Kapan Mulai I'tikaf? Ini Pengertian dan Waktu Menjalaninya

Ketahui waktu yang tepat untuk memulai i'tikaf, serta rukun, syarat, dan keutamaannya di 10 malam terakhir Ramadan.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 20 Mar 2025, 10:15 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 10:15 WIB
Mencari Berkah di Akhir Ramadan
Umat muslim membaca Al-Quran pada hari ke-28 bulan suci Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/6). Sejumlah umat muslim meningkatkan ibadah mereka dengan melakukan itikaf di Masjid Istiqlal. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta I'tikaf adalah amalan sunnah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Amalan ini sangat dianjurkan, namun banyak yang bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk memulai i'tikaf. 

Menurut para ulama, i'tikaf sebaiknya dimulai pada malam ke-21 Ramadan, bukan pada subuh hari ke-21. Meskipun ada sebagian yang berpendapat bahwa dimulai pada subuh hari ke-21, pendapat yang lebih kuat menyatakan bahwa malam ke-21 adalah waktu yang tepat. 

Pelaksanaan i'tikaf ini bukan hanya untuk mencari pahala, tetapi juga untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar yang diyakini lebih baik dari seribu bulan. Ini membuat sepuluh malam terakhir Ramadan menjadi waktu yang sangat berharga bagi umat Muslim. 

Promosi 1

Pengertian i'tikaf dan Keutamaan Mengamalkannya

I'tikaf adalah amalan berdiam diri di masjid dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah, termasuk berzikir, shalat, dan tadarus. Di bulan Ramadan, i'tikaf sangat dianjurkan, terutama pada sepuluh malam terakhir. Rasulullah SAW melaksanakan i'tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan untuk mendapatkan pahala yang lebih besar, salah satunya adalah kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar. 

"Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir" (HR. Ibnu Hibban).

Ini menunjukkan betapa pentingnya i'tikaf di waktu-waktu tersebut, karena pahalanya sangat besar. Melakukan i'tikaf juga memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan hati kepada Allah, jauh dari hiruk-pikuk duniawi. 

Durasi dan Adab I'tikaf

Jika Anda ingin beritikaf selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, sebaiknya masuk ke masjid setelah shalat Subuh pada hari ke-21 dan keluar setelah shalat Subuh pada hari Idulfitri. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW biasa beritikaf pada bulan Ramadan.

Namun, beberapa ulama menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang matahari tenggelam pada hari ke-20 Ramadan. Mereka berpendapat bahwa sepuluh hari yang dimaksudkan adalah jumlah bilangan malam, sehingga seharusnya dimulai dari awal malam.

Adab saat menjalani i'tikaf di dalam masjid sangat penting. Selama beritikaf, seseorang disarankan untuk menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdoa, berdzikir, bersalawat kepada Nabi, membaca Al-Qur'an, dan mengkaji hadis. Semua aktivitas ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Makna dan Manfaat I'tikaf

Tata Cara I’tikaf
Ilustrasi I’tikaf Credit: pexels.com/Ali... Selengkapnya

I'tikaf bukan sekadar berdiam diri di masjid. Secara etimologi, kata 'i'tikaf' berasal dari kata 'akafa' yang berarti menetap atau menahan diri. Dalam konteks ibadah Islam, i'tikaf berarti mengasingkan diri di masjid dengan niat ibadah kepada Allah. Aktivitas selama i'tikaf meliputi shalat, dzikir, tilawah Al-Qur'an, berdoa, dan introspeksi diri.

Waktu pelaksanaan i'tikaf sangat fleksibel, namun sepuluh hari terakhir Ramadan adalah waktu yang paling dianjurkan untuk mencari malam Lailatul Qadar. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan i'tikaf, mulai dari peningkatan spiritual hingga kesehatan mental. I'tikaf membantu kita untuk lebih fokus beribadah dan menjauhkan diri dari kesibukan dunia.

Persiapan untuk I'tikaf

Selama sepuluh hari terakhir Ramadan, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan frekuensi dan kekhusyukan ibadah. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan adalah i'tikaf. Menurut Muhammad Abduh Tuasikal, i'tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara syar'i, i'tikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus disertai niat. Ibnul Mundzir juga menyatakan bahwa para ulama sepakat bahwa i'tikaf adalah sunnah, bukan wajib, kecuali jika seseorang bernazar untuk melaksanakan i'tikaf.

Waktu yang lebih afdhol untuk i'tikaf adalah di akhir-akhir Ramadan. Rasulullah SAW beritikaf selama sepuluh hari terakhir Ramadan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Dengan menghilangkan segala kesibukan dunia, kita bisa lebih mudah bermunajat kepada Allah, banyak berdoa, dan berdzikir.

Untuk mempersiapkan i'tikaf agar tidak sia-sia, berikut adalah beberapa pedoman yang perlu diperhatikan:

  • Menetapkan niat yang ikhlas untuk beribadah.
  • Memilih masjid yang nyaman untuk beritikaf.
  • Membawa perlengkapan pribadi yang diperlukan seperti Al-Qur'an, buku catatan, dan makanan ringan.
  • Menjaga kebersihan dan ketertiban di masjid.
  • Menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi ibadah.
  • Berkomunikasi dengan keluarga agar mereka memahami niat dan tujuan i'tikaf.

Dengan memahami dan mempersiapkan diri dengan baik, i'tikaf yang dilakukan akan lebih bermakna dan memberikan banyak manfaat.

Yang terpenting adalah niat yang ikhlas dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meskipun i'tikaf dapat dilakukan kapan saja, waktu yang paling dianjurkan adalah sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Dengan menjalani ibadah ini, kita berharap dapat meraih keberkahan dan pahala yang melimpah dari Allah SWT.

Hal-hal yang Membatalkan I'tikaf

I'tikaf dapat batal jika dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat, seperti berhubungan suami istri, keluar masjid tanpa alasan yang sah, atau melakukan perbuatan yang membatalkan wudhu.

Penting bagi yang melakukan i'tikaf untuk menjaga dirinya dari segala perbuatan yang bisa membatalkan ibadah ini, seperti halnya mengeluarkan sperma atau mabuk.

Jika seseorang keluar masjid tanpa alasan yang sah, seperti untuk memenuhi kebutuhan yang bisa ditunda, maka i'tikafnya menjadi batal dan harus dimulai lagi dengan niat baru.

Pertanyaan Seputar Topik

Kapan waktu yang tepat untuk memulai i'tikaf di Ramadan?

I'tikaf dimulai pada malam ke-21 Ramadan setelah matahari terbenam, sesuai dengan mayoritas pendapat ulama.

Apa keutamaan i'tikaf di 10 hari terakhir Ramadan?

I'tikaf pada sepuluh malam terakhir berpotensi mendatangkan Lailatul Qadar, yang pahalanya lebih baik daripada seribu bulan.

Apakah ada syarat khusus untuk yang melaksanakan i'tikaf?

Yang melakukan i'tikaf harus beragama Islam, berakal sehat, dan suci dari haid atau nifas.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya