Kenali Gejala Depresi Ringan yang Masih Sering Diabaikan, Waspadai Sejak Dini

Gejala yang ditimbulkan penderita depresi ringan ini adalah sedih dan kecewa yang tiba-tiba muncul.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 05 Jun 2024, 14:27 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2024, 12:00 WIB
Kenali Gejala Depresi Ringan yang Masih Sering Diabaikan, Waspadai Sejak Dini
Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta, terluka. (Photo by Joshua Rawson-Harris on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Merasa sedih maupun kecewa dari waktu ke waktu merupakan hal yang wajar terjadi oleh seseorang. Hal ini bisa jadi anda sedang mengalami depresi ringan. Depresi ringan adalah kondisi tersendiri yang harus ditangani dengan hati-hati.

Selain menimbulkan perasaan sedih secara umum, depresi ringan diketahui menyebabkan perasaan putus asa yang tak kunjung hilang. Gejala yang ditimbulkan penderita depresi ringan ini masih sering diabaikan, mulai dari sedih dan kecewa yang tiba-tiba muncul.

Meskipun terbilang jenis depresi yang masih tahap awal, namun dengan mengenali gejala depresi ringan ini, maka anda akan bisa menanganinya ledih dini. Dengan begitu, kesehatan mental anda akan tetap terjaga.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai gejala depresi ringan yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (26/4/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gejala Depresi Ringan

Kenali Gejala Depresi Ringan yang Masih Sering Diabaikan, Waspadai Sejak Dini
Ilustrasi depresi, stres, social anxiety disorder. (Photo by Liza Summer: https://www.pexels.com/photo/unrecognizable-upset-lady-embracing-knees-sitting-on-chair-6382642/)

Dikutip dari laman Healthline, depresi ringan melibatkan lebih dari sekedar perasaan sedih sementara. Gejala depresi ringan ini dapat berlangsung selama berhari-hari dan cukup terlihat sehingga mengganggu aktivitas anda sehari-hari. Depresi ringan dapat menyebabkan, yakni:

  1. Mudah tersinggung atau marah
  2. Adanya rasa keputusasan
  3. Timbul perasaan bersalah dan putus asa
  4. Membenci diri sendiri
  5. Hilangnya minat pada aktivitas yang pernah Anda sukai atau nikmati
  6. Kesulitan berkonsentrasi saat bekerja
  7. Kurangnya motivasi
  8. Tiba-tiba tidak tertarik bersosialisasi
  9. Rasa sakit dan nyeri yang tampaknya tidak ada penyebab langsungnya atau muncul secara tiba-tiba.
  10. Kantuk dan kelelahan di siang hari
  11. Insomnia
  12. Perubahan nafsu makan yang signifikan
  13. Perubahan berat badan atau penurunan berat badan
  14. Perilaku sembrono, seperti penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, atau perjudian

Jika gejala Anda menetap hampir sepanjang hari, rata-rata empat hari seminggu selama dua tahun, kemungkinan besar Anda didiagnosis menderita gangguan depresi persisten. Kondisi ini disebut juga dengan distimia.

Meskipun depresi ringan terlihat jelas, namun depresi ini merupakan depresi yang paling sulit didiagnosis. Sangat mudah untuk mengabaikan gejalanya dan menghindari mendiskusikannya dengan dokter Anda.

Meskipun terdapat tantangan dalam diagnosis, depresi ringan adalah yang paling mudah diobati. Perubahan gaya hidup tertentu dapat meningkatkan kadar serotonin di otak, yang dapat membantu melawan gejala depresi ringan ini.


Cara Mengatasi Depresi Ringan

Kenali Gejala Depresi Ringan yang Masih Sering Diabaikan, Waspadai Sejak Dini
Ilustrasi Aktivitas Yoga Credit: pexels.com/Karolina

Seperti yang telah dijelaskan di atas, cara mengatasi depresi ringan adalah dengan merubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang bermanfaat meliputi:

  1. Berolahraga setiap hari.
  2. Mengikuti jadwal tidur.
  3. Makan makanan seimbang yang kaya buah-buahan dan sayuran.
  4. Berlatih yoga atau meditasi.
  5. Melakukan aktivitas yang mengurangi stres, seperti membuat jurnal, membaca, atau mendengarkan musik.
  6. Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
  7. Pastikan untuk meminum obat yang dokter resepkan dengan benar, dan sesuai dosis. Jangan lupa beri tahu dokter tentang suplemen atau obat-obatan apapun yang sedang kamu konsumsi, termasuk obat herbal.
  8. Temukan hal-hal untuk dilakukan yang kamu sukai.
  9. Jangan ragu melakukan terapi untuk mengatasi kondisi ini.
  10. Carilah teman-teman yang positif, suportif, dan menunjukkan bahwa mereka peduli pada kamu.

Perawatan lain untuk depresi ringan termasuk pengobatan alternatif, seperti mengonsumsi St. John's Wort dan suplemen melatonin. Namun, suplemen dapat mengganggu pengobatan tertentu. Pastikan untuk bertanya kepada dokter Anda sebelum mengonsumsi suplemen apapun untuk depresi.

Kelas antidepresan yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat digunakan dalam beberapa kasus. Namun, cara ini cenderung lebih efektif pada orang dengan bentuk depresi yang lebih parah. Depresi yang berulang cenderung memberikan respons yang lebih baik terhadap perubahan gaya hidup dan bentuk terapi bicara, seperti psikoterapi, dibandingkan pengobatan.

Meskipun perawatan medis mungkin tidak diperlukan, depresi ringan belum tentu hilang dengan sendirinya. Faktanya, jika dibiarkan, depresi ringan bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih parah. Untuk itu, jika anda sudah mengalami gejala depresi ringan segeralah berkonsultasi dengan dokter.


Mengenal Gejala Depresi Sedang dan Parah

Kenali Gejala Depresi Ringan yang Masih Sering Diabaikan, Waspadai Sejak Dini
Ilustrasi Depresi Credit: freepik.com

Seperti yang telah dijelaskan di atas, apabila gejala ringan tidak langsung diobati maka akan berkembang menjadi depresi sedang hingga parah. Dalam hal tingkat keparahan gejala, depresi sedang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari kasus ringan. Depresi sedang dan ringan memiliki gejala serupa. Selain itu, depresi sedang dapat menyebabkan:

  1. Masalah dengan harga diri
  2. Produktivitas berkurang
  3. Perasaan tidak berharga
  4. Peningkatan sensitivitas
  5. Kekhawatiran yang berlebihan

Perbedaan terbesarnya adalah gejala depresi sedang cukup parah sehingga menimbulkan masalah di rumah dan di tempat kerja. Anda mungkin juga menemukan kesulitan yang signifikan dalam kehidupan sosial Anda.

Depresi sedang lebih mudah didiagnosis dibandingkan kasus ringan karena gejalanya berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari Anda. Namun, kunci diagnosisnya adalah memastikan Anda berbicara dengan dokter tentang gejala yang Anda alami.

SSRI, seperti sertraline (Zoloft) atau paroxetine (Paxil), mungkin diresepkan. Obat-obatan ini memerlukan waktu hingga enam minggu untuk memberikan efek penuh. Terapi perilaku kognitif (CBT) juga digunakan pada beberapa kasus depresi sedang.

Sedangkan untuk depresi berat (mayor) gejalanya lebih parah dan terlihat jelas, bahkan oleh orang yang Anda cintai. Periode depresi berat berlangsung rata-rata enam bulan atau lebih. Terkadang depresi berat bisa hilang setelah beberapa saat, namun bisa juga berulang pada beberapa orang.

Diagnosis sangat penting terutama pada depresi berat, dan bahkan mungkin memerlukan waktu yang sensitif. Bentuk depresi berat juga dapat menyebabkan:

  1. Delusi
  2. Perasaan pingsan
  3. Halusinasi
  4. Pikiran atau perilaku bunuh diri

Depresi berat memerlukan penanganan medis sesegera mungkin. Dokter Anda kemungkinan besar akan merekomendasikan SSRI dan beberapa bentuk terapi bicara untuk menanganinya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya