Stasiun Bojong Gede Punya Jembatan Penyeberangan Layang, Resmi Dioperasikan

Stasiun Bojong gede kini memiliki jembatan penyeberangan layang.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 13 Agu 2024, 12:51 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 09:15 WIB
gangguan KRL
Penumpang menumpuk di Stasiun Bojong Gede lantaran adanya gangguan perjalanan KRL. (Liputan6.com/Andry Haryanto)

Liputan6.com, Jakarta Stasiun Bojong Gede merupakan salah satu simpul penting, dalam jaringan transportasi kereta api di kawasan Bogor dan sekitarnya. Terletak di Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, stasiun ini menjadi penghubung vital bagi para komuter yang beraktivitas di wilayah Jabodetabek.

Dengan statusnya sebagai stasiun kereta api kelas besar tipe C, Stasiun Bojong Gede memiliki fasilitas yang memadai, untuk melayani arus penumpang yang cukup padat setiap harinya. Lokasinya juga tergolong strategis, di mana berjarak 42,8 km arah selatan dari Jakarta Kota, menjadikan stasiun ini sebagai salah satu titik penting dalam pergerakan masyarakat, antara wilayah Bogor dan ibu kota.

Sebagai bagian dari sistem Commuter Line, Stasiun Bojong Gede berperan penting dalam mengurangi kemacetan di jalan raya, dengan menyediakan alternatif transportasi yang efisien dan ramah lingkungan. Setiap hari, ribuan penumpang mengandalkan layanan kereta api dari stasiun ini untuk berangkat kerja, sekolah, atau aktivitas lainnya di berbagai wilayah Jabodetabek.

Berikut ini penjelasan tentang stasiun Bojong Gede dan trayeknya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/8/2024).

Stasiun Bojong Gede dan Trayeknya

Penumpang KRL
Penumpang menumpuk di Stasiun Bojong Gede lantaran adanya gangguan perjalanan KRL. (Liputan6.com/Andry Haryanto)

Stasiun Bojonggede (BJD) adalah salah satu stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Stasiun ini memiliki peran penting dalam jaringan transportasi komuter di wilayah Jabodetabek, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Bojonggede dan sekitarnya. Dengan ketinggian +140 meter di atas permukaan laut, stasiun ini berada di jalur utama Commuter Line, yang melayani rute perjalanan dari dan menuju Jakarta Kota dengan jarak sekitar 42,8 kilometer ke arah selatan.

Stasiun Bojonggede dikenal sebagai salah satu stasiun dengan tingkat kepadatan penumpang yang tinggi, terutama pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah penglaju yang tinggal di daerah ini dan bergantung pada layanan KRL (Kereta Rel Listrik) untuk beraktivitas sehari-hari, baik untuk bekerja, sekolah, maupun kegiatan lainnya di Jakarta dan sekitarnya. Kondisi ini seringkali menyebabkan KRL yang berhenti di stasiun ini menjadi penuh sesak, terutama pada saat jam-jam keberangkatan dan kepulangan kerja.

Pada tanggal 19 April 2022, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia memulai pekerjaan fisik proyek pembangunan skybridge di Stasiun Bojonggede. Pembangunan jembatan layang ini dilaksanakan setelah penandatanganan kontrak kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan penumpang. Skybridge tersebut akan menghubungkan Stasiun Bojonggede dengan Terminal Tipe C Bojonggede, yang berjarak sekitar 400 meter di barat laut stasiun. Dengan adanya skybridge ini, diharapkan dapat mempermudah akses penumpang dari dan ke terminal, serta mengurangi kepadatan di sekitar stasiun. Selain layanan KRL, Stasiun Bojonggede juga terhubung dengan beberapa jenis angkutan umum lainnya yang melayani berbagai trayek menuju tujuan-tujuan di sekitar wilayah Bogor dan sekitarnya. Berikut adalah daftar trayek angkutan umum yang beroperasi di Stasiun Bojonggede:

- Angkutan Kota D05: Melayani rute menuju Terminal Bojonggede melalui Citayam.

- Angkutan Kota D117: Menghubungkan Stasiun Bojonggede dengan Pasar Parung melalui Inkopad.

- Angkutan Kota F07: Mengantarkan penumpang ke Pasar Anyar melalui Cilebut.

- Angkutan Kota F12: Melayani rute menuju Ciampea.

- Angkutan Kota F31: Menghubungkan stasiun dengan Ciluar.

Dengan berbagai fasilitas dan aksesibilitas yang ada, Stasiun Bojonggede terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi penumpangnya, meskipun menghadapi tantangan tingginya volume penumpang setiap harinya.  

Pemerintah Resmikan Skybridge Bojong Gede

Ilustrasi pemberangkatan kereta api dari Stasiun Probolinggo (Istimewa)
Ilustrasi pemberangkatan kereta api dari Stasiun Probolinggo (Istimewa)

Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi pada hari Sabtu (9/12) meresmikan spengoperasian Sky Bridge atau yang lebih dikenal sebagai Jembatan Penyeberangan Layang. Infrastruktur baru ini dibangun dengan tujuan utama untuk menghubungkan Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Bojonggede, dengan Terminal Tipe C yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peresmian jembatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi massal, khususnya di wilayah Jabodetabek yang memiliki tingkat mobilitas penduduk yang sangat tinggi.

Mengutip dari laman dephub.go.id, jembatan penyeberangan yang baru diresmikan ini memiliki panjang mencapai 243 meter dan lebar 3 meter. Pembangunannya merupakan hasil dari upaya kolaboratif antara Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Pemerintah Kabupaten Bogor. Kementerian Perhubungan melalui BPTJ, bertanggung jawab atas pembangunan fisik jembatan ini, yang dibiayai dengan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total anggaran mencapai Rp. 18,33 miliar. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bogor berperan penting dalam membantu pembebasan lahan yang diperlukan untuk proyek ini. Proses konstruksi jembatan dimulai pada tahun 2022 dan berhasil diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun, yaitu pada tahun 2023.

Setelah diresmikan, Sky Bridge ini akan diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor untuk dikelola bersama dengan PT. Kereta Commuter Indonesia. Dalam momen peresmian ini, juga dilakukan serah terima sebanyak 35 unit shelter atau halte kepada Pemerintah Kota Bogor. Halte-halte ini diharapkan dapat mendukung pengoperasian angkutan umum di kota tersebut melalui skema Buy The Service (BTS) yang diimplementasikan dalam program BISKITA Transpakuan Bogor. Skema BTS ini merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi umum dengan menyediakan angkutan yang nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dengan pengoperasian Sky Bridge ini, pengguna KRL yang datang dari arah selatan atau dari Jalan Raya Bojonggede tidak lagi perlu menggunakan pintu stasiun yang terletak di pinggir jalan utama.

Akses penumpang kini dialihkan melalui Sky Bridge, yang menghubungkan terminal dengan Stasiun KRL Bojonggede, sehingga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di sekitar pintu stasiun tersebut. Perjalanan melintasi Sky Bridge ini hanya membutuhkan waktu sekitar tiga menit untuk sekali melintas, yang tentunya akan sangat menghemat waktu dan memberikan kenyamanan lebih bagi para pengguna KRL. Keberadaan Sky Bridge ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan aksesibilitas dan kenyamanan bagi masyarakat di kawasan Bojonggede dan sekitarnya, serta mendorong peningkatan penggunaan transportasi massal di wilayah tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya