Mengidentifikasi Jenis dan Mengatasi Batuk, Panduan dari Para Ahli

Batuk produktif dan batuk non-produktif adalah jenis batuk yang paling umum dialami dalam bentuk akut.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 18 Sep 2024, 16:56 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 16:56 WIB
Batuk
Ada gambar yang menunjukkan penyakit batuk. (Foto: Freepik/benzoix)

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang menderita batuk dan melakukan swamedikasi, namun perlu diingat bahwa swamedikasi bisa berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali jenis batuk dan cara penanganannya yang tepat.

Di negara berkembang dengan tingginya kebiasaan merokok, batuk bisa terjadi dalam berbagai tingkat keparahan. Penyebab batuk bisa bervariasi, mulai dari udara yang buruk, iritasi asap rokok, alergi, hingga penyakit paru-paru.

Jadi, jika seseorang terkena batuk, sebaiknya jangan langsung curiga. Lebih baik mencari tahu penyebabnya agar bisa ditangani dengan tepat. Menurut Dr. Patriotika Ismail, Sp.PD., batuk adalah refleks tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan bagian atas, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(18/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jenis-Jenis Batuk

Batuk
Ada gambar penyakit batuk di Freepik oleh benzoix.

Batuk bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan memiliki beberapa jenis yang berbeda. Namun, penting untuk diingat bahwa jika seseorang mengalami batuk selama lebih dari 2 minggu, termasuk batuk kronis, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Ada dua jenis batuk yang paling umum dialami manusia, yaitu:

1. Batuk produktif (batuk berdahak): Batuk ini ditandai dengan adanya dahak atau lendir. Biasanya, batuk ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu yang cepat.

2. Batuk non-produktif (batuk kering): Batuk ini menyebabkan rasa gatal di tenggorokan dan cenderung berlangsung dalam waktu yang lama. Biasanya, batuk ini disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas. Kedua jenis batuk ini seringkali menjadi gejala awal penyakit lain seperti flu, iritasi saluran napas akibat polusi udara, alergi, atau asap rokok.

Keduanya bisa diatasi dengan obat batuk yang dijual bebas atau tablet hisap untuk batuk kering. Namun, perlu diingat bahwa jika batuk berdahak atau batuk kering hanya terjadi di malam hari selama berminggu-minggu, bisa jadi itu adalah gejala asam lambung yang naik ke saluran pernapasan. Jika batuk yang dialami sangat mengganggu tidur dan berlangsung selama lebih dari dua minggu, sebaiknya segera periksa ke dokter.

"Jika batuk disertai demam yang parah, kesulitan bernapas, nyeri dada, sulit makan, penurunan berat badan, atau bahkan mengeluarkan darah, mungkin itu adalah tanda penyakit paru obstruktif kronis (COPD), batuk rejan (pertussis), atau bahkan tuberkulosis (TB). Oleh karena itu, jangan mengabaikan gejala-gejala parah ini, terutama jika batuk sudah berlangsung lebih dari dua minggu," kata dr. Patriotika.


Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Batuk

Merokok
Salah satu penyebab batuk adalah kebiasaan merokok. (Foto: Freepik)

Pada musim pancaroba, batuk terutama disebabkan oleh Infeksi virus pada saluran pernapasan atau batuk pilek. Beberapa faktor yang memicu kondisi ini meliputi:

1. Kegiatan di tempat umum Banyak orang yang tidak mencuci tangan dengan baik dan benar, sehingga virus dan bakteri dapat menyebar dan menyebabkan batuk dan flu.

2. Penurunan daya tahan tubuh Untuk menjaga kesehatan, penting untuk menjaga kebersihan, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi. Hal ini akan meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi risiko batuk dan flu.

3. Kebiasaan merokok Batuk perokok terjadi ketika tubuh terpapar bahan kimia dari asap rokok, yang dapat mengganggu fungsi silia di saluran udara.

4. Suhu udara dingin Batuk akibat udara dingin dapat disebabkan oleh alergi atau bronkitis. Untuk mengatasinya, dapat menggunakan humidifier, minum obat, dan menghindari alergen. Dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe, menyarankan agar bijak dalam memilih obat untuk swamedikasi.

Mengonsumsi obat-obatan OTC yang sesuai dengan dosis yang dianjurkan adalah penting. Hindari membeli obat-obatan yang tidak dijual bebas atau memerlukan resep dokter. Ada juga obat batuk dalam kemasan satu dosis yang praktis untuk dibawa dan dikonsumsi, sehingga sebaiknya memilih obat OTC yang sesuai dengan aktivitas.

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya