Liputan6.com, Jakarta Doa hadas besar merupakan salah satu rukun penting yang wajib dilafalkan sebelum melakukan mandi junub atau mandi wajib. Sebagai seorang muslim, memahami dan mengamalkan doa hadas besar dengan benar menjadi kunci kesempurnaan dalam bersuci dari najis besar yang dapat menghalangi ibadah kita kepada Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Dalam syariat Islam, pelafalan doa hadas besar memiliki ketentuan khusus yang disesuaikan dengan penyebab seseorang harus melakukan mandi wajib. Setiap kondisi, seperti setelah berhubungan suami istri, selesai haid, nifas, atau melahirkan, memiliki bacaan doa hadas besar yang berbeda namun tetap bertujuan sama yaitu mensucikan diri karena Allah Ta'ala.
Mengamalkan doa hadas besar sesuai dengan tuntunan merupakan bentuk ketaatan kita dalam menjalankan perintah Allah SWT sebagaimana tercantum dalam Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 6. Dengan memahami dan mengamalkan bacaan serta tata cara yang benar, mandi wajib yang kita lakukan akan sempurna dan diterima sebagai ibadah.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum bacaan niat dan doa hadas besar, pada Jumat (24/1).
Pengertian dan Dasar Hukum Mandi Hadas Besar
Mandi hadas besar atau yang juga dikenal dengan mandi junub adalah ritual bersuci yang wajib dilakukan seorang muslim untuk menghilangkan najis besar. Kewajiban ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 6 yang memerintahkan untuk bersuci bagi mereka yang dalam keadaan junub.
Mengamalkan doa hadas besar sesuai dengan tuntunan merupakan bentuk ketaatan kita dalam menjalankan perintah Allah SWT sebagaimana tercantum dalam Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 6:
وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ
Wa in kuntum junuban faththaharuu
Artinya: "...Dan jika kamu junub, maka mandilah..."
Dalam fikih Islam, mandi hadas besar memiliki kedudukan yang sangat penting karena menjadi syarat sahnya berbagai ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran, dan ibadah lainnya. Tanpa melakukan mandi wajib setelah dalam keadaan junub, semua ibadah yang dilakukan tidak akan sah secara hukum Islam.
Perintah mandi hadas besar ini berlaku bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengalami hal-hal yang mewajibkan mandi junub seperti hubungan suami istri, mimpi basah yang disertai keluarnya mani, selesai haid atau nifas bagi perempuan, dan kondisi lainnya yang telah ditetapkan dalam syariat.
Pelaksanaan mandi hadas besar harus dilakukan dengan tata cara yang benar dan diawali dengan niat yang sesuai dengan kondisi yang menyebabkan seseorang harus mandi wajib. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman yang benar tentang bacaan niat dan tata cara pelaksanaannya.
Advertisement
Macam-Macam Niat Mandi Hadas Besar
Setiap penyebab yang mewajibkan mandi hadas besar memiliki niat khusus yang harus dilafalkan. Berikut adalah macam-macam niat mandi hadas besar sesuai dengan kondisinya:
Niat Mandi Hadas Besar Secara Umum:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta'ala."
Niat Mandi Hadas Besar Setelah Haid:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anil haidhi lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan haid karena Allah Ta'ala."
Niat Mandi Hadas Besar Setelah Melahirkan:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْوِلَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anil wilaadati lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan wiladah karena Allah Ta'ala."
Niat Mandi Hadas Besar Setelah Nifas:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ النِّفَاسِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin nifaasi lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Mandi Hadas Besar yang Benar
Berikut adalah tahapan lengkap dalam melaksanakan mandi hadas besar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW:
1. Membaca Niat
Membaca niat sesuai dengan penyebab mandi hadas besar sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Niat harus diucapkan di awal mandi sebagai syarat sah.
2. Membersihkan Kedua Tangan
Mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali untuk memastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum memulai ritual mandi.
3. Membersihkan Area Pribadi
Membersihkan kemaluan dan area sekitarnya dengan tangan kiri, memastikan tidak ada najis yang tersisa. Setelah itu, bersihkan tangan dengan sabun atau tanah.
4. Berwudhu
Melakukan wudhu lengkap seperti akan melaksanakan shalat. Hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah RA yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW selalu berwudhu terlebih dahulu sebelum mandi junub.
5. Membasahi dan Menyela Rambut
Menuangkan air ke kepala sebanyak tiga kali dan menyela-nyela rambut hingga air mencapai kulit kepala. Bagi wanita yang memiliki kepangan rambut yang kuat, cukup dengan membasahi pangkal rambut tanpa harus mengurai kepangan, sebagaimana hadits dari Ummu Salamah.
6. Mengguyur Seluruh Tubuh
Membasuh seluruh tubuh dimulai dari sisi kanan kemudian sisi kiri, memastikan air membasahi seluruh bagian tubuh termasuk lipatan-lipatan kulit, pusar, ketiak, dan bagian tersembunyi lainnya.
Advertisement
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan mandi hadas besar:
1. Waktu Pelaksanaan
Mandi hadas besar sebaiknya dilakukan segera setelah penyebabnya terjadi. Namun jika berhalangan, boleh ditunda dengan syarat tetap melaksanakannya sebelum waktu shalat tiba.
2. Larangan Selama Hadas Besar
Selama dalam keadaan hadas besar, muslim dilarang melakukan beberapa hal:
- Melaksanakan shalat
- Membaca dan menyentuh Al-Quran
- Berdiam diri di masjid
- Melakukan thawaf bagi yang sedang haji atau umrah
- Puasa (khusus bagi wanita haid dan nifas)
3. Penggunaan Air
Air yang digunakan untuk mandi hadas besar harus air mutlak (air suci yang dapat mensucikan) dan mencukupi untuk membasahi seluruh tubuh. Penggunaan air mengalir lebih diutamakan dibanding air yang tergenang.
4. Kondisi Khusus
- Bagi wanita yang sedang haid atau nifas, mandi hadas besar baru bisa dilakukan setelah darah benar-benar berhenti
- Bagi yang sakit dan tidak bisa terkena air, diperbolehkan melakukan tayammum sebagai pengganti mandi hadas besar
- Wanita dengan rambut kepang tidak wajib mengurai rambutnya, cukup membasahi pangkalnya saja
Dengan memahami dan melaksanakan tata cara mandi hadas besar sesuai tuntunan syariat, insya Allah ibadah kita akan diterima dan mendapat ridha Allah SWT.