Liputan6.com, Jakarta Mental yang kokoh menjadi salah satu alat penting untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Selain itu, mental yang kuat juga menjadi kunci dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar, baik di sekolah, di rumah, maupun dalam dunia perkuliahan hingga karir nanti.
Ketangguhan mental memungkinkan seseorang untuk tetap tenang dan fokus di tengah tekanan, serta menghadapi masalah dan kegagalan dengan sikap yang positif. Ketangguhan ini bisa dibentuk sejak dini. Orangtua dapat memberikan pendidikan yang dapat membangun mental yang kuat sebagai bekal untuk anak-anak mereka.
Baca Juga
Berikut adalah beberapa tips untuk mendidik anak agar memiliki mental yang kuat yang bisa diikuti oleh para orang tua. Simak informasinya yang dilansir Liputan6.com pada Rabu (9/10/2024) dari berbagai sumber. Jangan lupa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ya!
Advertisement
1. Cerminkan bagaimana menjadi tangguh
Salah satu cara paling efektif untuk mengajarkan anak tentang ketangguhan mental adalah dengan memperlihatkan sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak cenderung mengamati dan meniru cara orangtua mereka merespons berbagai situasi. Sebagai orangtua, penting untuk menyadari ketangguhan mental diri sendiri dan berusaha memperbaiki area yang perlu ditingkatkan untuk menjadi contoh yang baik bagi anak-anak.
2. Tunjukkan cara menghadapi ketakutan
Bantu anak-anak menghadapi ketakutan mereka dengan memecahnya menjadi langkah-langkah kecil yang dapat mereka atasi. Misalnya, jika mereka takut pada kegelapan, mulailah dengan membiasakan mereka berada di ruangan yang sedikit redup dan secara bertahap tingkatkan kegelapan sesuai dengan kenyamanan mereka. Jika mereka takut bertemu orang baru, dorong mereka untuk mulai dengan memperkenalkan diri kepada orang-orang yang mereka percayai atau merasa nyaman, kemudian secara bertahap tingkatkan eksposur mereka ke lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Ajarkan keterampilan lunak (soft skills) khusus
Orangtua dapat mengajarkan keterampilan lunak (soft skills) kepada anak-anak. Misalnya, berikan konsekuensi yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan spesifik seperti kemampuan memecahkan masalah, mengendalikan diri, dan disiplin. Melalui penerapan konsekuensi ini, anak-anak akan belajar bertindak secara produktif, bahkan di tengah tantangan, godaan, atau kegagalan.
Advertisement
4. Dorong self-talk yang positif
Motivasi anak untuk mengembangkan pola pikir yang optimis dengan menghindari self-talk yang merendahkan diri atau prediksi negatif tentang masa depan. Bantu mereka belajar untuk mengubah pikiran negatif menjadi lebih realistis. Dengan memiliki pandangan yang optimis namun tetap realistis, anak akan lebih mampu menghadapi tantangan dan mencapai potensi terbaik mereka.
5. Bantu mereka membangun karakter
Anak-anak memerlukan pedoman moral yang kuat untuk membantu mereka membuat keputusan yang bijak. Usahakan untuk menanamkan nilai-nilai Anda kepada mereka melalui interaksi sehari-hari. Manfaatkan kesempatan untuk memberikan pelajaran hidup yang memperkuat nilai-nilai tersebut secara teratur, seperti mengajarkan pentingnya kejujuran dan kasih sayang daripada mengejar kemenangan dengan cara yang tidak etis.
6. Ajarkan untuk menerapkan rasa syukur
Rasa syukur adalah obat terbaik untuk melawan rasa kasihan pada diri sendiri dan kebiasaan negatif lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan mental mereka. Dukung anak Anda dalam mengidentifikasi dan menghargai hal-hal positif dalam kehidupan mereka, sehingga bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun, mereka tetap dapat melihat sisi terangnya. Praktik bersyukur dapat meningkatkan suasana hati anak dan mendorong mereka untuk mengatasi masalah dengan sikap yang proaktif.
7. Ajarkan keterampilan pengaturan emosi
Ajarkan anak-anak keterampilan pengaturan emosi dengan tidak selalu menenangkan mereka saat marah atau menghibur saat sedih. Sebaliknya, bantu mereka belajar cara mengelola emosi mereka sendiri, sehingga mereka tidak terlalu bergantung pada Anda untuk mengatur suasana hati mereka.
Anak-anak yang mampu memahami dan menghadapi emosi mereka akan lebih siap menghadapi tantangan. Misalnya, jika anak sedang marah, bantu mereka memahami emosi tersebut agar mereka bisa mengidentifikasinya dan mengendalikannya lebih efektif. Meskipun sulit, pembelajaran ini akan memberikan manfaat besar seiring berjalannya waktu.
8. Berikan anak kesempatan untuk belajar dari kesalahan
Berikan anak kesempatan untuk belajar dari kesalahan dengan memperlakukan kesalahan sebagai bagian alami dari proses pembelajaran. Dorong mereka untuk tidak merasa malu atau terhambat oleh kesalahan yang mereka buat. Berikan konsekuensi yang sesuai jika situasinya memungkinkan dan ajari mereka cara menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
Advertisement
9. Tegaskan tanggung jawab pribadi
Perluas pemahaman anak mengenai tanggung jawab pribadi sebagai bagian penting dari membangun kekuatan mental. Saat mereka melakukan kesalahan atau berperilaku buruk, berikan penjelasan tanpa memberikan alasan, sehingga mereka belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Koreksi anak Anda jika mereka mencoba menyalahkan orang lain atas cara mereka berpikir, merasakan, atau berperilaku.
10. Ajarkan disiplin yang benar
Mengajarkan disiplin yang tepat kepada anak akan membantu mempersiapkan mereka menghadapi tantangan berat dalam hidup. Melalui disiplin yang benar, anak belajar untuk mengatur emosi mereka, menerima tanggung jawab atas tindakan mereka, dan memahami bahwa tidak semua keinginan mereka akan terpenuhi. Anak juga belajar untuk mengatasi rasa kecewa dan membangun kemampuan untuk menangani penolakan atau ketidaksetujuan, yang semuanya merupakan aspek penting dari ketangguhan mental.
11. Ajarkan Teknik Relaksasi
Kenalkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi sederhana. Teknik ini membantu anak belajar mengatasi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesehatan mental mereka secara keseluruhan.
Advertisement