Liputan6.com, Jakarta Indonesia dikenal sebagai surganya kuliner dengan keanekaragaman rasa yang khas, salah satunya adalah sambal, pelengkap wajib yang menambah cita rasa setiap hidangan. Dari sekian banyak jenis sambal Nusantara, sambal colo-colo menjadi salah satu yang menarik perhatian karena keunikannya.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Sambal colo-colo mencerminkan budaya kuliner masyarakat di tempat asalnya yang erat dengan hasil laut melimpah. Berbeda dengan kebanyakan sambal yang diulek atau dihaluskan, sambal colo-colo dibuat dengan mencampur potongan bahan segar seperti cabai, bawang merah, tomat, dan perasan jeruk tanpa proses tumbuk.
Dengan rasa segar dan sedikit asam dari jeruk, sambal ini menjadi pasangan sempurna untuk aneka hidangan laut. Berikut ulasan lebih lanjut tentang sambal colo-colo yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (10/3/2025).
Mengenal Lebih Dekat Sambal Colo-Colo
Sambal colo-colo merupakan salah satu kekayaan kuliner khas Maluku yang mencerminkan tradisi masyarakatnya dalam mengolah hasil laut. Maluku, yang dikenal dengan lautnya yang kaya, menjadikan ikan dan makanan laut sebagai bagian utama dari hidangan sehari-hari. Sebagai pelengkap, sambal colo-colo hadir untuk memperkaya cita rasa makanan, terutama ikan bakar dan ikan kuah kuning.
Nama "colo-colo" sendiri berasal dari bahasa Maluku yang berarti "diaduk" atau "diacak-acak," yang menggambarkan cara pembuatannya. Berbeda dengan kebanyakan sambal di Indonesia yang diulek atau ditumbuk, sambal colo-colo cukup dibuat dengan mencampur potongan bahan-bahan segar seperti cabai, tomat, bawang merah, serta perasan jeruk nipis. Dalam beberapa variasi, kecap manis juga ditambahkan untuk memberikan rasa yang lebih manis dan kaya.
Sambal colo-colo memiliki dua varian utama, yaitu versi dengan kecap manis dan yang tanpa kecap. Meski sekilas mirip dengan sambal kecap dari Jawa, perbedaan utamanya terletak pada tambahan air jeruk nipis yang memberikan sensasi segar dan asam yang khas.
Dengan kesederhanaan dalam pembuatannya serta perpaduan rasa pedas, asam, dan segar. Sambal colo-colo menjadi salah satu pendamping favorit dalam masakan Maluku, memperkaya rasa hidangan laut dengan keunikan tersendiri.
Advertisement
Perbedaan Sambal Colo-Colo dan Sambal Dabu-Dabu
Di antara sekian banyak sambal khas Indonesia, colo-colo dan dabu-dabu adalah dua yang paling sering dikaitkan dengan hidangan laut, terutama ikan bakar. Keduanya berasal dari wilayah timur Indonesia, colo-colo dari Maluku dan dabu-dabu dari Manado, Sulawesi Utara. Meski sekilas tampak serupa, masing-masing memiliki karakteristik unik yang membuatnya berbeda.
Colo-colo adalah sambal khas Maluku yang sering disajikan bersama ikan bakar. Colo-colo dibuat dengan cara mencampurkan irisan bawang merah, cabai rawit, dan tomat yang kemudian disiram dengan perasan jeruk nipis. Beberapa versi colo-colo bahkan ditambahkan kecap manis atau asin, menciptakan rasa yang lebih kaya.
Tidak jarang pula masyarakat Maluku menambahkan daun kemangi untuk memberi aroma segar atau bahkan menambahkan bahan khas seperti tahi minyak (ampas minyak kelapa) dan kenari untuk sentuhan rasa gurih yang lebih khas.
Sementara itu, dabu-dabu yang berasal dari Manado juga menggunakan bahan dasar yang mirip, seperti cabai rawit, bawang merah, dan tomat. Namun, perbedaannya terletak pada kesederhanaannya. Dabu-dabu tidak menggunakan kecap atau tambahan lain. Sensasi pedas dan segarnya lebih dominan karena hanya mengandalkan garam dan perasan jeruk nipis.
Jika colo-colo dikenal fleksibel dan bisa dimodifikasi dengan berbagai tambahan khas Maluku, maka dabu-dabu mempertahankan kesederhanaan dan keaslian rasanya. Colo-colo bisa menghadirkan kombinasi rasa pedas, asam, manis, dan gurih dalam satu suapan, sementara dabu-dabu lebih menonjolkan kesegaran dan kepedasan yang tajam.
Pada akhirnya, baik colo-colo maupun dabu-dabu memiliki tempat tersendiri dalam kuliner Nusantara. Colo-colo cocok bagi mereka yang menyukai kompleksitas rasa dalam sambal, sementara dabu-dabu menjadi pilihan bagi pecinta cita rasa segar yang lebih murni.
Hidangan yang Cocok dengan Sambal Colo-Colo
Sambal colo-colo merupakan pelengkap khas dari Maluku yang memiliki rasa segar, pedas, dan sedikit asam. Kombinasi bahan-bahannya yang sederhana namun kaya rasa menjadikannya cocok untuk berbagai hidangan, terutama yang berbasis ikan dan makanan laut. Berikut resep sambal colo-colo dan beberapa hidangan yang biasanya disajikan dengan sambal colo-colo.
1. Resep Sambal Colo-Colo
Bahan-bahan:
- 10 cabai rawit hijau (sesuai selera pedas)
- 8 cabai rawit merah (sesuai selera pedas)
- 8 siung bawang merah
- 3 buah tomat merah
- 4 tangkai daun kemangi
- 4 sdm perasan jeruk nipis
- 1 sdt garam
- 1/2 sdt gula pasir
- Kecap manis (opsional)
- Air secukupnya
Cara Membuat:
- Cuci bersih cabai, tomat, dan daun kemangi.
- Iris cabai rawit hijau, cabai rawit merah, bawang merah, dan tomat.
- Petik daun kemangi satu per satu.
- Campurkan semua bahan dalam mangkuk.
- Tambahkan garam, gula, dan air secukupnya, lalu aduk rata.
- Bisa ditambahkan kecap manis jika diinginkan.
- Sambal colo-colo siap disajikan.
2. Resep Ikan Bakar
Bahan-bahan:
- 3 ekor ikan bawal laut (kurang lebih 1 kg)
- 3 siung bawang putih (haluskan)
- 1/2 sdt ketumbar bubuk
- 1/2 sdt kunyit bubuk (atau 1/2 ruas kunyit segar)
- 2 buah jeruk nipis
- 1 sdt merica bubuk
- 1 1/2 sdt garam
- 1 sdt penyedap rasa/kaldu bubuk
- 1 sdt gula (opsional)
Cara Membuat:
- Campurkan bawang putih halus, garam, merica, penyedap, ketumbar bubuk, kunyit bubuk, gula, dan perasan jeruk nipis, lalu aduk rata.
- Belah ikan dan lumuri dengan bumbu marinasi. Diamkan selama 10-15 menit.
- Panaskan wajan atau grill pan, taburkan sedikit garam di permukaan ikan.
- Masukkan ikan ke dalam wajan dan tambahkan daun salam.
- Panggang ikan sambil dibalik agar matang merata.
- Angkat dan sajikan dengan sambal colo-colo.
3. Resep Nasi Kelapa Kacang Merah
Bahan-bahan:
- 300 gr beras
- 200 gr kelapa setengah tua (parut)
- 100 gr kacang merah
- 400 ml air untuk merebus kacang merah
- 1 batang serai (geprek)
- 2 ruas lengkuas (geprek)
- 1 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk
- 1 ruas jahe (geprek)
- 3 biji cengkeh
- 2 cm kayu manis
- 1/4 buah pala
- 1 lembar daun pandan (ikat simpul)
- 1/2 sdt garam
- 500 ml air kelapa (atau air putih)
Cara Membuat:
- Cuci bersih kacang merah dan rendam dengan air panas selama 8-12 jam.
- Rebus kacang merah dengan 400 ml air menggunakan teknik 5.30.7:
- Rebus selama 5 menit setelah air mendidih, lalu matikan api dan diamkan 30 menit.
- Rebus lagi selama 7 menit setelah air mendidih.
- Diamkan lagi 30 menit, lalu rebus kembali selama 30 menit. Matikan api dan biarkan dingin.
- Campur air kelapa/air putih, garam, daun pandan, daun jeruk, daun salam, cengkeh, pala, kayu manis, serai, dan lengkuas dalam panci. Masak hingga mendidih.
- Masukkan beras dan kacang merah, lalu masak hingga air menyusut.
- Tambahkan kelapa parut setengah tua dan aduk rata.
- Pindahkan ke dalam kukusan yang telah dialasi daun pisang.
- Kukus selama 20 menit atau sampai nasi matang.
- Sajikan nasi kelapa dengan sambal colo-colo dan ikan bakar.
Advertisement
