Liputan6.com, Jakarta Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia dan Jepang akan segera berlangsung, mempertemukan dua tim yang bersaing di grup C zona Asia. Laga penting ini dijadwalkan pada Jumat, 15 November 2024 di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Pertarungan ini diprediksi akan berlangsung ketat, mengingat keduanya tengah berjuang memperebutkan tiket menuju putaran final Piala Dunia di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Salah satu sorotan utama laga nanti adalah bentrokan antara dua kiper yang akan menjaga pertahanan masing-masing tim, yakni Maarten Paes dari Indonesia dan Zion Suzuki dari Jepang. Kedua penjaga gawang ini diperkirakan akan tampil dalam starting XI dan memainkan peran kunci di bawah mistar gawang.
Baca Juga
Beri Apresiasi, Ini Reaksi Maarten Paes Lihat Gol Asnawi Berkat Lemparan Jauh Pratama Arhan
Justin Hubner, Ivar Jenner, Maarten Paes dan Nathan Tjoe-A-On Turut Merayakan Kemenangan Timnas Indonesia Melawan Myanmar di Piala AFF 2024
Punya Banyak Pemain Bagus, Maarten Paes Sebut Timnas Indonesia Setahun Sudah Berkembang Pesat
Keduanya dikenal sebagai kiper andalan dengan keahlian dan karakteristik yang berbeda. Maarten Paes dan Zion Suzuki, meski memiliki gaya bermain unik, sama-sama menjadi sosok vital yang diharapkan mampu melindungi gawang dari serangan lawan. Berikut ini, ulasan lengkap persiapan serta tantangan yang akan mereka hadapi.
Advertisement
Maarten Paes: Punggawa Tangguh Indonesia
Maarten Paes resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada 30 April 2024 melalui jalur naturalisasi. Sejak saat itu, Paes telah menjadi pilihan utama pelatih Shin Tae-yong untuk menjaga gawang Timnas Indonesia. Dengan pengalaman bermain di Eropa bersama klub-klub Belanda seperti NEC dan Utrecht, serta saat ini membela FC Dallas di Major League Soccer (MLS), Paes memiliki refleks tajam dan kemampuan distribusi bola yang mumpuni.
Di musim terakhir bersama FC Dallas, Paes mencatatkan beberapa statistik yang menarik perhatian. Dari total 30 pertandingan yang ia lakoni, ia bermain sebanyak 88 persen sebagai starter, dengan torehan lima clean sheet dan keberhasilan penyelamatan penalti sebesar 38 persen. “Paes menjadi sosok krusial di lini pertahanan kami. Pengalamannya sangat membantu tim,” ujar Shin Tae-yong tentang kontribusi Paes di Timnas Indonesia.
Advertisement
Zion Suzuki: Andalan Masa Depan Jepang
Di sisi lain, Zion Suzuki, kiper keturunan Jepang-Ghana, menjadi andalan Jepang dengan kemampuan impresifnya di bawah mistar. Bermain untuk klub Parma di Italia, Suzuki dikenal dengan ketangkasannya dalam duel udara dan refleks cepat yang menjadi keunggulan. Kiper berusia 22 tahun ini telah membela Timnas Jepang sejak kategori usia muda, mulai dari U-15 hingga kini di tim senior.
Musim ini, Suzuki bermain dalam 11 pertandingan di Serie A bersama Parma, mencatatkan dua clean sheet meski sering menghadapi tekanan berat di liga. “Zion adalah kiper yang punya potensi besar. Dia tangguh dan cekatan dalam membaca serangan lawan,” ujar pelatih Hajime Moriyasu menyoroti performa Zion yang stabil meski usianya masih tergolong muda.
Gaya Bermain yang Berbeda
Paes dan Suzuki memiliki perbedaan signifikan dalam gaya bermain. Paes, yang mengandalkan distribusi bola, sering memulai serangan balik cepat dari lini pertahanan, sekaligus memiliki kemampuan membaca permainan yang baik. Kemampuannya dalam situasi satu lawan satu dengan striker lawan menjadikannya benteng kuat di lini pertahanan Indonesia.
Sementara itu, Suzuki mengandalkan kemampuan teknis dan refleks tinggi dalam menghadapi tendangan jarak dekat, serta unggul dalam duel udara. Tingginya yang mencapai 190 cm menjadi keuntungan bagi Suzuki dalam mengantisipasi bola-bola silang dan tendangan pojok, yang biasanya menjadi ancaman bagi kiper bertubuh pendek.
Advertisement
Tantangan dalam Laga Krusial
Laga melawan Jepang menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Tim Jepang datang sebagai salah satu tim terbaik di Asia, dengan bintang-bintang seperti Takefusa Kubo dan Takumi Minamino yang berpotensi mengancam pertahanan Indonesia. Paes diharapkan tampil maksimal untuk menghadapi serangan cepat dan tajam dari Jepang, serta konsisten menjaga distribusi bola agar tetap stabil.
Bagi Zion Suzuki, ancaman datang dari sektor sayap Indonesia yang mulai berkembang di bawah arahan Shin Tae-yong. Dengan sering berada sedikit keluar dari gawang, Suzuki memiliki gaya bermain yang cepat dalam mengantisipasi serangan balik Indonesia, yang banyak mengandalkan kecepatan sayap.
Perbandingan Harga Pasar
Menariknya, Maarten Paes dan Zion Suzuki memiliki perbedaan signifikan dari segi harga pasar. Meski kerap tampil impresif bersama FC Dallas, harga Paes tercatat sebesar Rp26,07 miliar, jauh di bawah nilai pasar Zion Suzuki yang mencapai Rp121,67 miliar. Perbedaan ini menunjukkan bahwa nilai seorang pemain tidak selalu berkaitan dengan performa dalam satu pertandingan, melainkan juga dipengaruhi oleh ekspektasi serta pengalaman di level liga yang berbeda.
Namun demikian, Paes tetap membuktikan diri sebagai pilar penting pertahanan Indonesia, dan menjadi simbol kepercayaan atas kualitas pemain naturalisasi yang dibutuhkan Indonesia.
Advertisement