Mimpi Bertemu Bung Karno, Ormas Suara Rakyat Dukung Prabowo-JK

Liputan6.com, Jakarta - Dukungan terhadap capres Partai Gerindra Prabowo Subianto terus berdatangan. Kali ini dukungan datang dari organisasi masyarakat (Ormas) Suara Hati Rakyat. Puluhan orang yang tergabung dalam ormas tersebut mendukung mantan Danjen Kopassus tersebut sebagai capres dan Jusuf Kalla sebagai cawapres Pemilu 2014.

Pimpinan Suara Hati Rakyat Ilham Ilyas mengatakan, dukungan terhadap Prabowo dan tokoh yang akrab disapa JK ini dilakukan atas dasar sebuah mimpi. Dalam mimpi yang terjadi pada pertengahan 2013 lalu tersebut, ia bertemu presiden pertama RI, Sukarno.

"Juli 2013 saya mimpi bertemu Bung Karno. Beliau dalam mimpi saya memerintahkan untuk menyatukan Prabowo dan Jusuf Kalla," kata Ilham saat memberikan pernyataan sikapnya di Jalan Wahid, Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014).

Pada awalnya, Ilham mengaku tak percaya dengan mimpi tersebut. Namun, sebagai warga negara dia berhak menyuarakan dukungan tersebut dengan pernyataan sikap mendukung Prabowo dan JK sebagai capres dan cawapres.

"Sulit dipercaya atau tidak saya bermimpi dikasih amanat mimpi oleh Proklamator kita, Bung Karno. Sampaikanlah kepada rakyat Indonesia, ini amanah, kau harus menyampaikan perubahan ini akan terjadi," tambah Ilham.

Pria yang mengaku sebagai penggemar Sukarno itu, menilai sosok Prabowo dan JK memiliki kapabilitas yang matang untuk memimpin Indonesia. "Dia punya kapabilitas pengalaman yang matang. Pernah dekat dengan presiden visi dan misi yang pro kerakyatan. Pengalaman dalam dunia kepresidenan dan keduanya cocok," ucap Ilham.

Kendati, Ilham mengaku belum menyampaikan dukungannya secara resmi kepada Prabowo ataupun kepada Partai Gerindra. "Dukungan dari kita hingga kini sudah pasang spanduk, bendera, dan banner bahwa kita punya sikap untuk dukung Prabowo dan JK," pungkas Ilham. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Purnawirawan TNI: Hanya Prabowo yang Penuhi Kualifikasi Presiden

INES: Prabowo Kalahkan Jokowi karena Strong Leadership

Prabowo Gandeng Abraham Samad, Jokowi Terancam?