Liputan6.com, Jakarta Kader muda Partai Golkar tak akan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa sebagai capres dan cawapres pada Pileg 9 Juli 2014. Padahal, Partai Golkar melalui Ketua Umumnya Aburizal Bakrie telah resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra, PAN, PKS, dan PPP.
Kendati tak satu suara, anggota Kader Muda Partai Golkar yang tergabung dalam Forum Paradigma Gerakan Muda Indonesia (FPGMI) Indra J Piliang menolak disebut sebagai penghianat. Malah ia mengaku banyak penghianat di partainya.
"Gak ada itu, saya dibilang lagi pengkhiatan. Banyak pengkhianat di Golkar. Saya ini termasuk loyalis Pak Ical," ucap pria yang menjabat Ketua DPP Partai Golkar itu di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Namun Indra mengaku, pihaknya masih setia kepada Aburizal Bakrie atau Ical sebagai ketua Umum meski tak ikut mendukung Prabowo. "Kita masih setia kok sama Pak Ical. Artinya beda pendapat," ujar pria yang juga menjadi salah satu inisiator FPGMI itu.
Beberapa hari sebelum mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo, Aburizal yang akrab disapa Ical itu terlihat akrab dengan capres PDIP Joko Widodo alias Jokowi.
Bahkan, dalam pertemuan di Pasar Gembrong, Jakarta Timur Ical dan Jokowi sama-sama menunjukkan sinyal-sinyal koalisi. Keduanya tidak menampik adanya koalisi antara Golkar-PDIP. Kendati, belum ada kesepakatan koalisi.
Sehari setelah pertemuan itu, Ical menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kediamannya Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Ical megakui sudah ada kecocokan dengan PDIP, namun keputusan koalisi ada di Rapimnas.
Usai Rapimnas berlangsung, tepatnya Senin 18 Mei lalu, Ketua Umum Partai Golkar akhirnya mendeklarasikan dukungannya kepada Gerindra untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta sebagai capres-cawapres pada Pilpres 9 Juli mendatang.