Apa Itu Nifas? Ketahui Masalah yang Biasa Terjadi serta Langkah Perawatannya

Memahami apa itu nifas, perubahan fisik, perawatan diri, dan aspek kesehatan penting bagi ibu baru. Temukan panduan lengkap untuk menjalani periode pasca melahirkan dengan aman dan nyaman.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 19 Jul 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 11:00 WIB
kehamilan
ilustrasi ibu hamil/copyright unsplash.com/Ömürden Cengiz

Liputan6.com, Jakarta Masa nifas merupakan salah satu periode paling kritis dalam kehidupan seorang wanita setelah melalui sembilan bulan kehamilan dan proses persalinan yang melelahkan. Periode ini tidak hanya melibatkan pemulihan fisik, tetapi juga penyesuaian emosional dan psikologis yang signifikan. Selama masa nifas, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan dramatis. Organ-organ reproduksi bekerja keras untuk kembali ke kondisi pra-kehamilan, hormon-hormon mengalami fluktuasi, dan sistem tubuh lainnya juga mengalami penyesuaian.

Semua ini terjadi bersamaan dengan tanggung jawab baru untuk merawat bayi yang baru lahir, yang tentu saja membutuhkan perhatian dan energi yang tidak sedikit. Memahami proses yang terjadi selama masa nifas sangatlah penting, bukan hanya bagi ibu baru, tetapi juga bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya. Pengetahuan yang baik tentang apa yang normal dan apa yang perlu diwaspadai dapat membantu ibu menjalani masa ini dengan lebih percaya diri dan nyaman.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang berbagai aspek masa nifas, mulai dari definisi, perubahan fisik, perawatan diri, hingga masalah kesehatan yang mungkin timbul dan bagaimana mengatasinya. Dengan memahami apa itu nifas dan langkah perawatannya, diharapkan ibu baru dapat menghadapi masa ini dengan lebih baik dan merasa lebih siap menghadapi tantangan yang ada.

Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (18/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Nifas?

Sebelum kita mendalami berbagai aspek masa nifas, penting untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan nifas dan berapa lama periode ini berlangsung. Nifas, atau periode postpartum, adalah masa pemulihan yang dialami oleh seorang ibu setelah melahirkan.

Masa nifas dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika organ-organ reproduksi kembali ke kondisi sebelum kehamilan, biasanya sekitar 6 minggu. Selama periode ini, tubuh ibu mengalami perubahan fisiologis untuk mengembalikan fungsi organ-organ reproduksi dan sistem tubuh lainnya ke kondisi normal.

Proses ini termasuk penyusutan rahim, pemulihan dinding vagina, perubahan hormon, dan penyesuaian sistem kardiovaskular serta pencernaan. Meskipun biasanya berlangsung selama 6 minggu, durasi masa nifas dapat bervariasi antara individu.

Faktor-faktor seperti kondisi kesehatan ibu, jenis persalinan, komplikasi selama persalinan, perawatan pasca melahirkan, dan faktor genetik dapat mempengaruhi durasi masa nifas. Meskipun masa nifas secara medis dinyatakan berakhir setelah 6 minggu, proses pemulihan sepenuhnya, terutama secara psikologis dan emosional, bisa memakan waktu lebih lama. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk tetap memperhatikan kesehatan fisik dan mentalnya setelah masa nifas berakhir.


Masa Nifas dalam Islam

Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi ibu hamil. (Photo created by freepic.diller on www.freepik.com)

Masa nifas dalam ajaran agama Islam mengacu pada periode setelah seorang wanita melahirkan. Periode ini memiliki aturan dan ketentuan khusus yang diatur dalam agama Islam. Selama masa nifas, wanita dianggap berhadas besar, yang berarti mereka tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu.

Dalam masa nifas, wanita dilarang untuk menjalankan shalat, puasa, menyentuh mushaf Al-Qur'an, berdiam di masjid, serta berhubungan suami istri. Namun, wanita yang sedang dalam masa nifas masih dapat membaca Al-Qur'an dalam bentuk elektronik sebagai bentuk aktivitas ibadahnya.

Meskipun wanita tersebut dilarang untuk berpuasa selama masa nifas, mereka masih memiliki kesempatan untuk menggantinya (qadha) di hari lain. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dinyatakan bahwa wanita yang mengalami masa nifas diperintahkan untuk mengqadha puasa, tetapi tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.

"Kami dahulu mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Jadi, bagi wanita Muslim yang sedang dalam masa nifas, mereka perlu memahami aturan dan ketentuan dalam agama Islam terkait dengan ibadah selama periode ini. Hal ini penting agar mereka dapat menjalankan ibadah dengan baik dan sesuai dengan petunjuk agama.


Ciri Darah Nifas

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Selama Ramadan?
Ilustrasi ibu hamil. (unsplash.com).

Ciri-ciri darah nifas dapat dilihat dari perubahan warna, tekstur, aliran, dan durasi dari hari ke hari. Berikut adalah ciri-ciri darah nifas berdasarkan tahapannya:

  • Hari 1: Darah nifas berwarna merah segar sampai merah kecoklatan. Ini disebabkan oleh kandungan darah yang lebih banyak daripada jaringan dari dinding rahim. Aliran darah pada hari pertama cenderung lebih deras, sehingga pembalut harus diganti setiap beberapa jam. Terdapat pula satu hingga dua gumpalan darah yang lebih kecil.
  • Hari 2-6: Darah berwarna coklat tua atau merah muda. Tekstur darah nifas lebih berair, dan aliran darah sedang dapat menimbulkan noda sepanjang 7-12 cm pada pembalut. Gumpalan darah yang muncul pada tahap ini biasanya lebih kecil.
  • Hari 7-10: Darah berwarna coklat tua atau merah muda, dan cenderung lebih terang. Pada tahap ini, darah nifas kebanyakan terdiri dari sel darah putih dan serpihan jaringan rahim. Aliran darahnya lebih ringan, dengan noda kurang dari 7 cm pada pembalut.
  • Hari 11-14: Warna darah nifas biasanya berubah menjadi putih kekuningan. Namun, jika Anda sudah mulai aktif beraktivitas, warna darah dapat kembali menjadi kemerahan. Aliran darahnya lebih ringan dari sebelumnya.
  • Pekan 3-4: Jika darah nifas masih keluar, warnanya akan lebih pucat atau putih kekuningan, dengan aliran yang lebih ringan.
  • Pekan 5-6: Jumlah darah nifas yang keluar sangat sedikit dan berwarna putih kekuningan. Namun, sesekali dapat muncul darah berwarna cokelat atau merah muda setelah Anda melakukan aktivitas berat.

Itulah ciri-ciri darah nifas yang dapat diamati dari hari ke hari setelah melahirkan. Penting untuk selalu memperhatikan perubahan warna, tekstur, aliran, dan durasi darah nifas untuk memastikan proses pemulihan yang sehat.

 


Perubahan Fisik Selama Masa Nifas

Hamil Tua
Ilustrasi Hamil Tua Credit: pexels.com/Lily

Perubahan fisik yang terjadi selama masa nifas merupakan hal yang signifikan bagi tubuh ibu. Pengetahuan tentang perubahan-perubahan ini penting untuk didapatkan oleh ibu, keluarga, dan tenaga medis yang merawatnya. Hal ini dapat membantu dalam mendeteksi dan menangani masalah kesehatan dengan cepat.

Salah satu perubahan fisik yang terjadi selama masa nifas adalah involusi uterus. Ini adalah proses pengembalian rahim ke ukuran dan posisi normalnya. Proses ini berlangsung selama sekitar 6 minggu dan ditandai dengan penurunan ukuran rahim, kontraksi rahim yang terasa seperti kram, dan pengeluaran lokia (cairan dari rahim). Involusi uterus terjadi secara bertahap, dimulai dari ukuran rahim yang masih besar setelah melahirkan hingga kembali ke ukuran normal. Kontraksi rahim yang terjadi penting untuk menghentikan perdarahan dan membantu rahim pulih.

Selama masa nifas, juga terjadi perubahan pada payudara. Payudara akan mengalami pembengkakan, produksi kolostrum yang kemudian berubah menjadi ASI mature, serta peningkatan sensitivitas pada puting. Pembengkakan pada payudara biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-5 setelah melahirkan. Meskipun dapat menimbulkan ketidaknyamanan, pembengkakan ini akan mereda setelah beberapa hari dengan melakukan menyusui secara teratur dan benar. Kolostrum, yang merupakan ASI pertama, diproduksi selama kehamilan dan tersedia segera setelah melahirkan. Setelah beberapa hari, kolostrum akan berubah menjadi ASI mature yang lebih encer dan berwarna putih.

Sistem kardiovaskular juga mengalami perubahan selama masa nifas. Terjadi penurunan volume darah, peningkatan denyut jantung, dan risiko trombosis vena yang lebih tinggi. Setelah melahirkan, volume darah perlahan-lahan kembali ke level normal. Peningkatan denyut jantung adalah mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan volume darah. Risiko trombosis vena meningkat selama masa nifas, sehingga ibu disarankan untuk melakukan mobilisasi dini dan menghindari posisi duduk atau berbaring terlalu lama.

Selain itu, sistem pencernaan juga mengalami perubahan saat masa nifas. Terjadi penurunan motilitas usus, risiko konstipasi yang lebih tinggi, dan kemunculan atau memburuknya hemoroid. Penurunan motilitas usus bisa menyebabkan konstipasi karena perubahan hormon, efek dari obat penghilang rasa sakit, dan kurangnya aktivitas fisik. Mengonsumsi makanan tinggi serat dan minum air yang cukup merupakan cara yang membantu mengatasi konstipasi. Hemoroid, yang merupakan pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus, sering terjadi selama kehamilan dan bisa memburuk setelah melahirkan. Untuk meredakan ketidaknyamanan, penggunaan kompres dingin dan obat-obatan topikal dapat digunakan.

Dengan pemahaman yang baik tentang perubahan fisik selama masa nifas, ibu dapat dengan mudah mengenali apakah kondisi tubuhnya masih dalam batas yang normal atau perlu perhatian medis lebih lanjut.


Perawatan Diri Selama Masa Nifas

Couple hamil
Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Perawatan diri yang tepat selama masa nifas sangat penting untuk pemulihan yang optimal. Periode ini bukan hanya tentang pemulihan fisik, tetapi juga adaptasi terhadap peran baru sebagai ibu. Perawatan diri yang baik dapat membantu ibu merasa lebih baik secara fisik dan mental, serta mempersiapkannya untuk menghadapi tantangan merawat bayi baru lahir.

Kebersihan personal sangat penting untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan. Mandi secara teratur, minimal sekali sehari, dapat membantu meredakan ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi darah. Namun, ibu yang melahirkan secara caesar mungkin perlu menunggu beberapa hari sebelum mandi penuh, tergantung pada instruksi dokter. Mengganti pembalut secara teratur, setidaknya setiap 4-6 jam atau lebih sering jika diperlukan, penting untuk mencegah infeksi. Gunakan pembalut yang lembut dan menyerap dengan baik. Saat membersihkan area perineum, gunakan air hangat dan sabun lembut. Bersihkan dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina. Keringkan area tersebut dengan lembut menggunakan handuk bersih atau tisu lembut.

Untuk menjaga nutrisi dan hidrasi, ibu perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan minum air putih yang cukup, minimal 8 gelas per hari. Konsumsi makanan yang kaya protein seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, dan kacang-kacangan untuk membantu penyembuhan jaringan. Buah-buahan dan sayuran segar memberikan vitamin dan mineral penting. Makanan yang kaya serat seperti biji-bijian utuh dapat membantu mencegah konstipasi. Selain air putih, ibu dapat mengonsumsi sup, jus buah segar, dan minuman herbal yang aman untuk ibu menyusui. Suplemen seperti zat besi dan vitamin mungkin direkomendasikan oleh dokter, terutama jika ibu mengalami anemia atau kekurangan nutrisi tertentu. Selalu konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen.

Istirahat yang cukup sangat penting untuk pemulihan fisik dan mental. Meskipun mungkin sulit dengan adanya bayi baru, cobalah untuk tidur atau beristirahat setiap kali bayi tidur. Jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga atau teman dalam merawat bayi atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Membatasi aktivitas berat dalam beberapa minggu pertama penting untuk mencegah komplikasi dan memastikan penyembuhan yang baik, terutama bagi ibu yang melahirkan secara caesar.

Olahraga ringan juga diperlukan selama masa nifas. Mulailah dengan latihan Kegel untuk memperkuat otot dasar panggul. Berjalan-jalan ringan dapat dimulai setelah mendapat izin dari dokter, biasanya beberapa hari setelah melahirkan untuk persalinan normal, atau beberapa minggu untuk persalinan caesar. Secara bertahap tingkatkan intensitas olahraga sesuai kondisi tubuh. Penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan tidak memaksakan diri. Jika merasa nyeri atau tidak nyaman, kurangi intensitas atau hentikan olahraga dan konsultasikan dengan dokter.

 


Masalah Kesehatan yang Mungkin Terjadi Selama Nifas

Risiko Keguguran Lebih Tinggi
Ilustrasi Kelebihan Berat Badan saat Hamil Credit: unsplash.com/Ellyas

Selama masa nifas, beberapa masalah kesehatan mungkin terjadi. Mengenali tanda-tanda masalah kesehatan ini penting agar dapat segera mencari bantuan medis jika diperlukan. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi selama masa nifas.

Infeksi pascapersalinan adalah salah satu komplikasi yang paling umum dan berbahaya selama masa nifas. Jenis infeksi yang sering terjadi adalah endometritis, yaitu infeksi pada lapisan rahim. Gejala infeksi pascapersalinan meliputi demam tinggi, nyeri perut yang parah, lochia yang berbau tidak sedap, perdarahan yang berlebihan, kelelahan ekstrem, dan menggigil. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi dokter atau bidan. Pengobatan melibatkan pemberian antibiotik dan mungkin perawatan di rumah sakit dalam kasus yang parah.

Depresi pascapersalinan adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi ibu baru. Gejalanya meliputi perubahan mood yang ekstrem, kecemasan berlebihan, kesulitan tidur, kehilangan nafsu makan, kesulitan berkonsentrasi, perasaan tidak berharga atau bersalah, dan pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi. Mengenali gejala-gejala ini penting, dan jika mengalaminya, segera mencari bantuan profesional. Pengobatan dapat melibatkan konseling, terapi, dan dalam beberapa kasus, pengobatan.

Selain itu, ada komplikasi lain yang mungkin terjadi selama masa nifas, seperti perdarahan hebat, trombosis vena dalam, mastitis, inkontinensia, dan prolaps organ panggul. Penting untuk menyadari kemungkinan-kemungkinan ini dan melakukan tindakan yang tepat.

 


Kondisi yang Menunjukkan Nifas Berbahaya

Manajemen dan pengobatan Sarkoma Jaringan Lunak (SJL)
Konsultasi kepada dokter sedini mungkin untuk dapat perawatan yang lebih baik. (Foto: Freepik/jcomp)

Masa nifas atau pascamelahirkan adalah periode yang penting bagi ibu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan. Namun, terdapat beberapa kondisi yang menunjukkan nifas berbahaya dan perlu segera ditangani oleh dokter.

Pertama, perhatikan darah nifas yang keluar. Jika darah nifas memiliki bau yang tidak sedap atau mengeluarkan bau busuk, hal ini dapat menjadi tanda bahaya. Selain itu, adanya darah yang tetap banyak dan berwarna merah terang pada minggu kedua masa nifas juga perlu diwaspadai.

Jika darah nifas secara tiba-tiba menjadi sangat banyak hingga Anda harus mengganti lebih dari satu pembalut dalam satu jam, ini bisa menjadi tanda kondisi berbahaya. Hal ini juga berlaku jika Anda mengalami demam disertai rasa pusing atau pingsan, detak jantung yang cepat dan tidak teratur, serta rasa nyeri pada perut bagian bawah saat ditekan.

Selain itu, keluarnya banyak gumpalan darah besar seukuran koin dari vagina, kram berlebih atau nyeri panggul, serta pembengkakan atau nyeri di sekitar vagina juga merupakan ciri-ciri nifas yang berbahaya.

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh dan memberikan perawatan yang diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis untuk memastikan keselamatan Anda dan bayi yang baru lahir.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya