Liputan6.com, Jakarta Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak yang diberikan kepada pekerja sebagai bentuk apresiasi atas kinerja dan kontribusi mereka selama setahun. THR memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, terutama menjelang hari raya keagamaan. Selain itu, pencairan THR juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional melalui peningkatan daya beli masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Memahami kapan dan bagaimana mekanisme pencairan THR sangat penting bagi semua pekerja. Kepastian informasi ini mengurangi kecemasan dan membantu dalam perencanaan keuangan. Regulasi terbaru tentang THR 2025, khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2024, perlu dipahami dengan baik untuk memastikan hak-hak pekerja terpenuhi.
Pencairan THR 2025 diperkirakan akan dilakukan pada pertengahan Maret 2025. Namun, penting untuk selalu memantau informasi resmi dari pemerintah dan sumber terpercaya untuk mendapatkan informasi terbaru dan akurat. Persiapan yang matang dari pemerintah diharapkan dapat memastikan proses pencairan THR berjalan lancar dan tepat waktu.
Pemerintah telah menetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum dalam pemberian THR. Regulasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kriteria penerima, besaran THR, hingga mekanisme perhitungan dan sanksi bagi perusahaan yang melanggar ketentuan. Berikut informasi selengkapnya, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/2/2025).
Dasar Hukum THR, Regulasi dan Sanksi
Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak penting bagi pekerja di Indonesia yang telah diatur secara komprehensif dalam berbagai regulasi. Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan finansial menjelang hari raya keagamaan, pemberian THR tidak hanya menjadi tradisi, tetapi juga kewajiban hukum bagi pengusaha. Untuk memahami lebih lanjut tentang ketentuan THR, mari kita telaah regulasi utama dan ketentuan pokok yang mengatur pemberian THR di Indonesia.
Pemberian THR di Indonesia diatur dalam beberapa regulasi penting. UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 menjadi payung hukum utama, khususnya Pasal 81 angka 28 yang merevisi Pasal 88E UU Ketenagakerjaan. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 6 Tahun 2016 memberikan detail tata cara pemberian THR. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan terbaru juga memberikan panduan teknis dan menegaskan kewajiban pemberian THR penuh tanpa cicilan. PP Nomor 14 Tahun 2024 menjadi acuan khusus untuk pencairan THR 2025.
Pemberian THR merupakan kewajiban pengusaha kepada pekerja. Perusahaan yang melanggar ketentuan akan dikenakan sanksi administratif, mulai dari denda hingga pembekuan kegiatan usaha. Kementerian Ketenagakerjaan dan Dinas Ketenagakerjaan di daerah melakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan pembayaran THR. Mekanisme pengawasan meliputi pemeriksaan dokumen, verifikasi laporan pengaduan, dan inspeksi langsung ke perusahaan.
Pemerintah telah menetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum dalam pemberian THR. Regulasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kriteria penerima, besaran THR, hingga mekanisme perhitungan dan sanksi bagi perusahaan yang melanggar ketentuan.
Pengawasan dan penegakan hukum terkait THR dilakukan secara ketat untuk memastikan hak pekerja terlindungi. Pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Dengan adanya regulasi yang jelas dan pengawasan yang ketat, pemberian THR diharapkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai ketentuan. Pekerja dapat mengetahui hak-hak mereka, sementara pengusaha memiliki panduan yang jelas dalam memenuhi kewajibannya. Kepatuhan terhadap regulasi THR tidak hanya menjamin kesejahteraan pekerja, tetapi juga menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan produktif. Penting bagi semua pihak untuk memahami dan mematuhi ketentuan ini demi terciptanya iklim kerja yang adil dan kondusif di Indonesia.
Advertisement
Ketentuan Pemberian THR, Siapa Berhak dan Berapa Besarannya?
Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak pekerja yang telah diatur secara resmi oleh pemerintah Indonesia. Pemberian THR bertujuan untuk membantu pekerja memenuhi kebutuhan tambahan menjelang hari raya keagamaan. Untuk memastikan pelaksanaan yang adil dan merata, pemerintah telah menetapkan berbagai ketentuan terkait kriteria penerima, besaran, dan mekanisme pembayaran THR. Berikut ini adalah rincian penting mengenai regulasi THR yang perlu dipahami oleh pekerja maupun pemberi kerja.
THR diberikan kepada seluruh pekerja dengan masa kerja minimal satu bulan secara berkelanjutan, baik pekerja tetap maupun tidak tetap (termasuk PKWT), ASN, dan PNS. Namun, ada pengecualian untuk ASN yang cuti di luar tanggungan negara atau yang ditugaskan di luar instansi dengan gaji dari instansi penugasan. Pekerja yang mengalami PHK dalam 30 hari sebelum hari raya juga berhak menerima THR (kecuali PKWT yang kontraknya habis sebelum hari raya).
Untuk masa kerja ≥12 bulan, THR diberikan sebesar satu bulan gaji penuh. Komponen gaji yang dihitung meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap. Untuk masa kerja <12 bulan, THR dihitung secara proporsional: (masa kerja/12 bulan) x satu bulan gaji. ASN memiliki ketentuan khusus, THR mereka mencakup gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan, dan tunjangan kinerja (jika ada).
Perhitungan THR harus transparan dan rinci. Perusahaan wajib memberikan bukti pembayaran yang jelas kepada pekerja.
Ketentuan khusus mungkin berlaku di beberapa perusahaan berdasarkan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama (PKB). Perusahaan yang memiliki ketentuan pemberian THR lebih baik dalam Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP), atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB), wajib memberikan THR sesuai kesepakatan tersebut.
Pemerintah terus berupaya memastikan bahwa proses pencairan THR berjalan lancar dan tepat waktu, mengingat pentingnya tunjangan ini bagi kesejahteraan pekerja dan perekonomian nasional secara umum.
Dengan adanya regulasi yang jelas mengenai THR, diharapkan baik pekerja maupun pemberi kerja dapat memahami hak dan kewajiban masing-masing. Ketaatan terhadap aturan ini tidak hanya menjamin kesejahteraan pekerja, tetapi juga menciptakan hubungan industrial yang harmonis. Penting bagi semua pihak untuk terus mengikuti perkembangan regulasi THR dan berkomunikasi secara terbuka untuk menghindari kesalahpahaman. Dengan demikian, pemberian THR dapat menjadi momen yang positif dalam meningkatkan produktivitas dan semangat kerja di lingkungan perusahaan.
Jadwal dan Mekanisme Pencairan THR, Kapan dan Bagaimana?
Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan momen yang selalu dinantikan oleh para pekerja di Indonesia setiap tahunnya. THR tidak hanya menjadi tambahan penghasilan, tetapi juga memiliki makna khusus sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kerja keras selama setahun. Menjelang Idul Fitri 2025, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan kebijakan pencairan THR yang diharapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
Kabar baik bagi seluruh pekerja di Indonesia! Tunjangan Hari Raya (THR) 2025 diperkirakan akan cair pada pertengahan hingga akhir Maret 2025, tepatnya sekitar tanggal 17-20 Maret 2025. Hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2024 yang mensyaratkan pembayaran paling cepat 10 hari kerja sebelum Idul Fitri (jatuh pada 31 Maret atau 1 April 2025). Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan secara resmi pencairan THR untuk ASN dan pekerja swasta pada bulan Maret 2025.
Pemerintah telah mempersiapkan pencairan THR ini dengan matang. Meskipun tanggal pasti belum diumumkan secara resmi, persiapan telah dilakukan untuk memastikan proses pencairan berjalan lancar dan tepat waktu. Informasi lebih detail mengenai besaran dan mekanisme pencairan THR akan diumumkan oleh pemerintah dalam waktu dekat. Pernyataan resmi dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sangat dinantikan oleh masyarakat.
Pencairan THR lebih awal diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dalam mempersiapkan kebutuhan Lebaran dan mengurangi kepadatan arus mudik. THR merupakan hak seluruh pekerja yang telah memiliki masa kerja minimal satu bulan secara berkelanjutan, baik pekerja swasta maupun ASN, termasuk pekerja harian lepas.
Namun, ada beberapa pengecualian, seperti ASN yang sedang cuti di luar tanggungan negara atau yang ditugaskan di luar instansi pemerintah dengan gaji dari instansi penugasan. Pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam 30 hari sebelum hari raya juga berhak menerima THR (kecuali PKWT yang kontraknya habis sebelum hari raya).
Proses pencairan THR 2025 akan diatur secara khusus melalui Peraturan Pemerintah (PP) yang akan ditetapkan seiring dengan penetapan besaran anggaran. Hal ini dilakukan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pencairan THR. Pemerintah juga akan mempertimbangkan program efisiensi anggaran belanja pemerintah pusat maupun daerah sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 dalam pencairan THR kali ini.
Dengan adanya kebijakan pencairan THR yang terencana dan transparan, diharapkan seluruh pekerja di Indonesia dapat menikmati hak mereka dengan optimal.
Advertisement
Pengawasan dan Perlindungan, Laporkan Jika Ada Masalah
Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan kewajiban pengusaha yang diatur oleh pemerintah untuk menjamin kesejahteraan pekerja. Namun, dalam praktiknya seringkali muncul permasalahan terkait pembayaran THR. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah menyiapkan berbagai mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa THR. Berikut ini adalah gambaran mengenai upaya pemerintah dalam memastikan pemenuhan hak THR bagi para pekerja.
Kementerian Ketenagakerjaan membuka Posko THR untuk menerima pengaduan. Satgas Ketenagakerjaan di daerah juga melakukan pengawasan dan pemantauan langsung. Pekerja dapat melaporkan masalah melalui berbagai saluran, termasuk website poskothr.kemnaker.go.id, call center 1500-630, dan WhatsApp.
Pengaduan diajukan ke Dinas Ketenagakerjaan setempat. Mediasi akan dilakukan untuk menyelesaikan perselisihan. Jika mediasi gagal, kasus dapat dibawa ke pengadilan hubungan industrial. Pengusaha yang melanggar akan dikenakan sanksi, mulai dari denda hingga pembatasan kegiatan usaha.
Pemerintah berkomitmen untuk memastikan hak pekerja terpenuhi dan proses pencairan THR berjalan lancar. Penting bagi pekerja untuk memahami hak-haknya dan melaporkan jika terjadi pelanggaran.
Dengan adanya berbagai upaya dan mekanisme yang disediakan pemerintah, diharapkan proses pembayaran THR dapat berjalan lancar dan hak-hak pekerja dapat terpenuhi. Penting bagi semua pihak, baik pengusaha maupun pekerja, untuk memahami aturan terkait THR dan memanfaatkan saluran pengaduan yang tersedia jika terjadi permasalahan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja, diharapkan pemenuhan kewajiban THR dapat menjadi momen yang mempererat hubungan industrial dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Selalu pantau informasi resmi dari pemerintah dan perusahaan Anda untuk mendapatkan informasi terbaru dan akurat. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Anda dalam mempersiapkan diri menghadapi pencairan THR 2025.
