Kemenag Kupang Pantau Hilal Petang Ini di Rumah Jabatan Bupati

Berdasarkan perhitungan astronomi atau hisab, hilal akan ada di atas dua derajat dari cakrawala dan memungkinkan terlihat oleh mata.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Jul 2015, 08:32 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2015, 08:32 WIB
Hasil Pengamatan Hilal di Solo Negatif
Sugeng menjelaskan, ketinggian hilal masih minus disebabkan bulan terbenam terlebih dahulu sebelum matahari terbenam.

Liputan6.com, Kupang - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur akan mendampingi tim Hisab Rukhyat Nasional yang melakukan rukyat hilal di pusat Kota Kupang, tepatnya di halaman parkir rumah jabatan Bupati Kupang petang ini.

"Rukyat dan hilal yang akan digelar itu merupakan kegiatan rutin setiap tahun untuk menentukan awal Ramadan dan Idulfitri bagi umat Muslim di Tanah Air," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementerian Agama Nusa Tenggara Timur, Syamsul Maarif, di Kupang, Kamis (16/7/2015) .

Ia mengatakan, hasil rukyat dan hilal dari tim nasional yang terdiri dari BKMG dan tim peneliti Observatorium Bosscha, Bandung, Jawa Barat, itu akan memberikan bahan untuk dijadikan pertimbangan penentuan awal Idulfitri 1436 Hijriah kepada Kementerian Agama RI sebagai instansi yang memiliki wewenang.

Dia menambahkan, apabila bulan atau hilal tidak terlihat karena tertutup awan selepas maghrib 16 Juli 2015, maka penetapan hari Idulfitri 2015 akan dibahas secara mendalam oleh peserta sidang isbat.

"Tapi kalau tertutup awan, mendung tebal dan tidak bisa dilihat hilalnya maka ini yang akan dibicarakan oleh para peserta sidang," ujar Syamsul.

Berdasarkan perhitungan astronomi atau hisab, jelas dia, hilal akan ada di atas dua derajat dari cakrawala dan memungkinkan terlihat oleh mata.

Kendalanya, lanjut Syamsul, apabila cuaca menghalangi pandangan mata untuk menyaksikannya. Jika itu terjadi, maka puasa digenapkan menjadi 30 hari atau Lebaran jatuh pada 18 Juli.

"Besoknya seperti apa hasil isbat itu tergantung apakah 16 Juli selepas maghrib itu ada pelaku rukyat melihat hilal atau tidak. Kalau nampak maka dengan sendirinya malam itu masuk 1 Syawal dan besoknya (17 Juli) Idulfitri," kata dia seperti dikutip dari Antara.

Syamsul mengatakan, sidang isbat atau penetapan Hari Idulfitri 1436 Hijriah akan sangat tergantung dari keputusan para peserta sidang.

Dia berharap, akan ada kesamaan pandangan di antara peserta sidang mengenai hari 1 Syawal itu akan jatuh pada 17 Juli atau 18 Juli.

"Hisab harus dikonfirmasi dengan rukyat. Bisa dengan mata telanjang atau dengan alat bantu teleskop dan sebagainya, tapi harus terlihat," papar Syamsul.

Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan 1 Syawal 1436 Hijriah hari ini dan rencananya akan dilangsungkan secara tertutup seperti saat sidang penetapan awal Ramadan 1436 Hijriah/2015 Masehi. Hasil sidang isbat akan diumumkan secara terbuka kepada publik. (Ant/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya