Liputan6.com, Jakarta Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Orang-orang berlomba menampilkan citra diri terbaik mereka melalui berbagai platform online. Namun, ada fenomena menarik yang semakin marak terjadi di dunia maya, yaitu humblebrag. Lantas, apa sebenarnya humblebrag artinya? Mengapa fenomena ini begitu populer? Dan bagaimana cara menghadapinya?
Baca Juga
Advertisement
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang humblebrag, mulai dari definisi, sejarah kemunculannya, hingga dampaknya terhadap interaksi sosial online. Kita juga akan mengulas contoh-contoh humblebrag yang sering ditemui di media sosial, serta tips praktis untuk mengenali dan merespons perilaku ini.
Fenomena humblebrag menjadi cerminan menarik tentang bagaimana orang-orang berusaha membangun citra diri di dunia digital. Di satu sisi, mereka ingin terlihat rendah hati, namun di sisi lain ada keinginan untuk memamerkan pencapaian atau kelebihan mereka. Dinamika inilah yang membuat humblebrag menjadi topik yang relevan dan penting untuk dipahami di era media sosial saat ini.
Mari kita mulai dengan memahami lebih dalam tentang apa itu humblebrag dan mengapa istilah ini menjadi begitu populer belakangan ini, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dri berbagai sumber, Senin (2/9/2024).
Apa Itu Humblebrag? Memahami Arti dan Definisinya
Humblebrag artinya adalah sebuah pernyataan atau ungkapan yang secara sekilas tampak merendah, mengkritik diri sendiri, atau terdengar kasual, namun sebenarnya dimaksudkan untuk menarik perhatian pada kualitas atau pencapaian seseorang yang patut dibanggakan. Istilah ini merupakan gabungan dari kata "humble" (rendah hati) dan "brag" (membanggakan diri), yang menciptakan sebuah oksimoron yang menggambarkan fenomena pamer terselubung.
Menurut Cambridge Dictionary, humblebrag dapat diartikan sebagai sesuatu yang dikatakan seperti mengeluh, tetapi memiliki makna sebaliknya yaitu ada sesuatu yang harus dibanggakan. Sementara itu, Harvard Business School mendefinisikan humblebrag sebagai upaya promosi diri sendiri dengan kesan yang rendah hati.
Sejarah dan Popularitas Istilah Humblebrag
Istilah humblebrag mulai populer pada tahun 2010 ketika Harris Wittels, seorang penulis dan produser untuk acara TV Parks and Recreation, menciptakan akun Twitter @Humblebrag. Akun ini dibuat untuk mengumpulkan contoh-contoh humblebrag yang ditemukan di media sosial, terutama dari kalangan selebriti.
Sejak saat itu, humblebrag menjadi fenomena yang semakin dikenal luas. Bahkan pada tahun 2011, kata ini nyaris terpilih sebagai Word of the Year oleh American Dialect Society, hanya kalah dari kata "occupy". Popularitas istilah ini terus meningkat, hingga Wittels menulis buku berjudul "Humblebrag: The Art of False Modesty" pada tahun 2012.
Mengapa Orang Melakukan Humblebrag?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan humblebrag:
- Impression Management: Orang ingin membangun citra positif tentang diri mereka di media sosial.
- Mencari Validasi: Humblebrag sering digunakan sebagai cara untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.
- Menghindari Kesan Sombong: Dengan mengemas pamer dalam bentuk keluhan atau pernyataan merendah, orang berharap dapat menghindari label sombong.
- Kebutuhan Akan Perhatian: Humblebrag bisa menjadi cara untuk menarik perhatian followers di media sosial.
Advertisement
Jenis-Jenis Humblebrag yang Sering Ditemui
Humblebrag dapat muncul dalam berbagai bentuk. Berikut adalah beberapa jenis humblebrag yang sering ditemui di media sosial:
1. Merendahkan Diri untuk Meningkatkan Harga Diri
Jenis humblebrag ini melibatkan pernyataan yang seolah-olah merendahkan diri, namun sebenarnya bertujuan untuk menunjukkan kelebihan atau pencapaian.
Contoh: "Duh, sebel banget. Berat badanku lagi turun, nih. Baju jadi longgar dan enggak ada yang muat, deh!"
2. Self-Deprecating Humble Brag
Bentuk humblebrag ini menggunakan humor self-deprecating (mengejek diri sendiri) untuk menyampaikan sesuatu yang sebenarnya membanggakan.
Contoh: "Sumpah, males banget ngeliat muka sendiri sering nongol di TV!"
3. Naive Humble Brag
Jenis ini melibatkan pernyataan yang seolah-olah polos atau tidak menyadari bahwa apa yang dikatakan sebenarnya adalah sebuah kebanggaan.
Contoh: "Kok, kulit aku bisa mulus dan enggak jerawatan begini, ya? Padahal aku enggak pakai skincare apa pun, lho."
Humblebrag di Media Sosial: Fenomena yang Semakin Marak
Prevalensi Humblebrag di Berbagai Platform
Fenomena humblebrag telah menjadi hal yang umum di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan TikTok. Orang-orang berlomba menampilkan sisi terbaik kehidupan mereka, namun dengan cara yang terkesan rendah hati.
Pengaruh Influencer dan Selebriti
Influencer dan selebriti sering kali menjadi contoh utama pelaku humblebrag di media sosial. Mereka menggunakan taktik ini untuk tetap terlihat rendah hati di mata pengikut mereka, sambil tetap menunjukkan lifestyle mewah atau pencapaian mereka.
Contoh humblebrag selebriti:
"Apple, I'm so sorry I broke your App Store!!!" - Kim Kardashian
"The first million is the hardest." - Drake
Dampak Humblebrag terhadap Interaksi Sosial Online
Meskipun pelaku humblebrag mungkin berpikir bahwa taktik ini efektif, penelitian menunjukkan bahwa humblebrag sebenarnya dapat memberikan dampak negatif. Orang cenderung lebih menghargai kejujuran dan ketulusan daripada pamer terselubung.
Advertisement
Psikologi di Balik Humblebrag: Mengapa Orang Melakukannya?
Kebutuhan Akan Validasi Sosial
Salah satu alasan utama orang melakukan humblebrag adalah kebutuhan akan validasi sosial. Di era media sosial, jumlah like dan komentar seringkali dianggap sebagai ukuran popularitas dan penerimaan.
Impression Management di Era Digital
Humblebrag juga terkait erat dengan konsep impression management atau manajemen kesan. Orang berusaha menampilkan versi terbaik dari diri mereka di media sosial, dan humblebrag menjadi salah satu strategi untuk mencapai hal tersebut.
Fenomena "Pick Me Girl" dan Kaitannya dengan Humblebrag
Fenomena "pick me girl" memiliki kaitan erat dengan humblebrag. Keduanya melibatkan upaya untuk mendapatkan perhatian dan penerimaan dengan cara yang terkesan merendah, namun sebenarnya bertujuan untuk menonjolkan diri.
Dampak Negatif Humblebrag: Apa yang Perlu Diwaspadai?
Persepsi Orang Lain
Meskipun pelaku humblebrag mungkin berpikir bahwa mereka terlihat rendah hati, penelitian menunjukkan bahwa orang lain cenderung memandang perilaku ini secara negatif. Humblebrag sering dianggap sebagai bentuk ketidaktulusan atau manipulasi.
Efek pada Hubungan Sosial
Humblebrag yang berlebihan dapat merusak hubungan sosial. Orang mungkin merasa terganggu atau bahkan tersinggung dengan perilaku pamer terselubung ini, yang pada akhirnya dapat menjauhkan teman dan kenalan.
Dampak Psikologis pada Pelaku
Selain dampak terhadap orang lain, humblebrag juga dapat memiliki efek negatif pada pelakunya sendiri. Kebiasaan ini dapat mengarah pada perasaan tidak puas dan kebutuhan konstan akan validasi eksternal.
Advertisement
Cara Mengenali dan Menghadapi Humblebrag
Tips Mengenali Humblebrag
- Perhatikan konteks: Apakah pernyataan tersebut relevan dengan situasi atau terasa dipaksakan?
- Analisis nada: Apakah ada unsur keluhan yang sebenarnya menonjolkan sesuatu yang positif?
- Frekuensi: Apakah seseorang sering membuat pernyataan serupa?
Strategi Merespons Humblebrag
- Bersikap netral: Tidak perlu memberi pujian atau reaksi berlebihan.
- Ajukan pertanyaan: Tanyakan lebih lanjut untuk mengekspos niat sebenarnya.
- Alihkan pembicaraan: Ubah topik jika merasa tidak nyaman.
- Komunikasi langsung: Jika diperlukan, bicarakan secara pribadi tentang perilaku tersebut.
Membangun Interaksi yang Lebih Tulus di Media Sosial
- Fokus pada kejujuran dan autentisitas.
- Hargai pencapaian orang lain tanpa membandingkan dengan diri sendiri.
- Gunakan media sosial untuk berbagi, bukan sekadar mencari validasi.
Fenomena humblebrag telah menjadi bagian tak terpisahkan dari landscape media sosial saat ini. Memahami apa itu humblebrag artinya kita menjadi lebih sadar akan dinamika interaksi online dan dapat menyikapinya dengan lebih bijak.
Meskipun keinginan untuk menampilkan sisi terbaik diri kita adalah hal yang wajar, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara promosi diri dan ketulusan. Alih-alih melakukan humblebrag, kita bisa fokus pada membangun hubungan yang lebih autentik dan bermakna di dunia digital.
Pada akhirnya, kejujuran dan ketulusan tetap menjadi nilai yang paling dihargai dalam interaksi sosial, baik online maupun offline. Dengan memahami dan menghindari perangkap humblebrag, kita dapat menciptakan lingkungan media sosial yang lebih positif dan mendukung bagi semua orang.