Fast Charging adalah Teknologi Pengisian Daya Cepat, Apa Bedanya Dengan Quick Charging?

Fast charging adalah salah satu inovasi paling menonjol adalah teknologi pengisian daya cepat.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 29 Agu 2024, 13:15 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2024, 13:15 WIB
Ilustrasi charger, pengisi daya. Kredit: Mahesh Patel via Pixabay
Ilustrasi charger, pengisi daya. Kredit: Mahesh Patel via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Teknologi pengisian daya semakin berkembang pesat, menghadirkan solusi yang lebih efisien bagi kebutuhan pengguna perangkat elektronik di era modern. Fast charging adalah salah satu inovasi paling menonjol adalah teknologi pengisian daya cepat. Teknologi ini memungkinkan perangkat mengisi daya baterai dengan waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan metode konvensional. 

Seiring dengan meningkatnya permintaan pengguna yang memerlukan efisiensi waktu dan mobilitas tinggi, teknologi ini semakin banyak diadopsi oleh produsen perangkat elektronik. Tidak bisa dipungkiri, kehadiran charger dengan teknologi fast charging adalah adalah fitur penting dalam situasi-situasi tertentu, seperti saat kita terburu-buru atau memiliki waktu terbatas untuk mengisi daya. 

Akan tetapi, teknologi ini sering kali membingungkan karena adanya istilah lain seperti "quick charging". Berikut ulasan lebih lanjut tentang fast charging adalah teknologi pengisian daya cepat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Fast Charging?

Ilustrasi mengisi daya smartphone di mobil menggunakan car charger. Dok: reviewed.com
Ilustrasi mengisi daya smartphone di mobil menggunakan car charger. Dok: reviewed.com

Fast charging adalah teknologi pengisian daya baterai yang dirancang untuk mengisi daya perangkat, seperti smartphone, dalam waktu yang lebih singkat daripada pengisian daya standar. Sesuai dengan namanya, fast charging memungkinkan pengguna untuk mengisi baterai dengan cepat, umumnya menggunakan kabel.

Namun, tidak semua kabel mendukung teknologi fast charging. Teknologi ini biasanya ditemukan pada kabel berjenis USB Type-C, yang mendukung transfer daya yang lebih efisien. Sementara itu, charger yang digunakan harus memiliki daya hantar listrik minimal sebesar 15 Watt agar dapat dikategorikan sebagai fast charging.

Secara teknis, fast charging menggabungkan tegangan (Volt) dan arus (Ampere) untuk menghasilkan daya yang lebih tinggi. Sebagai contoh, pengisian daya dengan tegangan 5 Volt dan kuat arus 3 Ampere dapat menghantarkan daya sebesar 15 Watt. Semakin tinggi kombinasi tegangan dan arus yang digunakan, semakin cepat pula proses pengisian daya yang bisa dicapai.


Perbedaan Fast Charging dan Quick Charging

6 Tips Charge Baterai HP Dengan Cepat dan Benar
Nah, dalam artikel kali ini, kami akan mengulas kembali tips charge baterai HP dengan cepat dan benar

Meskipun istilah fast charging dan quick charging sering digunakan secara bergantian, sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Keduanya berfungsi untuk mengisi daya baterai smartphone dalam waktu singkat, namun istilah dan penerapannya berbeda.

Quick charging adalah merek dagang dari perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Qualcomm. Teknologi ini dirancang khusus untuk smartphone yang menggunakan chipset buatan Qualcomm, seperti pada perangkat "Smartphone for Snapdragon Insiders" hasil kerja sama dengan ASUS. Dengan kata lain, quick charging hanya berlaku pada smartphone yang menggunakan chipset Qualcomm dan tidak dapat digunakan secara universal pada semua perangkat.

Di sisi lain, fast charging adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut teknologi pengisian daya cepat yang berlaku secara lebih luas. Teknologi ini dapat digunakan pada berbagai jenis smartphone dan charger yang telah mendukung pengisian daya cepat, tanpa terbatas pada merek atau jenis chipset tertentu.

Secara keseluruhan, perbedaan utamanya terletak pada cakupan penggunaannya. Quick charging adalah teknologi pengisian cepat eksklusif untuk perangkat dengan chipset Qualcomm, sedangkan fast charging dapat digunakan oleh perangkat dari berbagai merek selama mendukung standar pengisian daya cepat. Kedua teknologi ini memerlukan perangkat yang kompatibel agar dapat berfungsi secara optimal.


Apakah Fast Charging Dapat Memperpendek Umur Baterai?

Adapter charger Xiaomi 14 dengan fast charging 90 watt
Adapter charger Xiaomi 14 dengan fast charging 90 watt. Liputan6.com/Iskandar

Banyak yang percaya bahwa penggunaan fitur fast charging atau quick charging dapat merusak baterai smartphone dan memperpendek umurnya. Namun, anggapan ini sebenarnya hanyalah mitos. Pabrikan smartphone telah merancang produk mereka dengan standar yang ketat, termasuk kombinasi daya hantar charger dan jenis baterai (biasanya Lithium-Ion) untuk memastikan pengisian daya yang aman dan efisien.

Proses pengisian daya baterai melalui tiga tahap, yaitu arus konstan, saturasi, dan trickle (atau topping). Pada tahap arus konstan, daya dihantarkan dengan cepat untuk mengisi baterai dalam waktu singkat. Setelah kapasitas tertentu tercapai, arus daya mulai menurun pada tahap saturasi, dan akhirnya melambat secara signifikan pada tahap trickle hingga baterai terisi penuh. Desain pengisian ini memastikan bahwa baterai tidak terpapar arus tinggi secara terus-menerus, yang bisa menyebabkan kerusakan.

Meskipun fast charging tidak merusak baterai secara langsung, umur baterai tetap bisa terpengaruh oleh frekuensi pengisian daya. Baterai smartphone umumnya memiliki umur optimal sekitar 3-5 tahun atau antara 500-1.000 siklus pengisian daya. Karena fast charging mengisi daya dengan cepat, pengguna cenderung lebih sering menggunakan perangkat mereka, yang menyebabkan siklus pengisian menjadi lebih sering. Semakin sering baterai diisi ulang, semakin cepat pula umur penggunaan baterai berkurang.

Jadi, fitur fast charging tidak secara langsung memperpendek umur baterai, namun penggunaan yang tidak bijak, seperti sering mengisi daya, dapat berdampak pada kinerja dan umur baterai dalam jangka panjang. Bijak dalam mengisi daya, termasuk menghindari pengisian daya yang terlalu sering, adalah kunci untuk menjaga kesehatan baterai smartphone.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya