Hadits tentang Lailatul Qadar yang Menggambarkan Keistimewaannya

Hadits tentang Lailatul Qadar ungkap keistimewaannya, waktu turunnya, dan keutamaan ibadah di malam tersebut.

oleh Andre Kurniawan Kristi Diperbarui 24 Mar 2025, 16:56 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 16:56 WIB
Cara Rasulullah Sambut Lailatul Qadar
Cara Rasulullah Sambut Lailatul Qadar / Sumber: iStcokphoto... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Lailatul Qadar merupakan salah satu malam paling mulia dalam Islam yang hanya terjadi pada bulan suci Ramadan. Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW menjelaskan secara rinci tentang keistimewaan malam ini, mulai dari keutamaannya, tanda-tandanya, hingga doa yang sebaiknya dipanjatkan ketika malam tersebut tiba. Lailatul Qadar disebut lebih baik dari seribu bulan, menjadikannya malam yang penuh peluang bagi umat Islam untuk mendapatkan ampunan dan pahala yang berlipat ganda.

Keutamaan malam Lailatul Qadar juga tercantum dalam Al-Qur'an dan dikuatkan dengan berbagai riwayat hadits dari Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi, hingga Ahmad. Hadits-hadits ini memberikan panduan konkret bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, berdoa, dan memperbanyak amal di malam-malam akhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.

Meskipun tidak diketahui secara pasti kapan malam Lailatul Qadar terjadi, hadits menyebutkan bahwa malam tersebut berada pada salah satu malam ganjil dari sepuluh malam terakhir Ramadan. Kesungguhan dan niat ikhlas dalam mencarinya menjadi kunci utama untuk meraih keberkahan malam yang penuh rahmat ini.

Promosi 1

1. Lailatul Qadar dalam Hadits: Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Keutamaan Lailatul Qadar dijelaskan langsung dalam banyak riwayat yang shahih. Dalam Surah Al-Qadr ayat 3 disebutkan, “Lailatul Qadri khairun min alfi syahr” yang artinya "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." Hal ini juga ditegaskan melalui hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Dalam salah satu riwayatnya, Rasulullah SAW bersabda:

“Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.” (HR Ahmad)

2. Petunjuk Waktu Lailatul Qadar dalam Hadits Shahih

Dalam upaya mencari malam Lailatul Qadar, Rasulullah SAW memberikan petunjuk bahwa malam ini berada pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Hadits dari Imam Bukhari menyatakan:

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari)

Lebih spesifik lagi, hadits riwayat Imam Ahmad dengan sanad shahih dari Ibnu Umar menegaskan:

"Barang siapa yang ingin mengintai malam Lailatul Qadar hendaklah ia mengintai pada malam dua puluh tujuh." (HR. Ahmad)

Namun begitu, banyak ulama berpendapat bahwa malam Lailatul Qadar tidak bisa dipastikan secara mutlak tanggalnya. Hal ini agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam beribadah selama sepuluh malam terakhir, bukan hanya pada satu malam saja.

3. Tanda-Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar Menurut Hadits

Sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada umat-Nya, Rasulullah SAW menjelaskan tanda-tanda fisik datangnya malam Lailatul Qadar agar mudah dikenali. Dalam hadits riwayat Muslim, disebutkan:

“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi)

Tanda tersebut menunjukkan suasana alam yang berbeda dari biasanya. Udara terasa tenang, malamnya sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Cahaya matahari di pagi harinya pun tampak lebih lembut dari biasanya, seperti diselimuti kabut tipis.

Tanda-tanda ini menjadi petunjuk tambahan bagi umat Islam untuk mengetahui apakah malam sebelumnya adalah Lailatul Qadar, meskipun yang utama tetap pada kesungguhan ibadah tanpa menunggu kepastian tanda tersebut.

4. Doa yang Dianjurkan Rasulullah SAW di Malam Lailatul Qadar

Saat Lailatul Qadar datang, Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak doa dan ibadah. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

“Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja aku tahu bahwa suatu malam adalah malam lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Doa ini mengandung makna permohonan ampunan dari Allah SWT. Kalimat tersebut menegaskan bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan mencintai ampunan, sehingga memohon ampunan pada malam tersebut sangat dianjurkan.

5. Keutamaan Ibadah di Malam Lailatul Qadar

Lailatul Qadar memberikan pahala berlipat ganda bagi siapa pun yang melaksanakan ibadah dengan ikhlas dan penuh keimanan. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan:

"Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam Qadar dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk tidak melewatkan kesempatan emas tersebut, terutama bagi mereka yang ingin mendapat ampunan secara menyeluruh atas dosa-dosa masa lalu.

Selain pengampunan dosa, malam ini juga menjadi momen dilipatgandakannya pahala setiap amal, termasuk sedekah, membaca Al-Qur’an, bahkan senyum kepada sesama.

6. Amalan di Malam Lailatul Qadar

Dalam sebuah riwayat dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, diceritakan bagaimana Rasulullah SAW dalam menghadapi sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Salah satu yang dianjurkan adalah menghadiri sholat Isya dan Subuh berjamaah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Mengenai Lailatul Qadar

1. Kapan terjadinya malam Lailatul Qadar?

Malam Lailatul Qadar diyakini terjadi pada salah satu malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.

2. Apa tanda-tanda malam Lailatul Qadar menurut hadits?

Malam Lailatul Qadar ditandai dengan suasana yang tenang, langit cerah tanpa bintang mencolok, dan matahari di pagi hari terbit tanpa sinar menyilaukan.

3. Apa doa yang dianjurkan Rasulullah untuk dibaca saat Lailatul Qadar?

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii” (Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah aku).

4. Apakah Lailatul Qadar hanya terjadi di malam ganjil?

Mayoritas ulama meyakini malam ini berada di malam-malam ganjil, tetapi ada juga pendapat yang membolehkan di malam genap, sehingga seluruh 10 malam terakhir perlu diisi ibadah.

5. Bagaimana cara meraih keutamaan malam Lailatul Qadar?

Dengan memperbanyak ibadah seperti sholat malam, tilawah Al-Qur’an, dzikir, sedekah, dan doa dengan niat yang ikhlas dan penuh harap kepada Allah SWT.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya