Liputan6.com, Jakarta Umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa Ramadan, termasuk di Islandia. Namun, pengalaman berpuasa di negara ini sangat unik karena fenomena Midnight Sun atau Matahari Tengah Malam. Selama musim panas, matahari hampir tidak pernah terbenam, sehingga durasi puasa di Islandia bisa mencapai 21 jam! Bayangkan, sahur dilakukan di bawah cahaya matahari yang masih terang benderang.
Letak geografis Islandia yang dekat dengan Lingkaran Arktik menjadi penyebab utama durasi puasa yang ekstrem ini. Perbedaan waktu siang dan malam yang signifikan membuat waktu puasa di musim panas jauh lebih panjang dibandingkan musim dingin. Tantangan ini dihadapi oleh sekitar 1.500 umat Muslim di Islandia, yang sebagian besar tinggal di ReykjavÃk, ibukota negara tersebut.
Advertisement
Menariknya, meskipun menghadapi tantangan puasa panjang, komunitas Muslim di Islandia tetap menjalankan ibadah dengan khusyuk. Mereka telah beradaptasi dengan kondisi tersebut dengan berbagai strategi, dari memilih makanan sahur yang tepat hingga mengatur pola tidur dan aktivitas sehari-hari. Keunikan ini menjadikan pengalaman Ramadan di Islandia sebagai kisah inspiratif tentang ketahanan dan adaptasi dalam menjalankan ibadah.
Advertisement
Mengapa Durasi Puasa di Islandia Sangat Lama?
Letak Geografis Islandia:
Islandia adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Atlantik Utara, tepat di perbatasan antara Eropa dan Amerika Utara. Posisinya yang berada di dekat Lingkaran Arktik (sekitar 66°N) menyebabkan negara ini mengalami perbedaan ekstrem dalam panjang siang dan malam sepanjang tahun. Hal ini disebabkan oleh kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang orbitnya, yang mengakibatkan variasi penyinaran matahari yang signifikan di daerah-daerah dekat kutub.
Fenomena Midnight Sun (Matahari Tengah Malam):
Midnight Sun adalah fenomena alam yang terjadi di wilayah-wilayah dekat kutub, termasuk Islandia. Selama musim panas, yaitu sekitar bulan Mei hingga Agustus, matahari tetap terlihat di atas cakrawala bahkan pada waktu tengah malam. Fenomena ini terjadi karena posisi Islandia yang berada di lintang tinggi, di mana sumbu rotasi Bumi miring ke arah matahari selama musim panas. Akibatnya, matahari tidak pernah sepenuhnya terbenam, melainkan hanya bergerak rendah di cakrawala, menciptakan pencahayaan terus-menerus selama beberapa minggu atau bahkan bulan.
Waktu Puasa yang Ekstrem di Islandia:
Musim Panas: Selama musim panas, khususnya pada bulan-bulan di sekitar titik balik matahari (Juni-Juli), waktu puasa di Islandia bisa mencapai 20-21 jam per hari. Hal ini terjadi karena matahari hanya terbenam sebentar, kadang hanya selama 3-4 jam, sebelum terbit kembali. Situasi ini menciptakan tantangan besar bagi umat Muslim yang berpuasa, karena mereka harus menahan diri dari makan dan minum selama periode yang sangat panjang. Beberapa Muslim di Islandia mungkin memilih untuk mengikuti waktu puasa dari negara-negara Muslim terdekat atau menggunakan waktu Mekah sebagai panduan.
Musim Dingin: Sebaliknya, selama musim dingin, terutama pada bulan-bulan sekitar titik balik matahari musim dingin (Desember-Januari), waktu puasa di Islandia bisa sangat singkat, hanya sekitar 4-5 jam per hari. Ini terjadi karena matahari terbit sangat terlambat dan terbenam sangat awal, menciptakan malam yang jauh lebih panjang daripada siang. Meskipun waktu puasa lebih singkat, kondisi ini juga menimbulkan tantangan tersendiri, seperti kesulitan dalam mengatur waktu makan sahur dan berbuka puasa yang sangat berdekatan.
Advertisement
Bagaimana Muslim di Islandia Menentukan Waktu Sahur dan Iftar?
Muslim di Islandia menghadapi situasi unik dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan karena kondisi geografis negara tersebut. Islandia terletak di dekat Lingkaran Arktik, yang menyebabkan fenomena matahari tengah malam pada musim panas, di mana matahari hampir tidak terbenam selama 24 jam. Sebaliknya, pada musim dingin, matahari hampir tidak terbit sama sekali. Kondisi ini menciptakan tantangan besar dalam menentukan waktu sahur (makan sebelum fajar) dan berbuka puasa (makan setelah matahari terbenam).
Untuk mengatasi tantangan ini, Muslim di Islandia menggunakan beberapa metode alternatif:
Mengikuti Jadwal Puasa Mekkah atau Madinah:
Metode ini dipilih karena durasi puasa di Islandia bisa mencapai 21 jam atau lebih pada musim panas. Beberapa ulama telah mengeluarkan fatwa yang memperbolehkan Muslim di daerah dengan waktu matahari ekstrem untuk mengikuti jadwal puasa di negara-negara Muslim dengan waktu yang lebih normal.
Â
Mekkah dan Madinah dipilih karena merupakan kota-kota suci Islam dengan waktu puasa yang lebih konsisten sepanjang tahun.
Â
Mengikuti Jadwal Negara Terdekat dengan Waktu Normal:
Beberapa Muslim Islandia memilih untuk mengikuti jadwal puasa negara-negara tetangga seperti Inggris atau Turki. Negara-negara ini memiliki durasi siang dan malam yang lebih wajar, sehingga jadwal puasanya lebih mudah diikuti. Metode ini memungkinkan Muslim Islandia untuk berpuasa dengan durasi yang lebih manusiawi, biasanya sekitar 16-18 jam.
Â
Puasa Sesuai Waktu Matahari di Islandia:
Sebagian Muslim Islandia memilih untuk tetap mengikuti waktu matahari setempat, meskipun ini berarti berpuasa selama 21 jam atau lebih pada musim panas. Metode ini dianggap paling sesuai dengan aturan dasar puasa dalam Islam, namun sangat menantang secara fisik.
Mereka yang memilih metode ini harus melakukan persiapan khusus, terutama dalam hal nutrisi saat sahur. Makanan yang dimakan saat sahur harus sangat bernutrisi dan memberikan energi yang cukup untuk durasi puasa yang panjang.
Setiap metode ini memiliki kelebihan dan tantangannya sendiri. Muslim di Islandia biasanya berkonsultasi dengan ulama setempat atau otoritas keagamaan untuk memutuskan metode mana yang paling sesuai dengan situasi mereka. Yang terpenting adalah bahwa mereka tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan mereka, sambil tetap menjaga esensi spiritual dari puasa Ramadhan.
Apa yang Dimakan Saat Sahur?
Karena harus berpuasa sangat lama, Muslim di Islandia biasanya mengonsumsi makanan yang tinggi energi dan tahan lama agar tetap kuat sepanjang hari. Beberapa makanan khas sahur mereka:
Sup Panas
Sup hangat seperti sup daging domba atau sup ikan salmon sering dikonsumsi karena bisa memberi energi lebih lama dan menghangatkan tubuh.
Ikan Salmon dan Makanan Laut
Salmon adalah makanan yang sangat populer di Islandia. Kaya akan lemak sehat dan protein, salmon membantu tubuh tetap bertenaga lebih lama.
Daging Domba
Islandia terkenal dengan daging dombanya yang berkualitas tinggi. Domba yang diberi makan rumput alami menghasilkan daging yang lebih kaya nutrisi dan cocok untuk makanan sahur.
Roti Gandum dan Keju
Roti gandum yang padat dikombinasikan dengan keju khas Islandia (Skyr) sering dikonsumsi sebagai tambahan energi.
Minuman Herbal atau Teh Panas
Karena suhu di Islandia bisa tetap dingin meskipun musim panas, minuman herbal atau teh panas sering menjadi pilihan untuk menghangatkan tubuh saat sahur.
Advertisement
Bagaimana Muslim di Islandia Beradaptasi dengan Puasa Ekstrem?
Karena harus menahan lapar dan haus hingga 21 jam, Muslim di Islandia memiliki beberapa cara untuk tetap kuat selama berpuasa:
- Memilih makanan sahur yang tinggi protein dan lemak sehat untuk memperlambat rasa lapar.
- Minum air yang cukup sebelum imsak untuk menghindari dehidrasi.
- Mengatur pola tidur dengan tidur lebih awal agar bisa bangun sahur dengan segar.
- Menjalani ibadah dengan lebih ringan jika kondisi tubuh lelah, seperti membaca Quran atau berdzikir sambil duduk.
- Mengurangi aktivitas fisik berat agar tidak cepat lelah.
Bagaimana Suasana Ramadan di Islandia?
Islandia bukan negara Muslim, tetapi ada komunitas Muslim kecil yang aktif di sana. Beberapa fakta menarik tentang Ramadan di Islandia:
- Jumlah Muslim yang Sedikit: Populasi Muslim di Islandia hanya sekitar 1.500 orang dari total penduduk 375.000 jiwa.
- Masjid Satu-Satunya: Islandia hanya memiliki satu masjid besar, yaitu Icelandic Muslim Cultural Centre di ReykjavÃk.
- Berbuka Puasa Bersama: Karena jumlah Muslim yang sedikit, mereka sering mengadakan iftar bersama untuk mempererat komunitas.
- Ramadan di Udara Dingin: Suhu di Islandia saat Ramadan bisa berkisar 5-10°C bahkan lebih dingin, sehingga makanan sahur dan berbuka sering berupa makanan berkuah dan hangat.
Berpuasa di Islandia adalah tantangan besar karena durasinya yang bisa mencapai 21 jam. Untuk mengatasinya, Muslim di sana menerapkan strategi khusus seperti memilih makanan sahur yang bergizi tinggi, mengikuti jadwal puasa yang lebih fleksibel, dan mempererat komunitas Muslim.
Fenomena sahur di bawah cahaya matahari tengah malam adalah pengalaman unik yang hanya bisa dialami di negara-negara dekat Kutub Utara seperti Islandia. Bagi yang ingin mencoba puasa ekstrem, Islandia bisa menjadi destinasi menarik untuk merasakan tantangan Ramadan yang luar biasa.
Advertisement
