Kepala Kepolisian Korea Selatan Ditangkap Atas Tuduhan Pemberontakan Darurat Militer, Ini Fakta di Baliknya

Kepala Polisi Nasional Korea Selatan ditangkap atas tuduhan keterlibatan dalam pemberontakan terkait dekrit darurat militer. Langkah ini memicu kontroversi dan mosi pemakzulan Presiden Yoon oleh oposisi.

oleh Rizka Muallifa diperbarui 11 Des 2024, 12:40 WIB
Diterbitkan 11 Des 2024, 12:40 WIB
Berunjuk Rasa di Majelis Nasional, Warga Korea Selatan Desak Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol
Upaya Presiden Yoon Suk Yeol untuk memberlakukan darurat militer memancing reaksi puluhan ribu warga Korea Selatan. (Jung Yeon-je/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Krisis politik di Korea Selatan semakin memanas setelah Kepala Polisi Nasional dan pejabat tinggi kepolisian Seoul resmi ditahan. Penangkapan ini dilakukan setelah adanya tuduhan keterlibatan mereka dalam pemberontakan terkait pelaksanaan dekrit darurat militer yang kontroversial.

Dekrit darurat militer ini diumumkan oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada awal Desember 2024 dan langsung menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Langkah ini dinilai tidak konstitusional karena dilakukan di luar kondisi perang atau keadaan darurat nasional.

Penahanan ini menjadi sorotan karena dilakukan hanya beberapa jam sebelum oposisi utama, Partai Demokratik, mengajukan mosi pemakzulan terhadap Presiden Yoon di Majelis Nasional. Berikut adalah kronologi lengkap peristiwa yang mengguncang politik Korea Selatan ini.

1. Penahanan Kepala Polisi Nasional dan Pejabat Tinggi Seoul

Ilustrasi Tersangka
Ilustrasi (Liputan6.com)

Kepala Polisi Nasional Korea Selatan dan pejabat tinggi kepolisian ibu kota Seoul resmi ditahan pada 11 Desember 2024. Keduanya diduga terlibat dalam pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan terkait pelaksanaan dekrit darurat militer.

Langkah ini dilakukan setelah pengadilan Seoul menyetujui surat perintah penangkapan. Sebelumnya, mantan Menteri Pertahanan, Kim Yong Hyun, menjadi orang pertama yang ditahan dalam kasus ini. Penahanan tersebut memperkuat tekanan terhadap pemerintahan Presiden Yoon yang terus menghadapi kritik.

2. Kontroversi Dekrit Darurat Militer

Darurat Militer di Korea Selatan
Darurat Militer di Korea Selatan (Foto: X @SoftWarNews)

Dekrit darurat militer yang diumumkan pada 3 Desember 2024 menuai kritik dari partai oposisi dan pakar hukum. Langkah ini dinilai melanggar konstitusi, yang hanya mengizinkan penggunaan kekuatan militer dalam situasi perang atau keadaan darurat yang setara.

Dalam dekrit tersebut, Presiden Yoon menginstruksikan penutupan Majelis Nasional dan penghentian aktivitas politik. Langkah ini dianggap sebagai bentuk pemberontakan, memicu kekhawatiran terhadap pelanggaran demokrasi di negara tersebut.

3. Respon Partai Oposisi: Mosi Pemakzulan Presiden

Gelombang Unjuk Rasa Desak Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Mundur
Pihak oposisi menyatakan bahwa pemberlakukan kebijakan darurat militer melanggar prinsip dasar konstitusi, termasuk kedaulatan rakyat. (JUNG Yeon-je/AFP)

Partai Demokratik sebagai oposisi utama segera merespons situasi ini dengan mengajukan mosi pemakzulan terhadap Presiden Yoon. Pemungutan suara direncanakan pada 14 Desember 2024 di Majelis Nasional. Jika mosi ini berhasil, kekuasaan presiden akan ditangguhkan sementara hingga Mahkamah Konstitusi memutuskan nasibnya.

Kritik terhadap Presiden Yoon tidak hanya terbatas pada kebijakan darurat militer, tetapi juga mencakup berbagai isu politik, termasuk skandal yang melibatkan dirinya dan keluarganya.

4. Apa Dampaknya Jika Presiden Yoon Dimakzulkan?

Pemakzulan Presiden Yoon akan menjadi langkah yang signifikan dalam sejarah politik Korea Selatan. Jika Mahkamah Konstitusi menyetujui pemakzulan, negara harus menggelar pemilihan presiden baru.

Namun, situasi ini juga dapat memperburuk instabilitas politik di negara tersebut, terutama jika keputusan ini memicu perpecahan lebih lanjut antara partai-partai politik dan lembaga keamanan negara.

Apa alasan Kepala Polisi Nasional Korea Selatan ditangkap?

Kepala Polisi Nasional ditangkap atas tuduhan keterlibatan dalam pemberontakan terkait pelaksanaan dekrit darurat militer yang diumumkan oleh Presiden Yoon Suk Yeol.

Apa itu dekrit darurat militer di Korea Selatan?

Dekrit ini adalah kebijakan Presiden yang menggunakan kekuatan militer untuk menutup Majelis Nasional dan menghentikan aktivitas politik, yang dinilai melanggar konstitusi karena diumumkan di luar situasi perang.

Apa yang terjadi jika Presiden Korea Selatan dimakzulkan?

Jika dimakzulkan, kekuasaan Presiden akan ditangguhkan sementara hingga Mahkamah Konstitusi memutuskan. Jika diberhentikan, pemilu presiden baru harus diadakan.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya