sifat 1:
ちいさい (Chiisai) - Kecil
Positif: ちいさい です (Chiisai desu)
Negatif: ちいさく ない です (Chiisaku nai desu)
Tanya: ちいさい ですか (Chiisai desu ka)
Kata Sifat 2 (na-Keiyoshi)
1. Bentuk Positif (+):
Kata sifat 2 ditambahkan dengan penutup "desu".
Contoh: しあわせ です (Shiawase desu) - Bahagia
2. Bentuk Negatif (-):
Tidak ada perubahan bentuk, hanya ditambahkan "ja" + "nai" + "desu".
Contoh: しあわせ じゃ ない です (Shiawase ja nai desu) - Tidak bahagia
3. Bentuk Tanya (?):
Penutup "desu" ditambahkan dengan "ka".
Contoh: しあわせ ですか (Shiawase desu ka) - Apakah bahagia?
Contoh Kata Sifat 2:
きれい (Kirei) - Cantik
Positif: きれい です (Kirei desu)
Negatif: きれい じゃ ない です (Kirei ja nai desu)
Tanya: きれい ですか (Kirei desu ka)
Dengan memahami pola pembentukan positif, negatif, dan tanya dari kedua kelompok kata sifat ini, Anda dapat lebih mudah mengonstruksi kalimat dalam bahasa Jepang dan menyampaikan makna dengan tepat sesuai konteks kalimatnya.
Kata Sifat Sebagai Penjelas Benda
Dalam bahasa Jepang, kata sifat tidak hanya digunakan untuk memberikan deskripsi pada suatu benda, tetapi juga untuk menjelaskan sifat kata benda. Uniknya, pola pembentukan kalimat dalam menjelaskan benda ini berbeda dengan pola yang biasa kita temui dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jepang, pola ini dapat dijelaskan dengan dua situasi, yaitu Menerangkan - Diterangkan (MD) dan Diterangkan - Menerangkan (DM).
Menerangkan - Diterangkan (MD)
Dalam pola ini, kata sifat diletakkan di depan kata benda untuk memberikan deskripsi sifat dari benda tersebut. Berikut adalah contoh pola kalimat MD:
1. やすい カメラ (Yasui kamera):
Kata sifat "やすい" (Yasui) berarti murah.
Kata benda "カメラ" (kamera) berarti kamera.
Artinya "Kamera yang murah."
2. たかい やま (Takai yama):
Kata sifat "たかい" (Takai) berarti tinggi.
Kata benda "やま" (yama) berarti gunung.
Artinya "Gunung yang tinggi."
3. にぎやかな まち (Nigiyaka na machi):
Kata sifat "にぎやかな" (Nigiyaka na) berarti ramai.
Kata benda "まち" (machi) berarti kota.
Artinya "Kota yang ramai."
Diterangkan - Menerangkan (DM)
Dalam pola ini, kata sifat diletakkan setelah kata benda dengan menggunakan partikel "が" (ga) untuk memberikan deskripsi sifat dari benda tersebut. Berikut adalah contoh pola kalimat DM:
1. へや が ひろい (Heya ga hiroi):
Kata benda "へや" (heya) berarti kamar.
Partikel "が" (ga) digunakan untuk menyambungkan kata benda dan kata sifat.
Kata sifat "ひろい" (hiroii) berarti luas.
Artinya "Kamarnya luas."
2. ひと が しんせつ (Hito ga shinsetsu):
Kata benda "ひと" (hito) berarti orang.
Partikel "が" (ga) digunakan untuk menyambungkan kata benda dan kata sifat.
Kata sifat "しんせつ" (shinsetsu) berarti ramah.
Artinya "Orangnya ramah."
3. りょうり が じょうず (Ryouri ga jouzu):
Kata benda "りょうり" (ryouri) berarti masakan.
Partikel "が" (ga) digunakan untuk menyambungkan kata benda dan kata sifat.
Kata sifat "じょうず" (jouzu) berarti jago atau jago masak.
Artinya "Masakannya jago/jago masak."
Dengan memahami pola-pola ini, Anda dapat lebih fleksibel dalam menyusun kalimat yang melibatkan kata sifat dan kata benda dalam bahasa Jepang, serta memahami perbedaan struktur kalimat dengan bahasa Indonesia.
Advertisement