Benarkah Jengkol Bisa Meningkatkan Asam Urat? Begini Penjelasannya

Apakah jengkol dapat memicu asam urat? Temukan fakta lengkap tentang kandungan nutrisi, risiko, dan cara aman mengonsumsinya dalam artikel ini.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 23 Jan 2025, 13:28 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 13:28 WIB
Jengkol
Ilustrasi/copyrightshutterstock/Sunhaji... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Jengkol, makanan khas Asia Tenggara yang memiliki aroma menyengat, sering kali menjadi perdebatan karena dampaknya terhadap kesehatan. Salah satu isu yang kerap dipertanyakan adalah apakah konsumsi jengkol dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki masalah dengan asam urat, kekhawatiran ini menjadi penting.

Sebagai polong-polongan yang kaya akan nutrisi, jengkol sebenarnya memiliki banyak manfaat kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Namun, di balik manfaat tersebut, ada potensi risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kandungan asam jengkolat yang menyerupai sifat asam urat dan dapat memicu gangguan pada saluran kemih.

Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan antara jengkol dan asam urat? Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai potensi bahaya dan cara aman mengonsumsi jengkol agar tetap sehat tanpa memicu risiko.

1. Kandungan Nutrisi Jengkol dan Manfaatnya untuk Tubuh

Jengkol kaya akan nutrisi seperti protein, kalsium, fosfor, asam folat, dan antioksidan. Kandungan protein pada jengkol bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan kacang hijau dan kedelai, menjadikannya sumber nutrisi yang bermanfaat untuk pembentukan jaringan tubuh.

Selain itu, kandungan kalsium dan fosfor di dalamnya dapat membantu menjaga kesehatan tulang serta mencegah osteoporosis. Antioksidan yang terdapat dalam jengkol juga bermanfaat untuk melindungi jantung dari kerusakan akibat radikal bebas.

Namun, meskipun banyak manfaatnya, konsumsi jengkol yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif. Salah satunya adalah pembentukan kristal asam jengkolat yang dapat memicu masalah kesehatan, terutama pada ginjal dan saluran kemih.

2. Apa Itu Asam Jengkolat dan Bagaimana Pengaruhnya?

Asam jengkolat adalah senyawa yang ditemukan dalam biji jengkol dan memiliki struktur yang mirip dengan asam urat. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, senyawa ini dapat menumpuk dan membentuk kristal yang berpotensi melukai pembuluh darah di ginjal serta saluran kemih.

Oleh karena itu, konsumsi jengkol sebaiknya dibatasi hingga satu sampai tiga biji per hari. Apalagi reaksi setiap orang terhadap asam jengkolat berbeda-beda, sehingga penderita gangguan ginjal atau asam urat perlu lebih berhati-hati.

Selain itu, cara pengolahan jengkol juga memengaruhi kandungan asam jengkolatnya. Pengolahan yang kurang tepat, seperti digoreng dengan minyak berlebihan atau dimasak dengan kecap yang terlalu banyak, dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.

3. Jengkol dan Risiko Asam Urat: Apa Hubungannya?

Penyakit asam urat disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat yang terbentuk dari metabolisme purin. Meskipun jengkol bukan makanan dengan kandungan purin tinggi seperti daging merah atau jeroan, sifat asam jengkolatnya mirip dengan asam urat.

Gejala yang muncul akibat kejengkolan sering kali menyerupai serangan asam urat, seperti nyeri sendi, pembengkakan, dan kesulitan buang air kecil. Oleh karena itu, penderita asam urat disarankan untuk membatasi konsumsi jengkol agar tidak memperburuk kondisi mereka.

4. Cara Aman Mengonsumsi Jengkol untuk Kesehatan

Bagi pencinta jengkol, ada beberapa cara aman untuk menikmati makanan ini tanpa khawatir akan risiko kesehatan. Pertama, pastikan jengkol diolah dengan cara yang sehat, seperti direbus atau dikukus, untuk mengurangi kandungan asam jengkolat.

Kedua, imbangi konsumsi jengkol dengan asupan air putih yang cukup untuk membantu melarutkan senyawa yang berpotensi berbahaya. Ketiga, batasi konsumsi jengkol dalam jumlah kecil, terutama bagi penderita gangguan ginjal atau asam urat.

Selain itu, pola makan sehat secara keseluruhan, seperti menghindari makanan tinggi purin dan menggantinya dengan buah-buahan serta sayuran rendah purin, dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara umum.

5. Pentingnya Konsultasi dengan Ahli Gizi

Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit asam urat atau gangguan ginjal, berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi jengkol. Hal ini penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi Anda tetap terpenuhi tanpa risiko kesehatan yang tidak diinginkan.

Selain itu, pemeriksaan kadar asam urat secara rutin juga dapat membantu Anda memantau kondisi tubuh. Dengan demikian, Anda dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat jika terjadi peningkatan kadar asam urat.

Q: Apakah jengkol benar-benar menyebabkan asam urat?

A: Jengkol mengandung asam jengkolat yang sifatnya mirip dengan asam urat. Konsumsi berlebihan dapat memicu masalah kesehatan, tetapi efeknya tidak seburuk makanan berpurin tinggi seperti daging merah.

Q: Bagaimana cara mengolah jengkol agar aman dikonsumsi?

A: Jengkol sebaiknya direbus atau dikukus untuk mengurangi kadar asam jengkolat. Hindari mengolahnya dengan minyak berlebih atau bahan tambahan yang tidak sehat.

Q: Berapa batas aman konsumsi jengkol per hari?

A: Menurut ahli, konsumsi jengkol yang aman adalah satu hingga tiga biji per hari, tergantung sensitivitas individu.

Q: Apakah penderita asam urat boleh mengonsumsi jengkol?

A: Penderita asam urat disarankan membatasi konsumsi jengkol atau bahkan menghindarinya untuk mencegah komplikasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya