Liputan6.com, Jakarta Argentina akhirnya kembali mencatat surplus anggaran pada 2024, pencapaian yang terakhir kali dirasakan negara ini 14 tahun lalu. Dalam laporan resmi pemerintah, surplus anggaran tersebut mencapai 1,76 triliun peso, atau setara dengan 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Prestasi ini diraih berkat kebijakan penghematan besar-besaran yang diterapkan oleh Presiden Javier Milei.
Dilantik pada Desember 2023, Milei langsung mengimplementasikan serangkaian reformasi ekonomi yang bertujuan untuk meredam inflasi yang sempat memuncak hingga hampir 300% pada April 2024. Langkah ini menuai beragam reaksi, tetapi data terbaru menunjukkan keberhasilannya dalam mengembalikan stabilitas fiskal negara.
Awal Kebijakan Penghematan di Tengah Krisis Inflasi
Setelah dilantik pada akhir 2023, Javier Milei menghadapi tantangan besar berupa inflasi yang melambung tinggi, mencapai hampir 300% pada April 2024. Untuk mengatasi masalah ini, ia memutuskan untuk memangkas belanja negara secara signifikan. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah pemecatan sekitar 5.000 pegawai negeri sipil.
Selain itu, Milei juga menghapus 380.000 regulasi yang dinilai membebani perekonomian dan menciptakan efisiensi di berbagai sektor pemerintahan. Pengurangan pos kementerian dari 21 menjadi 9 juga menjadi langkah besar yang diambil untuk menekan pengeluaran.
Langkah-langkah ini, meskipun kontroversial, mulai menunjukkan hasil nyata pada kuartal kedua 2024. Inflasi perlahan turun, dan pengeluaran negara berhasil ditekan hingga mencapai titik yang sejalan dengan pendapatan negara.
Advertisement
Implementasi Reformasi Struktural
Selain pemangkasan anggaran, pemerintah di bawah kepemimpinan Milei melakukan reformasi struktural di berbagai sektor. Salah satunya adalah pembukaan sektor minyak dan gas untuk investasi asing. Kebijakan ini diambil dengan tujuan meningkatkan pendapatan negara tanpa perlu menaikkan pajak.
Di sisi lain, kementerian yang berkaitan dengan gender dan keberagaman dibubarkan, dengan alasan efisiensi anggaran. Keputusan ini mendapatkan kritik dari berbagai pihak, tetapi pemerintah berpendapat bahwa langkah ini diperlukan untuk mengurangi beban fiskal.
Reformasi ini tidak hanya berdampak pada anggaran negara tetapi juga memengaruhi persepsi investor terhadap Argentina, yang mulai melihat negara ini sebagai destinasi investasi yang lebih stabil.
Data Surplus Anggaran dan Signifikansinya
Menurut laporan resmi Kementerian Ekonomi Argentina, surplus anggaran mencapai 1,76 triliun peso, setara dengan 0,3% dari PDB. Sementara itu, neraca fiskal primer menunjukkan surplus sebesar 10,41 triliun peso atau 1,8% dari PDB.
Surplus ini menjadi pencapaian besar bagi negara yang selama lebih dari satu dekade berkutat dengan defisit anggaran. Hal ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga pengeluaran di bawah pendapatan negara, sebuah perubahan signifikan dari kebijakan fiskal sebelumnya yang cenderung boros.
Namun, pada bulan Desember 2024, tercatat defisit anggaran sebesar 1,3 triliun peso. Menteri Ekonomi Luis Caputo menjelaskan bahwa defisit ini lebih disebabkan oleh faktor musiman, mengingat Desember adalah periode dengan pengeluaran pemerintah yang tinggi.
Advertisement
Komitmen untuk Stabilitas Jangka Panjang
Pemerintah Argentina menyatakan bahwa jangkar fiskal yang diterapkan akan tetap berlanjut pada 2025. Dengan proyeksi inflasi yang turun menjadi 18,3% dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5%, pemerintah optimis bahwa stabilitas ekonomi dapat terus terjaga.
Selain itu, reformasi yang sudah berjalan akan terus diawasi untuk memastikan efektivitasnya. Milei berkomitmen untuk menjaga disiplin fiskal dan menghindari kembali terjadinya defisit anggaran di masa depan.
Dampak dan Tanggapan Publik
Kebijakan penghematan Milei mendapatkan reaksi beragam dari masyarakat Argentina. Sebagian memuji langkah ini sebagai langkah berani yang berhasil membawa perubahan signifikan, sementara yang lain mengkritik dampak sosial dari pemangkasan anggaran, terutama dalam sektor kesehatan dan pendidikan.
Meski demikian, data menunjukkan bahwa reformasi ini telah menciptakan fondasi yang lebih stabil bagi perekonomian Argentina. Dengan inflasi yang mulai menurun dan kepercayaan investor yang meningkat, banyak yang berharap bahwa negara ini dapat mengakhiri siklus krisis berkepanjangan.
Advertisement
Q: Apa yang menyebabkan inflasi tinggi di Argentina sebelum kebijakan Milei?
A: Inflasi tinggi di Argentina disebabkan oleh kombinasi defisit anggaran kronis, kebijakan moneter longgar, dan ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
Q: Bagaimana kebijakan Milei memengaruhi sektor publik?
A: Kebijakan Milei menyebabkan pengurangan drastis pegawai negeri dan anggaran kementerian, yang berdampak pada efisiensi tetapi juga menimbulkan kritik atas dampak sosialnya.
Advertisement
Q: Apa proyeksi ekonomi Argentina untuk 2025?
A: Pemerintah memproyeksikan inflasi turun ke 18,3% dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5% pada 2025, seiring dengan berlanjutnya kebijakan penghematan.
Q: Apa tantangan terbesar dalam implementasi kebijakan penghematan ini?
A: Tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara efisiensi fiskal dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh pengurangan anggaran di sektor-sektor penting.
Advertisement