Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak mengatakan isu-isu yang muncul seputar pasangan capres-cawapres menjelang Pilpres 2014 mulai ditingkahi oleh bahasa agama. Misalnya seruan-seruan jihad dari kelompok-kelompok Islam.
Bahkan, menurutnya beberapa elite politik sempat menyampaikan bahwa Pilpres 9 Juli mendatang tak ubahnya seperti Perang Badar yang terjadi di masa Nabi Muhammad SAW. Selain itu, juga muncul isu terkait kepiawaian membaca Alquran atau pun soal kubu yang menjalankan ibadah salat dengan baik.
Hal itulah yang dinilai Zaki sebagai politik yang tak modern dan dapat memicu konflik. Karena bahasa-bahasa dan isu yang populer di tahun 50-an kembali diangkat ke permukaan pada tahun politik ini.
"Ini politik masif dan tradisional. Ketika bahasa agama masuk ke ranah politik, tingkat konfliknya akan sangat tinggi. Isu muncul tentang siapa yang bisa salat dan baca Alquran. Ini tidak modern," ujarnya dalam sebuah diskusi politik di Jakarta, Kamis (29/5/2014).
Selain itu, pilpres tahun ini dipastikan hanya diikuti 2 pasangan kandidat capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) serta Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK), yang akan dipilih rakyat Indonesia. Terkait itu, ia menilai sedikitnya pilihan capres-cawapres juga berpotensi meningkatkan konflik.
"Karena yang muncul 2 pasang capres cawapres, jadi tingkat konfliktual akan meruncing," jelas Zaki.
Sebelumnya, Prabowo sempat menyinggung tentang partai yang tak suka membaca dan salat. Kandidat presiden yang berpasangan dengan Hatta Rajasa itu juga membanggakan partainya.
"Ada partai tidak suka baca. Ada juga partai kebangsaan suka baca, (tapi) kurang salat. Yang repot, sudah nggak baca dan salat mau mimpin," kata Prabowo di Jakarta, Selasa 27 Mei 2014.
Sementara mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais mengingatkan kepada kaum muslim untuk tidak melakukan perang Uhud dalam konteks Pilpres 2014, tapi gunakan perang Badar yang mendahulukan perjuangan, ketimbang bagi-bagi harta rampasan perang.
"Jangan perang Uhud, wani piro, bagaimana rampasan perangnya. Jadi kalau mulai maju perang Uhud, insya Allah kalah, kalau perang Uhud ini siapa, menteri siapa, itu nanti. Insya Allah kita kali ini dimenangkan," kata Amien di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Selasa lalu. (Mut)
Bahasa Agama Panaskan Pilpres, Konflik akan Tinggi
Juga muncul isu terkait kepiawaian membaca Alquran atau pun soal kubu yang menjalankan ibadah salat dengan baik.
Diperbarui 29 Mei 2014, 15:07 WIBDiterbitkan 29 Mei 2014, 15:07 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Potret OOTD Alyssa Daguise yang Curi Perhatiuan, Selalu Tampil Elegan dan Punya Aura Mahal
1 April Zodiak Apa? Begini Karakteristik dan Prediksi Ramalannya di Tahun 2025
Dilirik Real Madrid, Amorim Tegaskan Bruno Fernandes Tak Boleh Cabut dari Manchester United
Drakor 'BUNNY AND HER BROTHERS' Akan Tayang, Ini Sinopsis, Jadwal Tayang dan Daftar Pemainnya
Pesan Idul Fitri 2025 Presiden Jerman Serukan Toleransi
Pramono dan Rano Karno Persilakan Warga Pendatang ke Jakarta Usai Lebaran 2025
3 Cara Simpel Bakar Lemak Setelah Lebaran Agar Kembali ke Berat Badan Ideal
Sulit Direalisasikan, Pakar Keuangan Ragu Proyek Stadion Baru Manchester United Bakal Rampung
Setelah Gorden Jadul, Terbitlah Baju Lebaran Motif Kaleng Khong Guan
Tol Trans Sumatera Buka Akses ke Tempat Wisata untuk Pemudik, Ini Daftarnya
Sejarah dan Fakta Masjid Al Ghamamah, Tempat Rasulullah SAW Pertama Kali Pimpin Salat Idulfitri
Hore! Angkutan Umum Tradisional di Cirebon Peroleh Uang Intensif, Cara Pemerintah Lancarkan Arus Mudik