Hari Imlek dan Tradisi Tahun Baru Cina yang Sering Dilakukan, Tidak Hanya Bagi-bagi Angpau

Hari Imlek atau Tahun Baru Cina merupakan salah satu perayaan yang paling penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.

oleh Husnul Abdi diperbarui 09 Feb 2024, 18:50 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2024, 18:50 WIB
Ilustrasi Imlek
Barongsai jadi salah satu tradisi dalam Imlek (dok.Pexels/Vladislav Vasnetsov)

Liputan6.com, Jakarta Hari Imlek atau Tahun Baru Cina merupakan salah satu perayaan yang paling penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Biasanya, perayaan ini disambut dengan berbagai tradisi khas yang sudah menjadi bagian dari budaya dan adat istiadat masyarakat Tionghoa. Salah satu tradisi yang paling sering dilakukan pada Hari Imlek adalah memberikan angpau atau amplop merah berisi uang kepada keluarga dan kerabat sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan di tahun yang baru.

Tradisi lain yang sering dilakukan pada Hari Imlek adalah membersihkan rumah dan melakukan pertunjukan barongsai dan liong. Membersihkan rumah dianggap sebagai simbol untuk mengusir energi negatif dan menyambut energi positif di tahun yang baru. Sementara pertunjukan barongsai dan liong diharapkan bisa membawa keberuntungan, kesuksesan, dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Selain itu, pada Hari Imlek juga sering dilakukan tradisi seperti makan makanan khas seperti ketupat, lumpia, dan juga makanan yang dicetak dalam bentuk uang logam untuk menarik keberuntungan. Selain itu, acara berkumpul bersama keluarga dan makan malam bersama juga merupakan bagian dari tradisi yang sering dilakukan pada Hari Imlek.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (9/2/2024) tentang hari Imlek.

1. Bagi-Bagi Angpau

Ilustrasi
Ilustrasi angpao Imlek. (dok. pexels/Angela Roma)

Tradisi bagi-bagi angpau adalah salah satu tradisi penting dalam perayaan hari Imlek. Angpau merupakan amplop berisi uang yang diberikan kepada anak-anak atau orang yang belum menikah. Tradisi ini dilakukan sebagai simbol keberuntungan dan memberikan harapan agar penerima angpau mendapatkan rezeki yang berlimpah dalam tahun yang baru.

Bagi para orang tua atau yang sudah menikah, memberikan angpau kepada anak-anak atau kerabat yang belum menikah juga dianggap sebagai bentuk dukungan dan doa agar mereka mendapatkan keberuntungan dalam berbagai hal, terutama dalam mencari jodoh.

Selain itu, bagi yang menerima angpau juga diharapkan untuk menerima dengan penuh rasa syukur dan menghormati tradisi ini dengan tidak membuka angpau di depan orang yang memberikannya. Sebagai tambahan, angpau juga dianggap sebagai hadiah yang diberikan sebagai tanda kasih sayang dan kepedulian antar sesama, sehingga tradisi ini memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Tionghoa.

Dengan demikian, bagi-bagi angpau menjadi salah satu tradisi yang sangat dinantikan dalam perayaan hari Imlek, karena selain memberikan keberuntungan, juga menjadi bentuk kepedulian dan rasa kasih sayang antar keluarga dan kerabat.

 

2. Pertunjukan Barongsai

Tradisi Imlek sering kali tidak lepas dari pertunjukan Barongsai yang spektakuler. Barongsai adalah representasi dari seekor singa yang dianggap membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat menurut kepercayaan Tionghoa. Pertunjukan Barongsai ini biasanya dilakukan dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek atau saat perayaan di berbagai acara kebudayaan.

Pertunjukan Barongsai melibatkan beberapa orang yang mengenakan kostum singa dengan warna-warna cerah dan alat musik tradisional Tionghoa seperti gong dan drum. Mereka menari dengan gerakan yang terkoordinasi dan tertata dengan indah, seolah-olah singa sedang menari. Ada juga tarian api yang menjadi bagian penting dari pertunjukan Barongsai, menambah kesan magis dan memukau bagi para penonton.

Tradisi Barongsai ini juga sering dihadirkan dalam berbagai acara seperti pernikahan, perayaan ulang tahun, atau pembukaan usaha baru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tradisi Barongsai dalam budaya Tionghoa dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan hari Imlek setiap tahunnya.

3. Petasan dan Kembang Api

Melihat Kemeriahan Perayaan Imlek di New York
Petasan dinyalakan sebagai tanda upacara perayaan Imlek dimulai di Chinatown, New York City (16/2). (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Tradisi Imlek juga identik dengan petasan dan kembang api yang digunakan untuk merayakan pergantian tahun baru China. Petasan merupakan mercon berbentuk tabung yang dinyalakan untuk mengeluarkan suara ledakan yang keras. Sedangkan kembang api adalah alat kembang api yang dinyalakan untuk menghasilkan cahaya dan warna yang indah di langit. Kedua tradisi ini diyakini mampu mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan serta kebahagiaan bagi masyarakat yang merayakannya.

Pada malam pergantian tahun, petasan dan kembang api sering kali digunakan secara massal di berbagai tempat, terutama di daerah dengan populasi Tionghoa yang cukup besar. Masyarakat merayakan dengan menyalakan petasan dan kembang api sebagai simbol penyambutan tahun baru yang penuh harapan dan kebahagiaan. Selain itu, petasan dan kembang api juga dianggap dapat memeriahkan suasana dan menarik perhatian orang-orang yang sedang merayakan hari Imlek.

Tradisi petasan dan kembang api memang telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan Imlek dan menjadi simbol kegembiraan dan harapan bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.

 

4. Kue Keranjang dan Hidangan Khas Imlek Lainnya

Hari Imlek adalah salah satu tradisi yang penuh dengan keberagaman budaya dan kuliner, termasuk dalam hidangan khas yang selalu disajikan saat perayaan Imlek. Salah satu hidangan khas yang sering dilakukan dalam tradisi Imlek adalah kue keranjang. Kue keranjang adalah kue yang terbuat dari tepung ketan, gula, dan bahan-bahan lainnya yang dimasak dalam wadah berbentuk bulat dan tinggi. Kue ini memiliki rasa manis dan lengket serta melambangkan keberuntungan dan keharmonisan dalam hidup.

Selain kue keranjang, hidangan khas Imlek lainnya yang sering disajikan adalah bakpao, pangsit, lumpia, dan juga beragam hidangan daging seperti ayam dan babi. Hal ini karena dalam tradisi Imlek, keberuntungan dan kekayaan diidentikkan dengan hidangan daging dan makanan yang lezat.

Tradisi makanan khas Imlek juga mengandung nilai-nilai filosofis dan kepercayaan, seperti melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Kue keranjang dan hidangan khas Imlek lainnya tidak hanya menjadi santapan lezat, namun juga memiliki makna mendalam dalam tradisi Imlek yang senantiasa dipertahankan dan dirayakan setiap tahunnya.

5. Warna Merah

[Fimela] Ilustrasi Perayaan Imlek
Ilustrasi Perayaan Imlek | unsplash.com/@carl_ibale

Tradisi warna merah memegang peranan penting dalam perayaan Imlek. Warna merah dianggap sebagai simbol keberuntungan, kegembiraan, dan keberhasilan dalam budaya Tionghoa. Selama perayaan hari Imlek, warna merah bisa ditemui di hampir setiap sudut, baik dalam dekorasi, pakaian, hiasan, dan lain sebagainya.

Para pengunjung diharapkan untuk mengenakan pakaian merah atau setidaknya memakai aksesori merah sebagai bentuk untuk merayakan dan menarik keberuntungan di tahun yang baru. Tak hanya itu, juga terdapat tradisi memberikan angpao, yaitu amplop berwarna merah berisi uang yang diberikan kepada anak-anak, kerabat, atau teman sebagai simbol keberuntungan dan kekayaan.

Warna merah juga dominan di dalam dekorasi, dengan lampion dan hiasan-hiasan merah yang menghiasi rumah-rumah, toko-toko, dan jalanan. Bahkan, terdapat tradisi meletakkan dekorasi merah di pintu masuk rumah untuk menolak energi negatif dan membawa keberuntungan selama perayaan Imlek.

Dengan begitu, warna merah memiliki peran yang penting dalam tradisi Imlek, mengandung makna keberuntungan, kegembiraan, dan keberhasilan dalam menyambut tahun yang baru.

 

6. Bersih-Bersih Rumah

Bersih-bersih rumah adalah salah satu tradisi penting dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Tradisi ini dilakukan beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek untuk membersihkan dan membersihkan rumah dari energi negatif yang mengendap selama setahun. Selain itu, membersihkan rumah juga dianggap sebagai simbol persiapan untuk menerima keberuntungan dan keberkahan di tahun yang baru.

Dalam tradisi ini, seluruh anggota keluarga bekerja sama untuk membersihkan setiap sudut rumah secara menyeluruh. Mulai dari menyapu, menyiram, dan mengatur ulang perabotan rumah tangga. Tak hanya membersihkan, dalam tradisi bersih-bersih rumah ini juga biasanya dilakukan perbaikan kecil, seperti mengecat ulang dinding atau memperbaiki barang-barang yang rusak.

Selain membersihkan rumah, tradisi ini juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, serta mempersiapkan diri untuk menerima tamu dan menjalani momen hari Imlek dengan kemakmuran. Bersih-bersih rumah juga dianggap sebagai cara untuk membuang sial dan membawa keberuntungan di tahun yang baru. Tradisi ini juga menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga dan meningkatkan kebersamaan.

7. Dekorasi Rumah

aneka olahan kue keranjang
Semua bermula dari kue keranjang seperti ini sebagai bahan dasar. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Imlek adalah perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu tradisi yang sering dilakukan selama perayaan Imlek adalah dekorasi rumah. Dekorasi rumah menjadi bagian yang sangat penting dalam menyambut Tahun Baru Imlek.

Rumah-rumah dihias dengan warna merah yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Ornamen-ornamen yang digunakan juga memiliki makna simbolis, seperti jeruk yang melambangkan keberuntungan, serta lentera merah yang melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan. Selain itu, potongan-potongan kertas berwarna merah dengan tulisan-tulisan pengharapan juga digunakan sebagai dekorasi.

Dekorasi rumah yang kaya dengan warna merah, emas, dan ornamen-ornamen khas Imlek tidak hanya menjadi bagian dari perayaan, tetapi juga diyakini membawa keberuntungan bagi penghuninya. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Imlek. Semangat tradisi ini juga semakin berkembang di Indonesia, di mana masyarakat non-Tionghoa juga ikut merayakan hari Imlek dengan menghias rumah mereka.

 

8. Membaca Ramalan Shio

Membaca ramalan Shio merupakan salah satu tradisi yang sering dilakukan dalam perayaan Imlek. Ramalan Shio ini berdasarkan pada kisah legenda di Tiongkok kuno yang menceritakan bahwa Dewa Zodiac memberikan 12 hewan kepada Manusia sebagai lambang waktu. Setiap tahun diwakili oleh satu hewan, dan orang-orang percaya bahwa seseorang akan mengalami nasib baik atau buruk berdasarkan pada Shio mereka pada saat itu.

Dalam tradisi Imlek, banyak orang membaca ramalan Shio untuk mengetahui bagaimana nasib dan keberuntungan mereka di tahun yang akan datang. Biasanya, mereka akan mencari tahu prediksi yang diberikan berdasarkan Shio mereka, seperti prediksi keuangan, kesehatan, dan hubungan.

Tradisi membaca ramalan Shio ini tidak hanya dilakukan di Tiongkok, namun juga di beberapa negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia, membaca ramalan Shio merupakan hal yang penting dan sering kali dilakukan saat hari Imlek sebagai panduan untuk menghadapi tahun baru.

9. Kumpul Bersama Keluarga

Ilustrasi Imlek
Ilustrasi Imlek (dok. pexels)

Tradisi kumpul bersama keluarga adalah salah satu tradisi penting yang selalu dilakukan dalam merayakan Imlek. Di hari Imlek, keluarga dari berbagai tempat akan berkumpul bersama untuk merayakan tahun baru Cina. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan melakukan makan malam bersama, saling berbagi cerita, dan memberikan ucapan selamat tahun baru.

Kumpul bersama keluarga juga menjadi momen yang sangat penting untuk menyatukan keluarga yang mungkin terpisah jarak dan waktu. Selain itu, tradisi kumpul bersama keluarga di hari Imlek juga dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan sosial antaranggota keluarga.

Tidak hanya itu, kumpul bersama keluarga juga menjadi momen untuk merayakan kesuksesan dan kebahagiaan bersama. Kegiatan ini juga dianggap sebagai cara untuk menarik keberuntungan dan keberkahan di tahun yang baru.

Dengan adanya tradisi kumpul bersama keluarga di hari Imlek, maka hubungan keluarga bisa semakin erat dan harmonis. Akan sangat disayangkan jika tradisi ini tidak dilakukan, karena kumpul bersama keluarga merupakan salah satu momen yang sangat istimewa dalam merayakan Imlek.

 

10. Sembahyang terhadap Leluhur

Tradisi Imlek yang sering dilakukan adalah sembahyang terhadap leluhur. Sembahyang ini dilakukan sebagai ungkapan penghormatan dan rasa syukur kepada leluhur atas segala jasa dan pengorbanan yang telah diberikan. Sembahyang terhadap leluhur dilakukan dengan cara menyalakan dupa dan membakar uang kertas sebagai simbol pengorbanan. Selain itu, makanan dan minuman juga dipersembahkan sebagai tanda rasa hormat.

Sembahyang terhadap leluhur dianggap penting dalam budaya Tionghoa karena meyakini bahwa leluhur memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan sembahyang, diharapkan agar leluhur dapat memberikan perlindungan dan keberuntungan bagi keturunan yang masih hidup. Tradisi ini juga menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga dan mempererat hubungan antar anggota keluarga.

Sembahyang terhadap leluhur menjadi bagian integral dalam perayaan Imlek dan tetap dilestarikan dari generasi ke generasi sebagai bentuk kepercayaan dan penghormatan terhadap leluhur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya