Liputan6.com, Jakarta Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak setiap pekerja, termasuk bagi mereka yang masa kerjanya belum mencapai satu tahun penuh. Bagi karyawan dengan masa kerja kurang dari 12 bulan, THR yang diterima dihitung secara prorata. Memahami cara menghitung THR prorata sangat penting agar Anda bisa memastikan mendapatkan hak Anda sesuai aturan yang berlaku. Artikel ini akan menjelaskan secara detail cara menghitung THR prorata dan hal-hal penting yang perlu Anda ketahui.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Mencari informasi akurat tentang cara menghitung THR prorata memang penting, terlebih jika Anda termasuk karyawan yang masa kerjanya belum genap satu tahun. Perhitungan yang tepat akan memastikan Anda menerima THR sesuai dengan hak yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Ketidakpahaman mengenai cara menghitung THR prorata dapat merugikan Anda, sehingga memahami rumus dan ketentuannya sangatlah krusial.
Banyak karyawan yang masih merasa kebingungan tentang cara menghitung THR prorata. Padahal, perhitungannya cukup sederhana jika dipahami dengan benar. Dengan memahami rumus dan contoh perhitungan yang akan dijelaskan di bawah ini, Anda akan lebih mudah menghitung THR prorata Anda dan memastikan hak Anda terpenuhi.
Mari kita bahas langkah-langkahnya secara terperinci, dalam rangkuman yang telah Liputan6.com susun berikut ini, pada Sabtu (22/2).
Pengertian dan Dasar Hukum THR
Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan pendapatan non-upah yang wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan menjelang hari raya keagamaan. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Buruh atau Pekerja di Perusahaan.
THR diberikan sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap kontribusi karyawan dan bertujuan untuk membantu karyawan dalam mempersiapkan perayaan hari raya keagamaan. Pemberian THR bersifat wajib dan merupakan hak setiap karyawan yang telah bekerja minimal satu bulan di perusahaan.
Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa THR harus diberikan dalam bentuk uang dan merupakan tambahan pendapatan di luar gaji pokok. Besaran THR yang diterima dapat berbeda-beda tergantung pada masa kerja karyawan dan kebijakan perusahaan, dengan tetap mengacu pada ketentuan minimal yang telah ditetapkan dalam peraturan.
Peraturan ini juga menegaskan bahwa perusahaan yang memiliki ketentuan THR lebih baik dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama, wajib memberikan THR sesuai ketentuan yang lebih menguntungkan tersebut.
Advertisement
Ketentuan Perhitungan THR Prorata
Dalam perhitungan THR prorata, terdapat beberapa ketentuan penting yang perlu dipahami. Karyawan dengan masa kerja 12 bulan atau lebih berhak mendapatkan THR penuh sebesar satu bulan upah. Sementara itu, karyawan dengan masa kerja kurang dari 12 bulan akan menerima THR secara proporsional berdasarkan masa kerjanya.
Perhitungan THR prorata menggunakan rumus: (masa kerja/12) x upah satu bulan. Upah yang dimaksud dalam perhitungan ini dapat berupa upah bersih tanpa tunjangan (clean wages) atau upah pokok termasuk tunjangan tetap, tergantung pada kebijakan perusahaan dan ketentuan yang berlaku.
Dalam menghitung masa kerja, perusahaan biasanya akan mempertimbangkan periode kerja secara detail. Misalnya, jika seorang karyawan telah bekerja selama 5 bulan 17 hari, perusahaan akan menentukan apakah akan membulatkan ke atas menjadi 6 bulan atau tetap menghitung sebagai 5 bulan, sesuai dengan kebijakan internal perusahaan.
Penting untuk dicatat bahwa perhitungan THR harus dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Karyawan berhak mengetahui dasar perhitungan THR yang akan diterimanya dan dapat mengajukan klarifikasi jika terdapat ketidaksesuaian.
Contoh Perhitungan THR Prorata
Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah beberapa contoh konkret perhitungan THR prorata:
1. Seorang karyawan dengan masa kerja 3 bulan dan upah kotor Rp7.500.000:
Perhitungan: 3/12 x Rp7.500.000 = Rp1.875.000
THR yang diterima adalah Rp1.875.000
2. Karyawan dengan masa kerja 5 bulan dan gaji pokok Rp5.000.000:
Perhitungan: 5/12 x Rp5.000.000 = Rp2.083.333
THR yang diterima adalah Rp2.083.333
Perhitungan ini berlaku untuk semua karyawan yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan, dengan penyesuaian sesuai masa kerja dan besaran upah masing-masing.
Sanksi dan Ketentuan Tambahan
Perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran THR akan dikenakan sanksi sesuai dengan Permenaker No. 20/2016. Sanksi tersebut meliputi denda sebesar 5% dari total THR yang harus dibayarkan, serta sanksi administratif berupa teguran tertulis hingga pembatasan kegiatan usaha.
Sanksi administratif dapat berupa pembatasan kegiatan usaha, penghentian sebagian atau seluruh alat produksi, hingga pembekuan kegiatan usaha. Meskipun dikenakan sanksi, perusahaan tetap wajib membayar THR beserta dendanya sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengenaan sanksi ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi finansial perusahaan yang dapat dilihat dari laporan keuangan dua tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik. Sanksi akan terus berlaku hingga perusahaan memenuhi kewajibannya untuk membayar THR keagamaan kepada karyawannya.
Advertisement
