Takjil Khas Sunda Bisa Jadi Pilihan Buka Puasa Ramadan Hari Pertama

Banyak orang sibuk menyiapkan makanan dan penganan menghadapi iftor atau buka puasa pertama Ramadan tahun ini.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 17 Mei 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2018, 17:15 WIB
penjual makanan khas takjil
Penjual makanan khas takjil menjelang buka puasa di bulan Ramadan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Hari pertama puasa Ramadan 2018 atau 1439 Hijriah saat ditunggu kaum muslim di berbagai pelosok dunia, termasuk umat Islam di Garut, Jawa Barat. Terutama, menyiapkan makanan dan penganan takjil menghadapi iftor atau buka puasa pertama Ramadan.

Masih bingung dengan menu pembuka saat buka puasa tiba? Yuk, kita lanjutkan tulisan berseri makanan tradisional Sunda khas takjil yang biasa disajikan saat iftor tiba. Ada tiga makanan yang akan disajikan kali ini, sebagai bahan pilihan menu makanan pembuka takjil Anda saat Ramadan 2018

Awug Beras

Bentuk makanan yang menyerupai nasi tumpeng ini, memang sudah lama selalu dihidangkan masyarakat Sunda saat petang tiba. Jika tumpeng dominan nasi dengan warna kuning mengerucut ke atas layaknya piramida, maka awug lebih dominan rasa manis dan gurih yang berasal dari gula merah dan parutan kelapa.

Meskipun sama-sama berasal dari beras, namun khusus awug, bahan yang akan diolah wajib digiling menjadi tepung beras, untuk memudahkan pengukusan dalam alat menyerupai loyang. Selain tepung beras, bahan lain yang dicampurkan, yakni tepung ketan, gula merah, dan parutan kelapa.

Ade Saepuloh (47), salah satu penjual makanan tradisional Sunda khas Ramadan mengatakan, proses pembuatan awug tidaklah sulit. Keempat bahan yang sudah siap, kemudian campurkan hingga merata. "Khusus gula merah nanti dicampur menjadi bahan isi untuk lapisan bahan awug sebelum dikukus," ujar dia.

Tak heran dengan pencampuran seperti itu, awug yang sudah matang tampak berwarna kecokelat-cokelatan pengaruh dari campuran gula merah yang meler. "Jangan lupa gunakan daun pandan agar awug lebih wangi setelah dikukus,” kata Ade Gurandil panggilan akrab di para pedagang makanan tradisional.

Bagi Anda yang menyenangi makanan khas Sunda, tentu tidak akan lupa dengan makanan yang dibungkus daun pisang yang satu ini. Memiliki tekstur yang begitu lembut, dan legit, berpadu dengan manis gula aren, membuat makanan ini cocok dihidangkan saat iftor tiba.

Soal harga bisa ditebak, hanya sekitar Rp 5.000 per porsi makanan, sebuah nilai yang tidak seberapa dengan rasa manis legit yang disajikan dalam keadaan hangat tersebut, duh jadi ingin cepat mendekati waktu buka puasa Ramadan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kelepon atau Klepon

Kelepon
Kelepon. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Bentuknya yang unik menyerupai bola-bola kecil yang ditaburi parutan kepala lembut, makanan tradisional ini memang sudah menjadi makanan cemilan khas rakyat dengan rasa manis legit di mulut. Enaknya disajikan dalam keadaan hangat plus teh hangat pula sebagai pelengkapnya.

Tidak ada yang aneh dengan makanan ini, namun satu yang tidak bisa disamakan dengan lainnya, yakni sensasi "nyees" adonan gula merahnya itu, saat pertama kali Anda mengunyahnya dalam mulut. "Kalau pembeli yang belum tahu namanya, katanya itu tuh yang ada 'crotnya'," ujar Ade sembari tersenyum.

Ade menjelaskan, hampir sama dengan awug, makanan tradisional yang satu ini memiliki bahan dasar tepung beras, tepung ketan, gula merah, parutan kelapa, dan sedikit gula putih.

"Yang beda hanya soal bentuknya saja, jika Awug moncong (runcing seperti piramid), maka ini bulat,” ujar dia dengan logat Sunda yang khas.

Dalam prosesnya, semua bahan yang sudah siap diolah, kemudian dibuat menyerupai bulatan bola kecil. Untuk menarik minat pembeli, biasanya penjual menggunakan pewarna makanan berwarna hijau atau putih.

Sedangkan isi dalam bahan klepon mayoritas masih menggunakan gula merah, meskipun di beberapa daerah dan kota besar sudah diganti dengan rasa cokelat, kacang, stroberi, dan lainnya.

Lakukan perebusan dengan api yang cukup sehingga bahan tidak mudah hancur, kemudian tiriskan agar adonan terlihat bulat sempurn. "Jangan terlalu banyak isi gula, biasanya bahan akan pecah saat direbus," kata dia mengingatkan.

Kini seiring berubahnya zaman dan mudahnya makanan ini dibuat, klepon tidak hanya ditemukan di Indonesia saja, namun hingga luar negeri, meskipun dengan penamaan yang berbeda. "Kalau orang Jawa beli, bilangnya onde-onde, tapi biarkan saja apa pun namanya, yang penting beli," ujar dia.

Bagi Anda yang telah merencanakan buka dengan makanan yang satu ini, siapkan uang dengan harga relatif murah hanya Rp 700 per butir atau sekitar Rp 2.000 per 3 butir jika Anda hanya membeli tiga biji saja.

"Murah meriah, hitung-hitung beli rokok satu batang, ini malah kenyang," ujar dia sambil tersenyum.

Bubur Kunyit

Bubur kunyit
Bubur kunyit. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Tidak sama dengan bubur beras pada umumnya yang gurih, nama makanan bersantan yang satu ini adalah bubur kunyit, makanan ini memiliki bahan dasar biji kunyit yang bisa diperoleh di toko bahan kue, kemudian gula merah, gula putih, kelapa tua yang matang untuk mendapatkan santan yang gurih dan kental.

Ade mengatakan, bubur kunyit merupakan makanan dengan rasa dominan manis, sekilas tampak seperti kolak, namun jangan heran, bubur ini lebih kental dengan warna dominan cokelat dan bulir bintik bintik biji kunyit sebagai bahan dasar. "Biasanya yang bosan bubur biasa, coba bubur kunyit, manis gurih," kata dia.

Bagi Anda yang ingin mencicipi makanan yang satu ini, cukup dihargai Rp 5.000 per bungkus dalam plastik yang telah diikat, Anda bisa merasakan makanan lembut, manis, dan gurih karena campuran santan kelapa yang kental.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya