`Koalisi Cikini` dan Manuver Parpol Islam

Pertemuan Cikini yang dihadiri perwakilan parpol-parpol Islam itu merupakan sebuah taktik politik. Tujuannya hanya menaikkan posisi tawar.

oleh Trimutia Hatta diperbarui 19 Apr 2014, 00:04 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2014, 00:04 WIB
Partai Islam
(ilustrasi)

Oleh: Taufiqurrohman, Silvanus Alvin, Widji Ananta, Hanz Jimenez Salim, Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Poros Tengah sudah usang. Kini muncul Koalisi Indonesia Raya. Penggagasnya sama: Amien Rais.

Koalisi Indonesia Raya didengungkan Ketua Dewan Penasihat PAN itu di Cikini. Tepatnya di kediaman pengusaha Ratna Hasyim Ning, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 17 April malam.

Menurut Amien, 'Koalisi Cikini' itu merupakan peluasan dari Poros Tengah yang hanya menggabungkan parpol-parpol Islam. Jadi lebih nasionalis.

"Istilah sekarang merangkul nasionalis. Koalisi Indonesia Raya. Indonesia Raya itu disebut 7 kali di lagu (kebangsaan) Indonesia Raya. Jangan Poros Tengah yang dulu, tetapi merangkul nasionalis. Ini gagasan saya," ungkap Amien.

Direktur Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry menilai, pertemuan Cikini yang dihadiri perwakilan parpol-parpol Islam itu merupakan sebuah taktik politik. Tujuannya menaikkan posisi tawar kepada 3 parpol pemenang pemilu, PDIP, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.

"Pertemuan di Cikini menurut saya sekadar untuk menaikkan bargaining position partai-partai Islam terhadap 3 partai besar yang mengajak mereka berkoalisi," ungkapnya kepada Liputan6.com, Jumat (18/4/2014).

Atau paling banter, sambungnya, pertemuan Cikini didesain sebagai jalan menuju pembentukan koalisi Indonesia Raya seperti yang disampaikan Amien Rais. "Koalisi Indonesia Raya adalah koalisi partai-partai Islam plus Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres dengan cawapresnya berasal dari partai-partai Islam."

Wacana koalisi parpol-parpol dengan Partai Gerindra, mulai terbangun. Salah satu parpol Islam, PPP, telah resmi menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014. 

"Saya selaku Ketum PPP, beserta wakil-wakil Ketua Umum, sejumlah ketua, sejumlah wasekjen, wakil ketua majelis syariah, dan anggota majelis syariah telah sepakat, bahwa Bapak Haji Prabowo Subianto sebagai capres Indonesia," tegas Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali.

Ia menilai, sosok Prabowo sebagai calon presiden dapat membawa Indonesia menuju negara yang lebih baik dari sebelumnya. "Sosok yang tepat yang dapat memimpin Indonesia ke depan menuju yang lebih baik lagi, bagi PPP adalah menuju Indonesia berkah," tambah Suryadharma.

Prabowo Optimistis

Calon Presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan rasa optimistisnya setelah secara resmi didukung PPP maju dalam Pilpres 2014. Dukungan resmi PPP telah disampaikan sang Ketua Umum, Suryadharma Ali.

"Dalam pembicaraan sudah disepakati jika PPP resmi medukung saya sebagai calon presiden. Dengan demikian tekad kami, komitmen kami, merasa mendapat dorongan yang sangat besar menghadapi pemilihan presiden 2014. Kami semakin yakin, saya akan melaksakan dukungan ini dengan rasa tanggung jawab," kata Prabowo di DPP PPP, Jakarta.

Menurutnya, dukungan yang diberikan Suryadharma beserta jajarannya yang menyatakan tanpa kondisi apapun dan mendukung secara ikhlas, patut mendapat apresiasi besar. Prabowo menuturkan, negara sebesar Indonesia akan bisa dibangun oleh kelompok yang punya jiwa negarawan yang tidak berpikir keuntungan politis.

"Saya kira suatu tradisi politik bernegara yang baik, keikhlasan, kenegarawanan, dan komitmen untuk negara dan bangsa tanpa meminta suatu jabatan atau kursi kekuasaan dalam mendukung kami," tutur Prabowo.

Meski hubungan Partai Gerindra dengan PDIP sedang kurang harmonis, sang Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto tetap membuka peluang berkoalisi. Menurutnya, Gerindra sangat terbuka bila PDIP mau ikut bergabung.

"PDIP kalau mau bergabung silakan. Kita terbuka," ajak Prabowo.

Prabowo mengaku tak hanya dengan partai nasional melakukan komunikasi, tetapi juga dengan partai berideologi Islam. "Kita intensif komunikasi dengan semua partai. Kita komunikasi dengan PKB, PKS, PAN, Demokrat, dan Golkar," ungkapnya.

Gerindra, tegas Prabowo, ingin membangun koalisi besar untuk membangun Indonesia. Karena menurutnya, Indonesia memiliki wilayah yang besar dan harus menjadi bangsa yang besar.

"Kita ingin bangun koalisi yang besar," tandas Prabowo.

Koalisi Islam Rontok

Dengan merapatnya PPP ke Gerindra, wacana parpol-parpol Islam berkoalisi mengusung calon presiden sendiri pun rontok. Sejak awal, gabungan parpol-parpol Islam telah diprediksi sulit terwujud.

"Koalisi Poros Tengah yang dibicarakan partai-partai berbasis massa Islam sulit terwujud," ungkap Umar S Bakry.

Menurutnya, ada 3 kendala terwujudnya koalisi parpol Islam. Pertama di antara 5 partai Islam tidak ada satupun tokoh kuat dan kharismatis yang bisa diterima kelima partai, PPP, PAN, PKS, PBB, dan PKB, sekaligus dinominasikan sebagai capres.

"Kedua, politik aliran dan egoisme keyakinan masih merintangi terwujudnya persatuan di antara kelima partai tersebut. Ketiga, kecenderungan pragmatisme dan orientasi kekuasaan lebih menonjol dari pada idealisme di kalangan partai-partai Islam," jelas Umar.

Padahal, Presiden PKS Anis Matta menyatakan, pertemuan tokoh-tokoh parpol Islam dan berbasis Islam di Cikini kemungkinan mengusung bakal calon presiden dari Koalisi Poros Tengah.

"Ini waktunya untuk memikirkan kemungkinan kita memiliki capres sendiri dari parpol-parpol Islam ini," kata Anis usai pertemuan di Cikini.

Hal itu dilihat Anis dari perolehan suara partai-partai Islam dan berbasis Islam. Seperti PKB yang masuk posisi 5 besar dengan 9% suara. Begitu juga PAN, PPP, dan PKS yang memiliki jumlah suara yang mengalami peningkatan.

"Jadi targetnya hanya menyamakan persepsi dulu, bahwa perolehan suara parpol Islam ini sangat signifikan. Di antara parpol Islam dengan perolehan seperti ini sudah waktunya memikirkan untuk mengajukan calon untuk bertarung di pilpres mendatang," jelas bakal capres dari PKS itu.

Prahara PPP

Sebelum resmi berkoalisi, kehadiran Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat kampanye Partai Gerindra sempat berbuntut panjang. Internal partai berlambang Kabah ini menjadi panas. PPP dilanda konflik internal.

Sebagian kader PPP menyesalkan kehadiran Suryadharma ke Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 23 Maret silam. Hal ini dinilai membuat bingung akar rumput dan pemilih setia PPP. Apalagi dilakukan sebelum Pileg 2014 dengan terang-terangan mendukung dan memuji Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Langkah untuk menggulingkan Suryadharma Ali kemudian terbentuk. Sebanyak 27 DPW PPP se-Indonesia menggelar pertemuan di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu 13 April 2014 malam. Mereka membahas perilaku politik Suryadharma Ali. Dari pertemuan tersebut, ke-27 DPW sepakat merekomendasikan pemanggilan terhadap SDA yang akan dilakukan DPP pada Senin 14 April 2014.

Wakil Ketua Umum PPP Emron Pankapi mengungkapkan, pelanggaran yang dilakukan SDA terkait kehadirannya di kampanye akbar Partai Gerindra berpotensi mendapat sanksi berat dari partai, yaitu pemberhentian sebagai Ketua Umum. Emron mengatakan, SDA melanggar Keputusan Mukernas II di Bandung dan Instruksi DPP PPP No 1109. Dalam AD/ART PPP Pasal 10 bagian Pemberhentian Anggota Dewan Pimpinan telah diatur mekanisme pencopotan SDA dari jabatannya dan penentuan penggantinya.

Belum sempat menggelar rapat pemecatan sang Ketua Umum, melalui SK yang ditandatangani Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali dan Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha tertanggal 16 April 2014 itu, DPP memberhentikan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan 4 Ketua DPW, yakni Ketua DPW PPP Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW PPP Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua DPW Jawa Timur Musyafa' Noer, dan Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan Amir Uskara. (Mevi Linawati)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya