Liputan6.com, Jakarta - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Umar Idris menilai, Tabloid Obor Rakyat masuk dalam kategori kampanye hitam. Menurutnya, isi dalam tabloid tersebut terkait pemberitaan Joko Widodo (Jokowi), bukan karya jurnalistik. Tapi menjurus fitnah atau pencemaran nama baik yang hanya berisi satu pandangan.
Umar mengatakan, Obor Rakyat berbeda dengan Tabloid Independen yang pernah dibuat AJI saat mengkritisi mantan Presiden Soeharto. Menurutnya, pada saat itu Independen memiliki konten yang memenuhi syarat sebagai karya jurnalistik, dengan memperhatikan cover both side atau dua sisi.
"Melihat dari konten tidak memenuhi syarat (jurnalistik), itu seperti selebaran yang isinya hanya agitasi (hasutan kepada orang banyak) dan one side (satu sisi)," kata Umar di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Umar memandang, kasus Obor Rakyat bukan lagi menjadi ranah Dewan Pers, karena yang terkait telah menyerahkan kasus tersebut kepada kepolisian. Karena itu bukan merupakan karya jurnalistik, jadi tidak dapat dilakukan tindakan sesuai Undang-Undang Pers.
"Tidak dilindungi UU Pers, jadi tidak bisa melakukan mediasi dengan UU Pers. Itu seharusnya sudah kepolisian yang menindak, sudah masuk pidana umum, bukan hanya pelanggaran jurnalistik lagi," ujarnya.
Lebih jauh Umar mengatakan, kepolisian terbilang lambat dalam menangani kasus ini. "Masih ragu-ragu dan masih berpolemik apakah ini media apa bukan? Seharusnya kalau sudah ada klarifikasi dari Dewan Pers, yang menyatakan itu bukan media, seharusnya kepolisian sudah langsung bergerak memproses secara pidana," tandas Idris.
Tabloid Obor Rakyat beberapa pekan lalu beredar di sejumlah pesantren di Jawa Timur. Bahkan, hingga kini sudah beredar hingga ke Jawa Barat. Dalam isinya, tabloid tersebut mendiskreditkan dan memfitnah Jokowi. Khusunya terkait ke-Islaman Jokowi yang dipertanyakan. (Mvi)
AJI Jakarta: Tabloid Obor Rakyat Hanya Selebaran Isi Hasutan
AJI melihat isi tabloid Obor Rakyat tidak memenuhi syarat jurnalistik, itu seperti selebaran yang isinya hanya agitasi atau hasutan.
diperbarui 19 Jun 2014, 19:33 WIBDiterbitkan 19 Jun 2014, 19:33 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
El Rumi Lindungi Syifa Hadju dari 'Serangan' Fajar Sadboy, Aksinya Curi Perhatian
Makanan untuk Penderita Hiperglikemia, Nutrisi Tepat untuk Gula Darah Stabil
Cara Bikin Cilok Bumbu Kacang yang Lezat dan Kenyal, Cocok Jadi Ide Jualan
7 Menu Diet dengan Nasi Putih yang Lezat dan Mengenyangkan, Simak Resepnya
Persaingan Ketat Paslon PDIP vs KIM PLUS di Pilkada 2024, Koalisi Gendut Potensial Kuasai 4 Daerah Ini
Ragam Program Menarik Citroen di GJAW 2024, Ada Bunga Nol Persen
Cara Buat Mie Ayam Lezat dan Praktis di Rumah
Ridwan Kamil Bertemu Sandiaga Uno di Hari Tenang Pilkada: Saling Mendoakan
Terkena OTT KPK, Bagaimana Nasib Pencalonan Rohidin Mersyah?
Binus University Buka Cabang di Medan, Hadirkan 5 Program Studi Unggulan
Bitcoin Terkoreksi, Pasar Kripto Terlikuidasi Rp 8,7 Triliun Sehari
Pilkada Kota Depok 2024, Ribuan Petugas Keamanan Gabungan Akan Bersiaga di TPS