Menu MPASI Sehat, 7 Sumber Protein yang Aman dan Bergizi untuk Bayi

Telur merupakan salah satu sumber protein terbaik.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 11 Sep 2024, 09:57 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 09:57 WIB
sumber protein
Gambar sumber protein sehat | hak cipta freepik.com/freepik

Liputan6.com, Jakarta Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan fase krusial dalam perkembangan bayi. Umumnya, makanan ini mulai diberikan saat bayi berusia sekitar 6 bulan. Pada fase ini, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang tidak lagi bisa dipenuhi sepenuhnya oleh ASI.

Salah satu elemen penting dalam MPASI adalah protein, yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otot, jaringan tubuh, serta mendukung perkembangan otak. Memilih sumber protein yang sehat dan aman bagi bayi sangatlah penting. Protein tidak hanya membantu dalam pembentukan otot dan jaringan tubuh, tetapi juga memainkan peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh dan produksi enzim serta hormon.

Oleh karena itu, memastikan bahwa bayi mendapatkan asupan protein yang cukup dan berkualitas dari MPASI adalah langkah penting dalam mendukung tumbuh kembangnya. Berikut ini adalah beberapa sumber protein sehat yang cocok untuk menu MPASI buah hati sehari-hari.

Dengan memperkenalkan berbagai jenis protein secara bertahap, orang tua dapat membantu bayi mengembangkan kebiasaan makan yang baik dan memastikan bahwa kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik. Mari bersama jelajahi tujuh sumber protein yang aman dan bergizi untuk bayi Anda, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(11/9/2024).

1. Ayam Potong

Ilustrasi daging ayam
Ayam bisa menjadi sumber kolagen alami/copyright freepik/jcomp

Ayam adalah sumber protein hewani yang mudah diakses dan ideal untuk menu MPASI. Bagian dada ayam, khususnya, mengandung sedikit lemak namun kaya protein. Selain itu, ayam juga memiliki kandungan zat besi yang esensial untuk mencegah anemia pada bayi.

Untuk bayi, daging ayam harus dimasak sampai benar-benar matang dan lembut, kemudian dihaluskan atau dipotong kecil-kecil. Anda bisa mencampurnya dengan sayuran lain dalam bentuk bubur atau pure untuk menambah rasa dan nilai gizi.

2. Daging Sapi

Waspadai lemak jenuh dan lemak trans
Daging merah memiliki kandungan lemak jenuh. (Foto: Freepik/timolina)

Daging sapi merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang juga mengandung banyak zat besi dan vitamin B12. Zat besi dalam daging sapi mudah diserap oleh tubuh, sehingga sangat bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan mencegah anemia pada bayi.

Pilihlah daging sapi tanpa lemak dan rebus hingga empuk sebelum dihaluskan. Campurkan daging sapi dengan sayuran seperti wortel atau kentang agar MPASI bayi lebih bervariasi dan kaya nutrisi.

3. Daging Ikan

Ikan berminyak
Salmon. (Foto: Freepik/atlascompany)

Ikan, terutama yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti salmon, adalah sumber protein yang sangat baik untuk MPASI. Omega-3 memiliki peran penting dalam perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Selain itu, ikan juga kaya akan vitamin D dan kalsium yang mendukung pertumbuhan tulang.

Pastikan untuk memasak ikan hingga matang dan menghaluskan teksturnya sebelum disajikan. Perhatikan duri kecil, terutama pada jenis ikan tertentu. Hindari ikan dengan kadar merkuri tinggi, seperti tuna besar, dan pilih ikan yang aman seperti salmon, sarden, atau lele.

4. Telur

Ilustrasi telur
Telur dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan/copyright freepik

Telur adalah sumber protein yang sangat baik untuk MPASI. Selain protein, telur juga kaya akan lemak sehat, vitamin D, dan kolin, yang penting untuk perkembangan otak bayi. Namun, perlu diingat bahwa beberapa bayi mungkin memiliki risiko alergi, terutama terhadap putih telur.

Mulailah dengan memperkenalkan kuning telur terlebih dahulu karena cenderung kurang menyebabkan alergi dibandingkan putih telur. Masak telur hingga matang sempurna, kemudian haluskan atau sajikan dalam bentuk telur orak-arik (scrambled) yang lembut. Setelah bayi lebih besar, Mom bisa mulai memperkenalkan telur secara utuh.

5. Tahu dan Tempe

ilustrasi tahu
Gambar tahu putih | hak cipta freepik.com/azerbaijan_stockers

Tahu dan tempe merupakan sumber protein nabati yang kaya akan zat besi, kalsium, serta nutrisi penting lainnya. Tahu memiliki tekstur lembut yang ideal untuk bayi yang baru belajar makan, sementara tempe memiliki tekstur yang mudah dihancurkan. Sebagai makanan yang terbuat dari kedelai, kedua sumber protein ini dapat menjadi alternatif bagi bayi yang tidak bisa mengonsumsi produk hewani.

6. Lentil dan Kacang Merah (Kacang-Kacangan)

Kacang-kacangan dan biji-bijian
Mengonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian dapat membantu memperbaiki suasana hatimu/copyright freepik/azerbaijan_stockkers

Lentil, kacang merah, dan kacang hijau merupakan sumber protein nabati yang sangat baik untuk bayi. Selain protein, kacang-kacangan ini juga kaya akan serat, zat besi, serta berbagai vitamin dan mineral lainnya. Sebagai contoh, lentil sangat mudah dicerna oleh bayi dan sering dijadikan bahan dasar MPASI di banyak budaya.

Rebus kacang-kacangan sampai benar-benar lembut, kemudian haluskan atau saring sebelum disajikan. Kacang-kacangan dapat dicampur dengan sayuran untuk menghasilkan bubur yang kaya nutrisi.

7. Susu

yogurt stroberi
yogurt rasa stroberi (Sumber: Freepik/Wirestock)

Yogurt merupakan sumber protein yang baik serta kaya akan kalsium dan probiotik, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan bayi. Pilihlah yogurt plain tanpa tambahan gula untuk MPASI, karena kandungan gula yang berlebihan tidak baik untuk bayi.

Sajikan yogurt dalam bentuk plain, atau bisa juga dicampur dengan buah-buahan yang sudah dihaluskan seperti pisang atau alpukat. Pastikan yogurt yang digunakan berasal dari susu pasteurisasi untuk menjamin keamanannya.

Menambahkan berbagai sumber protein ke dalam menu MPASI sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun, selalu perhatikan tanda-tanda alergi pada anak saat memperkenalkan makanan baru, terutama yang memiliki kadar protein tinggi. Konsultasikan juga dengan dokter anak jika ada kekhawatiran terkait pilihan makanan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya