Liputan6.com, Jakarta Dalam suasana pasca-polemik yang mengguncang, Band Sukatani menjadi sorotan publik karena lagu kontroversial "Bayar Bayar Bayar" yang menyuarakan kritik tajam terhadap institusi kepolisian dan mengundang reaksi beragam dari masyarakat.
Keputusan untuk menghapus lagu tersebut dari berbagai platform media disertai dengan permohonan maaf yang disampaikan melalui unggahan di media sosial, yang memicu perdebatan mengenai batasan kritik dan kebebasan berekspresi dalam lingkup institusi negara.
Di tengah dinamika ini, DPR dan pihak Polri sama-sama menanggapi kritik dengan menawarkan langkah konstruktif melalui usulan strategis yang mengusulkan pengangkatan Band Sukatani sebagai Duta Polri untuk mengembalikan citra institusi sekaligus membuka ruang evaluasi internal.
Advertisement
Latar Belakang Kontroversi Lagu Bayar Bayar Bayar
Polemik bermula ketika lagu "Bayar Bayar Bayar" yang diciptakan oleh Band Sukatani dengan lirik yang secara eksplisit menyebutkan “bayar polisi” menyulut reaksi keras di tengah masyarakat karena dianggap sebagai bentuk kritik yang menyasar oknum di lingkungan Polri.
Lagu tersebut viral di berbagai platform media sosial karena liriknya yang lugas dan satir mengenai praktik tertentu seperti pungutan, yang dilakukan oleh oknum kepolisian.
Lagu tersebut dianggap tidak hanya sebagai karya seni, melainkan juga sebagai medium ekspresi kritik terhadap praktik-praktik yang dianggap menyimpang di lingkungan kepolisian.
Advertisement
Permohonan Maaf Band Sukatani dan Upaya Menghapus Konten
Pada Kamis (20/2), Band Sukatani melalui akun Instagram resmi @sukatani.band secara terbuka mengunggah pernyataan permohonan maaf kepada Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo serta institusi Polri sebagai bentuk tanggung jawab atas lagu yang dianggap telah menimbulkan kehebohan.
Dikutip dari ANTARA, gitaris Sukatani, Alectroguy, menyatakan, "Memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu Bayar Bayar Bayar, yang liriknya bayar polisi, yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial, yang pernah saya upload ke platform Spotify, yang sebenarnya lagu itu saya ciptakan untuk oknum Kepolisian yang melanggar peraturan."
Sebagai bagian dari upaya mengurangi potensi konflik yang lebih besar, pihak band juga segera mengambil langkah dengan menghapus lagu tersebut dari seluruh platform digital, sehingga menandakan bahwa permohonan maaf dan tindakan korektif telah dilakukan untuk menjaga hubungan harmonis antara institusi Polri dan komunitas kreatif.
Usulan DPR untuk Mengangkat Sukatani sebagai Duta Polri
Sebagai respons atas polemik yang terjadi, anggota Komisi III DPR RI, Muhammad Nasir Djamil, mengajukan usulan strategis agar Band Sukatani diangkat menjadi Duta Polri, yang diharapkan mampu mengembalikan citra Polri yang presisi melalui pendekatan kritis dan konstruktif.
Dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu, Djamil menyampaikan, "Saya usulkan kepada Kapolri agar kelompok band Sukatani dijadikan Duta Polri untuk mengembalikan citra Polri Presisi."
Usulan ini disampaikan sebagai bagian dari langkah konstruktif untuk menyatukan kritik yang selama ini disampaikan melalui karya seni dengan upaya perbaikan internal di Polri, sehingga memberikan sinergi antara aspirasi masyarakat dan komitmen institusi dalam melakukan evaluasi secara berkelanjutan.
Advertisement
Tanggapan dan Komitmen Polri terhadap Kritik Masyarakat
Menanggapi usulan dan kritik yang muncul, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa Polri tidak bersikap antikritik dan selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan sebagai bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi, yang mana hal tersebut merupakan bagian dari proses evaluasi internal.
Kapolri Sigit secara terbuka menyatakan bahwa institusi kepolisian telah mengadakan berbagai inisiatif seperti lomba mural dan stand up comedy, yang bertujuan untuk menyampaikan kritik secara kreatif dan membangun, sehingga menunjukkan bahwa Polri selalu berusaha untuk berbenah dan beradaptasi dengan dinamika masyarakat.
Dalam keterangan yang disampaikan kepada media, beliau menambahkan bahwa komitmen Polri untuk terus melakukan perubahan dan perbaikan merupakan refleksi dari upaya membangun institusi yang responsif terhadap kritik, dengan harapan agar setiap masukan dapat menjadi pijakan bagi evaluasi internal demi peningkatan kinerja organisasi.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
Apa latar belakang kontroversi lagu "Bayar Bayar Bayar"?
Lagu "Bayar Bayar Bayar" diciptakan oleh Band Sukatani dan memuat lirik yang secara eksplisit menyuarakan kritik terhadap praktek yang dianggap menyimpang di lingkungan Polri.
Mengapa DPR mengusulkan Sukatani menjadi Duta Polri?
DPR mengusulkan pengangkatan Band Sukatani sebagai Duta Polri sebagai langkah strategis untuk mengembalikan citra institusi melalui pendekatan kritis dan konstruktif.
Apa komitmen Polri terhadap kritik yang disampaikan masyarakat?
Polri, melalui pernyataan Kapolri, menegaskan bahwa kritik merupakan bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi dan bahwa seluruh masukan akan dijadikan evaluasi demi perbaikan, sehingga Polri senantiasa berbenah dan membuka diri untuk perubahan yang lebih baik.
Advertisement
