Liputan6.com, Jakarta Apa yang membuat seseorang memilih untuk melajang seumur hidup? Mengapa mereka memilih jalan hidup ini, dan bagaimana mereka menjalani kehidupan tanpa pasangan? Pertanyaan-pertanyaan ini telah lama menarik perhatian banyak orang.
Baca Juga
Advertisement
Sementara beberapa orang memimpikan kisah cinta yang sempurna, yang lain puas merangkul kehidupan lajang. Para peneliti telah mengidentifikasi tiga ciri kepribadian utama yang dapat mengindikasikan seseorang lebih mungkin untuk tetap lajang dalam jangka panjang.
Penelitian menunjukkan bahwa kemandirian tinggi, prioritas pertumbuhan pribadi, dan keraguan atau keengganan terhadap komitmen merupakan beberapa faktor yang sering dijumpai pada individu yang memilih untuk tetap melajang.
Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah gambaran umum, dan setiap individu memiliki alasan dan pengalaman unik yang membentuk pilihan hidup mereka.
Untuk mengetahui apakah Anda atau seseorang yang Anda kenal sesuai dengan deskripsi, lihat apa yang dikatakan sains. Berikut ulasannya yang dilansir Liputan6.com dari Bright Side, Kamis (24/4/2025).
1. Lajang seumur hidup sering memiliki ciri kepribadian tertentu
Dalam penelitian mereka, para ilmuwan menganalisis perbedaan kepribadian antara orang-orang berusia di atas 50 tahun yang lajang atau sedang menjalin hubungan.
Studi ini didasarkan pada lima dimensi kepribadian utama: keterbukaan terhadap pengalaman, kehati-hatian, ekstroversi, keramahan, dan neurotisisme.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang tetap lajang dalam jangka panjang cenderung kurang ekstrovert, kurang berhati-hati, dan kurang tertarik untuk mencoba hal-hal baru.
Advertisement
2. Kepuasan hidup secara keseluruhan
Studi ini juga menemukan bahwa mereka yang tetap lajang sepanjang hidup cenderung melaporkan tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah.
Menariknya, terdapat perbedaan mencolok antara mereka yang pernah menjalin hubungan dan yang belum pernah—orang yang sama sekali belum pernah berkencan cenderung merasa hidupnya kurang memuaskan.
Hal ini menunjukkan bahwa mengalami cinta dan kebersamaan, bahkan hanya sesaat, dapat berkontribusi pada rasa kepuasan hidup yang lebih besar. Namun, kebahagiaan pribadi dipengaruhi oleh banyak faktor, dan menjadi lajang tidak berarti seseorang tidak bisa menjalani hidup yang bermakna dan bahagia.
3. Perempuan lajang melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki lajang
Aspek penting lainnya adalah faktor gender. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan lajang umumnya melaporkan tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki lajang.
Salah satu alasannya mungkin karena perempuan cenderung memiliki lingkaran sosial yang lebih kuat, sehingga mereka mendapat dukungan yang stabil di luar hubungan romantis.
Selain itu, dengan kemandirian finansial yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya, perempuan tidak lagi menganggap stabilitas ekonomi sebagai alasan utama untuk mencari pasangan.
Advertisement
