Bagaimana Otak Bereaksi Ketika Sedang Melamun? Pahami Sisi Positif dan Negatif Bengong

Bagaimana Otak Merespons Ketika Sedang Melamun?

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 26 Sep 2024, 16:39 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2024, 16:39 WIB
Melamun
Melamun adalah aktivitas yang ditunjukkan dalam foto Freepik/Racool_studio.

Liputan6.com, Jakarta Melamun adalah fenomena umum yang dialami oleh hampir setiap individu. Ketika seseorang melamun, otak mereka memasuki keadaan yang dikenal sebagai default mode network (DMN). DMN adalah jaringan otak yang aktif saat seseorang tidak fokus pada dunia luar dan membiarkan pikiran mengembara. Aktivitas ini sering terjadi saat melakukan tugas-tugas yang tidak membutuhkan banyak konsentrasi, seperti mandi atau berjalan kaki.

Dalam keadaan ini, otak bebas untuk menjelajahi ide-ide baru, menghubungkan informasi yang sebelumnya tidak terkait, dan memunculkan solusi kreatif untuk masalah yang mungkin dihadapi. Namun, seperti banyak masalah lainnya dalam hidup, melamun memiliki sisi positif dan negatif. Di satu sisi, melamun dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi, memungkinkan seseorang untuk menemukan ide-ide segar dan solusi yang tidak terduga.

Ini adalah saat ketika otak dapat bekerja dengan cara yang lebih bebas dan kreatif, yang sering kali menghasilkan ide-ide terbaik. Di sisi lain, terlalu banyak melamun dapat mengganggu produktivitas dan fokus. Ketika pikiran terlalu sering mengembara, seseorang mungkin kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas penting dan menjaga konsentrasi pada pekerjaan yang membutuhkan perhatian penuh, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(26/9/2024).

Proses Kerja Melamun

Cara kerja melamun
Foto ini menunjukkan cara kerja melamun. (Sumber: Daily Health Post)

Sumber dari thinkgrowth.org melaporkan bahwa melamun adalah ketika pikiran berpindah dari dunia luar ke dalam pikiran internal. William James, seorang profesor dari Universitas Harvard pada akhir abad ke-19, menggambarkan melamun sebagai keadaan ketika pikiran mengembara ke pemikiran internal, ingatan rencana masa depan, dan pengalaman pribadi lainnya, sehingga kesadaran terhadap lingkungan sekitar berkurang.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang melamun, area otak yang berbeda aktif dibandingkan ketika seseorang fokus pada tujuan atau tugas tertentu. Jaringan otak yang aktif saat melamun disebut sebagai jaringan default. Eugenio M. Rothe, seorang psikiater di Florida International University, menjelaskan bahwa ketika pikiran melamun, berbagai bagian otak berinteraksi dan mengakses informasi yang tidak aktif atau di luar jangkauan.

Jaringan default terdiri dari area otak yang terkait dengan memori, pengetahuan diri, dan refleksi diri. Menariknya, psikolog telah menemukan bahwa jaringan default paling aktif ketika seseorang menggunakan perspektif orang pertama dalam refleksi diri, bukan perspektif orang ketiga. Ini berarti bahwa jaringan default paling aktif ketika seseorang berpikir secara pasif atau melamun secara tidak sengaja, daripada secara aktif memikirkan masa lalu dan masa depan. Semakin sering seseorang melamun, semakin aktif jaringan defaultnya.

Sisi Positif Merenung

Manfaat melamun
Melalui melamun, masalah yang kreatif dapat dipecahkan. (Foto: Freepik/pch.vector)

1. Sahabat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan memberikan waktu bagi ide dan pengalaman untuk berkembang dalam pikiran, sehingga solusi yang kreatif dapat dihasilkan.

2. Melamun dapat meningkatkan memori kerja, yaitu kemampuan otak untuk menyimpan dan mengingat informasi saat terdistraksi.

3. Melamun juga dapat meningkatkan keterampilan sosial Sahabat dengan melatih area otak yang berkaitan dengan memori dan refleksi diri, terutama dalam konteks sosial dan emosional.

Sisi Negatif Melamun

Sisi buruk melamun
Foto ini menunjukkan sisi negatif dari melamun.

Melamun tidaklah efektif ketika mencoba berkonsentrasi pada tujuan atau tugas. Ketika melamun, sebagian besar energi anda terfokus pada pikiran, bukan pada apa yang terjadi di sekitar. Otak anda bersaing untuk mendapatkan sumber daya antara pemrosesan sensorik dari lingkungan eksternal dan pikiran internal.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh sekelompok psikolog dari Harvard University, ketika anda melakukan tugas eksternal, fokus pada konten mental internal kemungkinan besar akan menyebabkan kesalahan atau memperlambat kinerja pada tugas yang sedang dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk bekerja dalam sprint dan berbicara secara teratur sepanjang hari untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Beri diri waktu untuk melamun dan juga belajarlah untuk membiarkan pikiran mengembara, karena ini dapat membuka pintu bagi ide-ide besar berikutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya