Dukung Jokowi, Guruh Nilai Ada Capres Akan Hidupkan Orde Baru

"Orde Baru itu hanya antek Barat. Kita mau mandiri, kok malah mau kembali ke Orba," ujar Guruh.

oleh Rochmanuddin diperbarui 13 Jun 2014, 06:28 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2014, 06:28 WIB
Dukung Jokowi, Guruh Nilai Ada Capres Akan Hidupkan Orde Baru
"Orde Baru itu hanya antek Barat. Kita mau mandiri, kok malah mau kembali ke Orba," ujar Guruh.

Liputan6.com, Jakarta - Rakyat disarankan mendukung capres Joko Widodo alias Jokowi, sebab hanya dia yang diyakini bisa memperbaiki keadaan bobrok di Indonesia sekarang ini. Kembalinya era orang-orang yang menamakan diri sebagai penerus Orde Baru, harus dicegah.

"Kedua capres kita sama-sama mengklaim diri sebagai pengikut Bung Karno. Tetapi ada capres yang mengatakan dirinya penerus Soekarno, tetapi nada-nadanya akan menghidupkan zaman Orde Baru," kata Guruh Soekarnoputra, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 12 Juni 2014 malam.

Guruh mengatakan, Jokowi yang sederhana dan merakyat sungguh  didambakan masyarakat. Ini karena kinerja Jokowi selama ini memuaskan masyarakat. Putra Proklamator Soekarno ini mengutarakan, pemerintahan Jokowi yang akan datang harus berhenti mengelabui perjuangan Bung Karno, jika menang Pilpres 2014.

"Orde Baru itu hanya antek Barat. Kita mau mandiri, kok malah mau kembali ke Orba," ujar Guruh.

Mengenai kondisi sekarang ini, Guruh memberi tiga catatan. Pertama, amandemen UUD 1945 yang sudah empat kali, yang dianggapnya kebablasan. Esensi UUD 1945 yang asli malah hilang, dan membuat Indonesia menjadi negara liberal.

Kedua, kata Guruh, Orde Baru sesungguhnya adalah sebutan terhadap diri sendiri, oleh orang-orang yang menjatuhkan Bung Karno. Sebaliknya, istilah Orde Lama hanya istilah yang diciptakan orang-orang yang merasa dirinya sebagai Orde Baru. Jadi kedua istilah bukan dalam pengertian yang ilmiah.

"Maka kita harus kembali meniupkan sangkakala revolusi, genderang revolusi harus kita tabuh. Agar kembali ke semangat Bung Karno ketika mendirikan Indonesia. Revolusi belum selesai," tegas Guruh.

Catatan ketiga, imbuh Guruh, adalah status Bung Karno yang belum menjadi Bapak Bangsa. Seharusnya, sebagai orang yang sudah banyak berjasa bagi negeri ini, Soekarno layak menjadi Bapak Bangsa. Pemerintah harus berhenti mengelabui sejarah.

"Sampai sekarang Bung Karno belum dinobatkan sebagai Bapak Bangsa, padahal Bung Karno sudah berjuang luar biasa," pungkas Guruh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya