Liputan6.com, Jakarta - Memahami doa haji mabrur sangat penting bagi umat Islam yang menunaikan ibadah haji. Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT dan membawa perubahan positif bagi diri pelaksana serta bermanfaat bagi orang lain. Melansir dari Kementerian Agama RI, doa ini sebaiknya dibaca selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, seperti saat berdoa di Arafah, melakukan sa'i, atau melempar jumrah.
Haji mabrur bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Menurut Kemenag RI, haji yang mabrur adalah haji yang diterima Allah dan menghasilkan peningkatan dalam pelaksanaan ibadah pribadi serta hubungan sosial yang lebih baik. Membaca doa haji mabrur, baik dalam bahasa Arab, Latin, maupun terjemahannya, membantu jamaah mengingat tujuan mulia dari ibadah haji ini.
Advertisement
Baca Juga
Mengetahui ciri-ciri haji mabrur juga penting agar jamaah bisa menilai diri dan terus berusaha memperbaiki diri. Ciri-ciri ini meliputi peningkatan dalam pelaksanaan ibadah, kualitas hubungan sosial, dan solidaritas sosial. Memahami dan mengamalkan doa haji mabrur, jemaah haji diharapkan dapat mencapai haji yang mabrur dan mendapatkan berkah yang maksimal dari Allah SWT.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang doa haji mabrur Arab, latin, dan arti yang dimaksudkan, Rabu (15/5/2024).
Doa Haji Mabrur
Doa Haji Mabrur Pendek
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِينِ وَرِضًا لِلَّرْحْمَنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْياً مَشْكُورًا
Latin: Bismillaahi wallahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani allhummaj'al hajjan mabruuran wa sa'yan masykuuran.
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, kutukan bagi segala setan dan ridha bagi Allah Yang Maha Pengasih, Ya Allah Tuhanku, jadikanlah hajiku ini haji yang mabrur dan sa'i yang diterima."
Doa Haji Mabrur Panjang
اللهم اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا، وَعُمْرَةَنَا عُمْرَةً مَبْرُوْرًا، وَسَعْيَنَا سَعْيًا مَشْكُوْرًا، وَذَنْبَنَا ذَنْبًا مَغْفُوْرًا، وَعَمَلَنَا عَمَلًا صَالِحًا مَقْبُوْلًا، وَتِجَارَةَنَا تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ، يَا عَالِمَ مَا فِى الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ.
Latin: Allahumaj'al hajjana hajjan mabruura, wa 'umratan 'umratan mabruura wasa'yanaa sa'yan masykuuraa wa dzanban dzanban maghfuura wa 'amalanaa 'amalan shaalihan maqbuulaa wa tijaaratan lan tabuura yaa 'aalima maa fish shudur akhrijnaa minadh dhulumaati ilan nuur.
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah haji kami haji yang mabrur (baik dan diterima), umrah kami umrah yang mabrur, sa'i kami sa'i yang disyukuri, doa kami dosa yang diampuni, amal kami amal shaleh yang diterima dan perdagangan kami perdagangan yang tidak merugi, wahai Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang ada dalam dada, keluarkanlah kami dari kedzaliman menuju cahaya (keimanan)."
Dalam rangkaian manasik haji, membaca doa haji mabrur memiliki makna dan nilai spiritual yang sangat penting. Doa ini sebaiknya dibaca pada saat melakukan berbagai ritual haji, seperti saat melempar jumrah, melakukan tawaf, dan sa'i. Membaca doa ini di saat-saat tersebut diyakini dapat membantu memperkuat niat dan harapan jamaah agar ibadah hajinya diterima oleh Allah SWT sebagai haji yang mabrur.
Doa haji mabrur penting untuk dibaca karena mengandung permohonan kepada Allah SWT agar seluruh rangkaian ibadah haji diterima dan mendapatkan berkah. Sebagaimana yang dikutip dari buku "Doa dan Zikir Manasik Haji dan Umrah" oleh Kemenag RI, doa ini mengajarkan untuk selalu berserah diri dan memohon pertolongan Allah SWT dalam menjalankan ibadah haji.
Doa tersebut juga mengingatkan jamaah haji akan tujuan utama dari perjalanan spiritual ini, yaitu mendapatkan ridha Allah SWT dan menjadi hamba yang lebih baik.
Advertisement
Makna Doa Haji Mabrur
Makna dari doa haji mabrur sangat mendalam.
Dalam doa pertama, "Bismillaahi wallahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani allhummaj'al hajjan mabruuran wa sa'yan masykuuran," artinya adalah memohon kepada Allah SWT agar ibadah haji dan sa'i kita diterima serta dijauhkan dari godaan setan.
Doa tersebut menegaskan bahwa semua ibadah yang dilakukan harus ditujukan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT, bukan untuk kepentingan duniawi semata.
Doa haji mabrur kedua, "Allahumaj'al hajjana hajjan mabruura, wa 'umratan 'umratan mabruura wasa'yanaa sa'yan masykuuraa wa dzanban dzanban maghfuura wa 'amalanaa 'amalan shaalihan maqbuulaa wa tijaaratan lan tabuura yaa 'aalima maa fish shudur akhrijnaa minadh dhulumaati ilan nuur," mengandung permohonan yang lebih luas.
Doa ini tidak hanya meminta agar haji dan umrah diterima, tetapi juga agar semua amal ibadah, termasuk perdagangan, menjadi berkah dan tidak merugi. Doa ini juga meminta pengampunan dosa dan petunjuk menuju cahaya keimanan, yang mencerminkan keinginan untuk hidup dalam ketaatan dan menjauhi segala bentuk kedzaliman.
Membaca doa haji mabrur, baik saat menjalankan ritual maupun dalam keseharian, mengingatkan pada pentingnya keikhlasan dan kesungguhan dalam beribadah. Menghayati dan mengamalkan doa ini, jamaah haji diharapkan dapat mencapai haji yang mabrur, yaitu haji yang diterima oleh Allah SWT, memberikan perubahan positif dalam hidup, dan membawa berkah yang melimpah.
Ciri-Ciri Haji Mabrur
Ini ciri-ciri haji mabrur merangkum dari situs website resmi Kemenag RI dan buku berjudul "Panduan Pelestarian Haji Mabrur" yang diterbitkan oleh Kemenag RI:
1. Meningkatnya Pelaksanaan Ibadah Personal
Haji mabrur terlihat dari peningkatan ibadah individu seseorang setelah pulang dari tanah suci. Misalnya, jika sebelumnya seseorang sering meninggalkan salat wajib, setelah menunaikan haji, ia menjadi lebih rajin menjalankan salat lima waktu bahkan menambah dengan salat sunnah.
Contoh lainnya, seseorang yang biasa menggunjing atau berbicara kasar akan berubah menjadi lebih menjaga lisannya dan berbicara dengan lebih lembut dan penuh hikmah. Ciri-ciri haji mabrur ini menunjukkan adanya hubungan yang lebih intim dan erat antara seseorang dengan Allah SWT, yang tercermin dari peningkatan kualitas ibadah dan moralitas pribadi.
2. Meningkatnya Kualitas Hubungan Sosial
Haji yang mabrur juga dapat dilihat dari bagaimana ia memperbaiki hubungan sosialnya. Selama ibadah haji, jamaah diingatkan untuk menjauhi rafats (dosa karena hawa nafsu), fusuq (dosa karena sifat tercela), dan jidal (pertengkaran karena kurang sabar).
Setelah kembali, mereka yang mencapai haji mabrur akan memiliki kemampuan lebih untuk menghindari perbuatan-perbuatan tersebut, yang berarti mereka akan lebih sabar, tidak mudah marah, dan lebih peka terhadap perasaan orang lain.
Sebagai contoh, seorang haji mabrur akan lebih mampu menghindari konflik dalam lingkungan kerja atau keluarga, serta lebih mengedepankan musyawarah dan perdamaian dalam menyelesaikan masalah.
3. Memiliki Solidaritas Sosial
Ciri-ciri haji mabrur lainnya adalah meningkatnya solidaritas sosial. Ini termasuk menyebarkan kedamaian (afsyussalam), memberi makan kepada yang membutuhkan (ath’imuth-tha’aam), menyambung tali kekerabatan yang terputus (washilul arham), dan melaksanakan salat malam ketika orang lain terlelap (washallu bil laili wannasu niyaam).
Contoh kasusnya adalah seorang haji mabrur akan lebih aktif dalam kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada fakir miskin atau terlibat dalam kegiatan kemanusiaan di lingkungan sekitarnya. Mereka juga akan lebih sering mengunjungi keluarga atau teman yang hubungan sebelumnya renggang, memperbaiki silaturahmi dan memperkuat ikatan sosial.
4. Niat yang Ikhlas
Niat ikhlas adalah fondasi utama dalam menunaikan ibadah haji yang mabrur. Niat ini harus tulus semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapat pujian dari orang lain atau alasan duniawi lainnya. Ciri-ciri haji mabrur yang berkaitan dengan niat ikhlas dapat dilihat dari sikap dan perilaku yang konsisten dalam beribadah, baik selama berada di tanah suci maupun setelah kembali ke tanah air.
Contohnya, seseorang yang berniat ikhlas akan tetap menjaga kualitas ibadahnya meski tidak ada yang melihat atau memuji.
5. Mampu Berangkat Haji dengan Cara Halal
Haji mabrur juga ditandai dengan penggunaan biaya yang halal dan bersih. Segala biaya dan perlengkapan yang digunakan untuk menunaikan ibadah haji harus berasal dari sumber yang halal, tanpa ada campuran dari harta yang diperoleh dengan cara yang tidak sah.
Sebagai contoh, seorang pengusaha yang hendak berhaji memastikan semua keuntungan bisnisnya diperoleh secara halal, dan jika ada kekurangan dalam kehalalan rezekinya, ia segera memperbaikinya sebelum berangkat. Ciri-ciri haji mabrur ini memastikan bahwa ibadah haji yang dilakukan benar-benar bersih dari dosa harta dan diterima di sisi Allah SWT.
Advertisement