8 Tips Efektif Menasihati Remaja Laki-Laki, Tanpa Membentak dan Bicara Keras

Agar remaja laki-laki lebih patuh dan tidak merasa tersinggung, memberikan nasihat padanya perlu dilakukan dengan cara yang tepat.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 08 Agu 2024, 16:07 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 16:07 WIB
Jangan Memarahi atau Menghukum
Ilustrasi Anak dan Orangtua Credit: pexels.com/Elly

Liputan6.com, Jakarta Ketika anak-anak memasuki fase remaja, orangtua sering kali dihadapkan pada tantangan yang semakin rumit. Perjalanan menuju kedewasaan ini sering kali disertai dengan perilaku remaja laki-laki yang sulit diprediksi, di mana mereka cenderung menarik diri saat menghadapi masalah.

Biasanya, mereka sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dalam cara berpikir dan bertindak. Oleh karena itu, orangtua perlu terus memberikan bimbingan dan nasihat yang tepat.

Memberikan nasihat kepada remaja memerlukan pendekatan yang sensitif dan bijaksana agar tidak memperburuk situasi atau membuat mereka merasa disalahkan dan tidak diinginkan. Berikut adalah beberapa tips sederhana yang efektif untuk memberikan nasihat kepada remaja laki-laki, yang dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com pada Kamis (08/08/2024).

1. Bicara To The Point dan Tetap Manis

Orangtua dan Anak Remaja Laki-Laki
Memberikan nasihat kepada remaja laki-laki merupakan tugas yang menantang dan memerlukan pendekatan yang tepat. (Foto: Freepik/bearfotos)

Remaja laki-laki biasanya tidak terlalu sabar dengan informasi yang disampaikan secara bertele-tele atau diulang-ulang. Untuk memberikan nasihat, orangtua bisa merancang pertanyaan yang jelas dan terstruktur. Dengan pendekatan ini, komunikasi akan menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga pesan dapat diterima dengan lebih baik oleh mereka.

2. Jangan Belebihan dalam Melakukan Kontak Mata

Kontak mata sering kali dianggap penting untuk komunikasi yang efektif. Namun, hal ini tidak selalu berlaku bagi remaja laki-laki. Kontak mata yang terlalu intens justru dapat membuat mereka merasa kewalahan dan terintimidasi.

Sebaiknya, lakukan kontak mata secara sesekali, terutama ketika orangtua ingin menekankan hal-hal penting atau mendengarkan tanggapan mereka. Jika anak terlihat tidak nyaman dengan kontak mata yang terlalu lama, berikan mereka ruang untuk merasa lebih santai saat berbicara dengan orangtua.

3. Cari Waktu yang Tepat untuk Berbicara

Ketika orangtua mencoba memberikan nasihat saat remaja baru saja pulang sekolah atau setelah beraktivitas seharian, situasi bisa menjadi lebih rumit. Remaja mungkin akan mengabaikan nasihat tersebut atau merespon dengan emosi yang justru memperburuk suasana di rumah.

Sebagai alternatif, orangtua disarankan untuk mencari momen yang lebih santai dan tidak terburu-buru, seperti saat bermain game bersama, berjalan-jalan, atau ketika bersiap-siap untuk makan malam bersama.

4. Kendalikan Emosi

Anak Remaja Laki-Laki dengan Orangtua
Anak remaja laki-laki tidak suka hal-hal yang bertele-tele, oleh karena itu, pesan harus disampaikan dengan jelas. (Foto: Pexels/Kindel Media)

Orangtua perlu menjaga ketenangan dan kesabaran saat memberikan nasihat kepada remaja laki-laki. Ketika emosi orangtua meledak, pesan yang ingin disampaikan bisa menjadi kabur atau disampaikan dengan cara yang kurang efektif.

Remaja, yang sedang dalam fase pencarian jati diri dan sangat peka terhadap suasana hati orangtua, bisa merasa terintimidasi atau tidak nyaman jika orangtua menunjukkan emosi berlebihan. Situasi ini dapat menghambat komunikasi yang terbuka dan membuat mereka ragu untuk berbagi masalah atau mencari saran dari orangtua.

5. Jangan Berteriak Saat Menasihatinya

Orangtua sebaiknya menghindari berbicara dengan suara yang terlalu keras atau membentak anak-anak mereka. Tindakan tersebut tidak hanya membuat anak merasa takut atau tertekan, tetapi juga dapat mengurangi efektivitas pesan yang ingin disampaikan. Komunikasi yang efektif dapat dibangun melalui hubungan yang baik, pengaturan waktu yang tepat, serta menggunakan nada suara yang tenang dan penuh pengertian.

Dengan cara ini, anak akan merasa lebih disayang dan dihargai. Anak remaja laki-laki pun akan lebih terbuka untuk menerima nasihat atau arahan yang disampaikan, sehingga hubungan antara orangtua dan anak tetap harmonis dan terjaga.

6. Jangan Lupa Memanggil Mereka dengan Penuh Kasih

Orangtua dan Anak Bertengkar
Mengkritik dan menghina anak remaja laki-laki akan memperparah situasi. (Foto: Freepik/bearfotos)

Walaupun fase ini bisa menjadi sumber frustrasi dan tantangan, orangtua dapat memutus siklus kemarahan dengan cara-cara sederhana namun efektif, seperti menggunakan panggilan kasih sayang. Panggilan seperti 'sayang', 'nak', atau nama panggilan kesayangan lainnya dapat menunjukkan bahwa orangtua benar-benar peduli dan menghargai anak mereka.

7. Berikan Kisah yang Inspiratif

Bagikan kisah inspiratif tentang seseorang yang berhasil mengatasi tantangan besar atau mencapai tujuan mereka melalui ketekunan dan kerja keras. Cerita semacam ini dapat membuka pikiran mereka terhadap potensi yang mereka miliki dan memberikan pandangan baru tentang cara menghadapi rintangan dalam hidup.

Dengan cara ini, pesan yang ingin disampaikan oleh orangtua akan lebih mudah dipahami, sehingga mereka termotivasi untuk melakukan perubahan positif dalam hidup mereka.

8. Beri Mereka Waktu untuk Merespon

Banyak remaja laki-laki memerlukan waktu beberapa jam atau bahkan berhari-hari untuk merenungkan percakapan penting. Jadi, jangan berkecil hati jika anak remaja Anda tidak langsung mengubah perilaku atau sikapnya. Berikan dia ruang untuk menerima informasi tersebut dan memprosesnya sesuai dengan ritmenya sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya