Liputan6.com, Jakarta Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberagaman dan inklusivitas dalam dunia pendidikan. Pada Sabtu, 15 Februari 2025, UMP menggelar Wisuda ke-76 dengan meluluskan mahasiswa dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
Meskipun berbasis Islam, UMP terus membuktikan bahwa kampus ini terbuka bagi siapa saja yang ingin menimba ilmu. Salah satu lulusan yang menarik perhatian dalam wisuda kali ini adalah Ni Nyoman Nikunja Vasini, seorang mahasiswa Hindu asal Bali yang menempuh pendidikan di UMP.
Pengalaman Ni Nyoman selama berkuliah di UMP menjadi bukti nyata bahwa kampus ini mampu menciptakan lingkungan akademik yang nyaman dan penuh toleransi. Ia mengungkapkan bahwa selama masa studinya, ia merasa diterima dengan sangat baik oleh dosen dan teman-temannya dari berbagai latar belakang.
Advertisement
Ungkapan Terimakasih Wisudawan Beragama Hindu Asal Bali: "UMP Itu Miniatur Indonesia"
Sebagai mahasiswa non-Muslim yang berkuliah di institusi Islam, Ni Nyoman awalnya memiliki berbagai pertimbangan sebelum memilih UMP sebagai tempat studinya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia merasakan sendiri bahwa toleransi dan keberagaman benar-benar diterapkan dalam kehidupan kampus ini.
Dalam postingan di akun Instagram resmi UMP, Ni Nyoman menyoroti pentingnya ruang toleransi yang diberikan oleh UMP baginya yang memiliki latar belakang yang berbeda. Baginya, UMP bukan hanya sebuah tempat belajar, tetapi sebuah miniatur Indonesia yang menghargai keberagaman.
"Perkenalkan, saya Ni Nyoman Nikunja Vasini, saya putri asli Bali, dan saya beragama Hindu. Saya ingin mengucapakan terima kasih kepada UMP yang telah memberikan ruang toleransi bagi saya yang berbeda. Saya rasa UMP merupakan miniatur dari Indonesia, dilihat dari kebinekaannya yang terasa sekali ketika saya kuliah di UMP" ujar Ni Nyoman.
Advertisement
Keberagaman di UMP
Pengalamannya kuliah di UMP tidak hanya mengandung nilai akademis, tetapi juga nilai-nilai kebinekaan yang sangat terasa dalam kehidupan kampus. Dia mengakui bahwa UMP adalah kampus yang terbuka untuk semua, tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama.
"Ini menandakan bahwa UMP merupakan kampus milik semua. Semua bisa kuliah di UMP, entah itu ras berbeda, sukunya maupun agamanya. Untuk semua itu, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk UMP," ungkapnya dalam postingan yang diunggah di akun Instagram Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Selain Ni Nyoman, wisuda kali ini juga diikuti oleh mahasiswa internasional yang berasal dari berbagai negara. Keberagaman ini semakin memperkuat identitas UMP sebagai kampus yang mengedepankan inklusivitas. Kisah Ni Nyoman dan para mahasiswa lainnya yang berasal dari latar belakang beragam menjadi contoh nyata bahwa pendidikan mampu menjadi jembatan untuk mempererat persaudaraan dalam keberagaman.
Dalam kesempatan yang sama, rektor menegaskan bahwa UMP terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai toleransi.
Sejarah Singkat UMP
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berawal dari IKIP Muhammadiyah Surakarta cabang Purwokerto yang didirikan pada 5 April 1965. Pada tahun 1968, cabang ini memisahkan diri dan berganti nama menjadi IKIP Muhammadiyah Purwokerto. Seiring perkembangannya, berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdikbud No. 345/DIKTI/Kep/1995 tanggal 26 Juli 1995, IKIP Muhammadiyah Purwokerto resmi bertransformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Sejak menjadi universitas, UMP terus memperluas cakupan pendidikannya. Pada awalnya, UMP memiliki enam fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Agama Islam, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan, dan Fakultas Teknik. Seiring waktu, UMP menambah fakultas baru seperti Fakultas Psikologi (1998), Fakultas Sastra, Fakultas Hukum, dan Fakultas Farmasi (2000). Perkembangan ini juga mencakup pembukaan berbagai program studi di bidang kesehatan, termasuk Program Studi Keperawatan (D-III dan S-1), Program Studi Sanitasi/Kesehatan Lingkungan (D-III), serta Program Profesi Apoteker. Pada tahun 2005, program-program kesehatan ini dilebur ke dalam Fakultas Ilmu Kesehatan.
Hingga kini, UMP terus berkembang menjadi perguruan tinggi unggulan yang berkomitmen pada pendidikan berkualitas, pengembangan riset, dan pengabdian masyarakat. Dengan akreditasi UNGGUL dan visi menjadi universitas yang unggul, modern, dan Islami pada tahun 2031, UMP terus memperkuat posisinya sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Jawa Tengah bagian barat.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Keberagaman di UMP
1. Apakah UMP hanya menerima mahasiswa Muslim?
Tidak. Meskipun berbasis Islam, UMP menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan suku.
2. Bagaimana pengalaman mahasiswa non-Muslim di UMP?
Mahasiswa non-Muslim di UMP merasa diterima dengan baik dan mendapatkan lingkungan belajar yang inklusif serta penuh toleransi.
3. Apa yang membuat UMP berbeda dari kampus Islam lainnya?
Selain unggul dalam akademik, UMP menekankan keberagaman dan keterbukaan bagi semua mahasiswa tanpa membedakan agama dan budaya.
