Prinsip-Prinsip Pemilu yang Wajib Ditaati Pemilih, Terbuka dan Berkepastian Hukum

Prinsip-prinsip pemilu yang wajib ditaati saat melangsungkan pesta demokrasi adalah jujur, terbuka, akuntabel hingga berkepastian hukum.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 15 Feb 2024, 19:49 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 19:05 WIB
Ilustrasi pemilu, pemilihan, vote
Ilustrasi pemilu, pemilihan, vote. (Image by macrovector on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Pemilihan umum merupakan salah satu aspek paling penting dalam sebuah negara demokratis. Di Indonesia terdapat 11 prinsip penyelenggaraan pemilihan umum yang wajib ditaati oleh masyarakat, saat melakukan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip pemilu ini kemudian menjadi pedoman utama, dalam melaksanakan setiap proses baik itu pemilu legislatif hingga presiden.

Salah satu prinsip-prinsip pemilu yang harus ditaati, adalah prinsip keadilan dan kesetaraan. Artinya, setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam proses pemilihan umum, tanpa ada diskriminasi atas dasar apapun. Tidak hanya itu, transparansi dan akuntabilitas juga menjadi prinsip utama dalam penyelenggaraan pemilu.

Proses pemilu haruslah transparan dan dapat dipertanggungjawabkan oleh penyelenggara, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap hasil pemilu. Prinsip-prinsip pemilu ini wajib dipahami dan ditaati oleh masyarakat, sebagai bentuk partisipasi aktif dalam pesta demokrasi. Dengan mematuhi prinsip-prinsip tersebut, diharapkan pemilu di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan adil.

Berikut ini prinsip-prinsip pemilu di Indonesia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (15/2/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Prinsip Pemilu

Ilustrasi pemilu
Tata cara pemilu 2019. (Foto: merdeka.com)

1. Mandiri

Pemilihan umum (Pemilu) adalah momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Saat melakukan pesta demokrasi, masyarakat diwajibkan untuk mematuhi prinsip-prinsip pemilu. Prinsip pertama yang harus ditaati adalah prinsip mandiri. Artinya, masyarakat harus mampu membuat keputusan politik secara independen tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Masyarakat juga harus mampu memilih calon pemimpin berdasarkan keyakinan, kepercayaan dan keinginan sendiri, bukan karena terintimidasi atau terpengaruh oleh pihak lain. Prinsip ini menjadi dasar penting, dalam memastikan bahwa hasil pemilu merupakan cerminan dari kehendak rakyat secara bebas dan adil. Dengan memahami dan mengikuti prinsip mandiri ini, masyarakat diharapkan dapat menjaga integritas pemilu dan ikut serta dalam proses demokrasi, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Sehingga, pemilu dapat berjalan dengan lancar, damai, dan demokratis.

2. Proporsional

Prinsip-prinsip pemilu di Indonesia selanjutnya yang wajib ditaati oleh masyarakat, saat melakukan pesta demokrasi adalah proporsional. Proporsionalitas dalam pemilu, mengacu pada pembagian kursi parlemen berdasarkan jumlah suara yang diperoleh oleh masing-masing partai politik. Hal ini berarti, semakin banyak suara yang diperoleh oleh suatu partai politik, semakin banyak juga kursi parlemen yang akan mereka dapatkan.

Prinsip proporsionalitas ini bertujuan, untuk memastikan representasi yang adil bagi setiap partai politik di parlemen, sesuai dengan dukungan yang mereka terima dari masyarakat. Dengan demikian, masyarakat diharapkan untuk memberikan suara secara proporsional, sesuai dengan keyakinan dan pilihan politik mereka. Dengan mematuhi prinsip proporsionalitas dalam pemilu, masyarakat dapat memastikan bahwa suara mereka benar-benar terwakili di parlemen, dan bahwa pesta demokrasi berjalan secara adil dan transparan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami dan menghormati prinsip proporsionalitas ini saat melakukan pemilihan umum di Indonesia.

3. Jujur

Salah satu prinsip yang wajib ditaati adalah prinsip kejujuran. Kejujuran dalam pemilu berarti melaksanakan proses pemilihan secara adil dan tidak curang. Dalam pemilu, setiap masyarakat memiliki hak untuk memilih pemimpin yang dianggap baik dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, jujur dalam proses pemilu sangatlah penting. Menyebar informasi yang salah atau menipu dalam proses pemilihan adalah pelanggaran terhadap prinsip kejujuran dalam pemilu.

Masyarakat harus berkomitmen untuk menjunjung tinggi prinsip kejujuran dalam pemilu. Hal ini penting agar proses pemilihan dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya dapat dipercaya. Dengan menjunjung kejujuran dalam pemilu, kita dapat memastikan bahwa pemimpin yang terpilih adalah hasil dari keputusan yang benar dan adil. Mari bersama-sama menjaga kejujuran dalam pemilu demi masa depan yang lebih baik.

4. Profesional

Prinsip utama dalam pemilu adalah netralitas, di mana setiap individu harus memilih calon pemimpin berdasarkan keyakinan dan keinginan pribadi tanpa adanya tekanan dari pihak lain. Selain itu, prinsip transparansi juga harus dijunjung tinggi. Masyarakat berhak untuk mengetahui seluruh proses pemilu, mulai dari proses pemilihan hingga perhitungan suara. Prinsip ini juga mencakup hak-hak untuk mengawasi proses pemilu secara langsung.

Pentingnya prinsip profesionalitas juga tak boleh dilupakan. Setiap elemen yang terlibat dalam pemilu, baik itu penyelenggara, peserta, maupun pemilih, harus menjalankan tugasnya dengan profesional dan tanpa adanya tendensi politik atau kepentingan pribadi. Dengan mentaati prinsip-prinsip ini, diharapkan pemilu di Indonesia akan berjalan dengan adil, bebas, dan berintegritas serta mampu menciptakan pemimpin yang dikehendaki oleh masyarakat.

5. Adil

Prinsip-prinsip pemilu di Indonesia berikutnya adalah keadilan atau adil. Artinya, setiap warga negara berhak untuk memilih dan dipilih tanpa pandang bulu, diskriminasi, atau tekanan dari pihak manapun. Pada saat pemilihan umum, semua pihak yang terlibat dalam proses pemilu harus memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk menyalurkan hak pilihnya. Tidak ada campur tangan atau intervensi yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan.

Masyarakat juga diharapkan untuk tidak terpengaruh oleh isu-isu yang bersifat diskriminatif, atau memihak kepada salah satu kandidat. Masing-masing pemilih harus mampu memilih berdasarkan keyakinan dan kepercayaan pribadi, tanpa tekanan dari pihak manapun. Dengan menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam pemilu, diharapkan hasil pemilihan dapat mencerminkan kehendak rakyat secara adil dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mematuhi prinsip-prinsip tersebut demi kelangsungan demokrasi di Indonesia.

6. Akuntabel

Akuntabilitas mengacu pada kewajiban bagi setiap peserta pemilu, baik itu calon, partai politik, maupun masyarakat, untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang mereka ambil dalam proses pemilu. Hal ini mencakup transparansi dalam pembiayaan kampanye, pemberian informasi yang jujur dan akurat kepada pemilih, serta keterbukaan dalam menghadapi sengketa atau pelanggaran pemilu.  Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga akuntabilitas pada pemilu.

Masyarakat memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban kepada para calon dan partai politik, atas program dan janji-janji politik yang mereka sampaikan. Selain itu, masyarakat juga memiliki hak untuk melaporkan pelanggaran pemilu yang terjadi. Dengan menjunjung prinsip akuntabilitas, diharapkan pesta demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan lebih adil, transparan, dan berintegritas. 


7. Berkepastian Hukum

Ilustrasi Kampanye Pemilu Pilkada Pilpres (Freepik/Rawpixel)
Ilustrasi kampanye. (Freepik/Rawpixel)

Prinsip-prinsip pemilu di Indonesia yang wajib dipatuhi adalah berkepastian hukum. Hal ini mengacu pada perlunya adanya kejelasan dan kepastian dalam semua proses pemilu, mulai dari tahapan pendaftaran calon, kampanye, hingga proses perhitungan suara. Dalam konteks ini, masyarakat diharapkan untuk patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dengan adanya kepastian hukum, diharapkan pemilu dapat berjalan secara adil, transparan, dan tanpa adanya kecurangan. Selain itu, masyarakat juga harus memahami bahwa melanggar aturan yang telah ditetapkan dapat berdampak buruk bagi proses pemilu dan juga bagi negara. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat dalam mematuhi prinsip berkepastian hukum sangatlah penting, untuk menjaga keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Sehingga, pemilu dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan pemimpin yang dipilih secara sah dan demokratis.

8. Efektif

Salah satu prinsip yang harus ditaati oleh masyarakat adalah kepatuhan terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pemilu. Ini termasuk mematuhi jadwal pemilu, prosedur pemungutan suara, dan aturan kampanye. Ketaatan terhadap aturan ini akan memastikan bahwa pemilu berjalan efektif dan tanpa hambatan. Selain itu, partisipasi aktif dalam proses pemilu juga merupakan prinsip yang sangat penting. Masyarakat harus memanfaatkan hak pilihnya dengan bertanggung jawab, dan turut serta dalam memantau jalannya pemilu untuk memastikan keadilan dan transparansi.

9. Tertib

Prinsip-prinsip pemilu di Indonesia berikutnya adalah tertib. Tertib dalam pemilu mencakup segala hal, mulai dari antrian saat mencoblos, penggunaan hak suara sesuai dengan aturan yang berlaku, hingga menjaga ketertiban di lingkungan sekitar tempat pemungutan suara. Masyarakat diharapkan dapat mentaati aturan yang telah ditetapkan demi terciptanya pesta demokrasi yang aman, damai dan adil. Tertib dalam pemilu juga mencakup penghormatan terhadap hak-hak orang lain, menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan tempat pemungutan suara, serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu jalannya pemilu. Dengan mentaati prinsip tertib dalam pelaksanaan pemilu, masyarakat dapat turut serta menciptakan pesta demokrasi yang berjalan lancar dan aman bagi semua pihak. 

10. Efisien

Efisiensi dalam pemilu sangat penting, untuk memastikan bahwa proses pemilihan umum dapat berjalan dengan lancar dan tidak memakan waktu yang lama. Masyarakat diharapkan untuk melakukan proses pemilihan dengan cepat dan efisien, agar tidak mengganggu jadwal dan proses pemilu yang sudah ditentukan. Selain itu, efisiensi juga berarti masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memperlambat atau menghambat proses pemilihan umum. Hal ini termasuk dalam memahami tata cara memilih, antri dengan tertib dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat memengaruhi proses pemilihan.

11. Terbuka

Dalam melaksanakan pemilu, terdapat prinsip-prinsip yang wajib ditaati oleh masyarakat. Salah satunya adalah prinsip terbuka, di mana mengamanatkan bahwa proses pemilu harus dilakukan secara terbuka dan transparan. Terbuka ini menekankan pentingnya keterbukaan informasi dan partisipasi aktif masyarakat dalam seluruh tahapan pemilu, mulai dari tahap pendaftaran calon, kampanye, hingga proses penghitungan suara.

Dengan begitu, masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai calon-calon yang akan dipilih serta memastikan bahwa proses pemilu berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketika prinsip ini diabaikan, dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu dan berpotensi memicu ketegangan politik di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, termasuk penyelenggara pemilu, peserta pemilu dan masyarakat untuk patuh pada prinsip yang ada.


Tujuan Pemilu

Ilustrasi vote, memilih, pemilu
Ilustrasi vote, memilih, pemilu. (Image by storyset on Freepik)

Mengutip informasi yang tersedia di laman KPU Kota Tangerang, pelaksanaan pemilu memiliki lima tujuan utama, yang secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Implementasi Kedaulatan Rakyat

Pemilu dianggap sebagai suatu bentuk implementasi kedaulatan rakyat. Prinsip kedaulatan yang melekat pada rakyat menunjukkan bahwa rakyat memiliki peran penting dalam menentukan arah pemerintahan. Dalam konteks ini, pemilu menjadi sarana di mana rakyat dapat menunjukkan hak pilihnya, memilih wakil-wakilnya, yang selanjutnya akan memiliki peran dalam memegang kendali pemerintahan.

2. Sarana Membentuk Perwakilan Politik

Pemilu berperan sebagai alat untuk membentuk perwakilan politik. Dalam proses ini, rakyat memiliki kesempatan untuk memilih wakil-wakilnya yang dianggap mampu menyuarakan aspirasi dan kepentingan mereka. Tingkat kualitas pemilu diukur dari sejauh mana perwakilan rakyat yang terpilih dapat memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat.

3. Penggantian Pemimpin secara Konstitusional

Pemilu memegang peran penting dalam mengukuhkan pemerintahan yang sedang berlangsung atau memfasilitasi perubahan dalam bentuk reformasi pemerintahan. Melalui pemilu, pemerintahan yang aspiratif dapat memperoleh kembali kepercayaan rakyat, sementara pemerintahan yang tidak mendapat dukungan dapat digantikan.

4. Pemberian Legitimasi kepada Pemimpin Politik

Partisipasi dalam pemilu memberikan suara dan mandat rakyat kepada pemimpin yang terpilih, memberikan legitimasi politik kepada pemerintahan. Pemimpin politik yang menerima dukungan melalui pemilu dianggap memiliki dasar kuat dalam menjalankan roda pemerintahan.

5. Sarana Partisipasi Politik Masyarakat

Pemilu menjadi alat bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam menentukan kebijakan publik. Dukungan kepada kontestan dengan program aspiratif memberikan mandat kepada mereka untuk merealisasikan janji-janji mereka ketika memimpin pemerintahan. Secara keseluruhan, tujuan pemilu adalah untuk menyaring pemimpin pemerintahan, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif, dan membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, serta mendapatkan dukungan rakyat untuk mencapai tujuan nasional sesuai dengan UUD 1945.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya