Melihat Kesiapan Dapur Katering Jemaah Haji Indonesia di Makkah

Di dapur katering Bin Marta sudah tersedia sejumlah bahan baku asal Indonesia. Mulai dari kecap, saus dan bumbu-bumbu.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jul 2018, 16:32 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 16:32 WIB
Katering
Meninjau kesiapan dapur katering jemaah haji di Mekah (Foto: MCH)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang kedatangan jemaah haji Indonesia, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah mulai bersiap diri. Untuk memastikan layanan, Tim Daker Makkah mengecek kesiapan katering jemaah haji.

Satu dari 36 layanan katering yang diperiksa adalah Bin Marta Catering. Perusahaan katering ini terletak di wilayah Jabal Nur, Makkah, Arab Saudi.

Kepala dapur Bin Marta Catering, Karma Senam Zain, mengatakan pihaknya menyiapkan 6.000 porsi tiap jam makan atau sebanyak 12 ribu porsi untuk makan siang dan malam untuk jemaah haji.

"Kami memiliki 7 juru masak, enam tenaga penyiap bahan baku dan 30 tenaga pengemas makanan," ujar Karma di Makkah, Senin, 23 Juli 2018.

Dengan jumlah karyawan itu, dia optimistis mampu memenuhi target kerja yang diberikan Kementerian Agama.

Di dapur katering Bin Marta sudah tersedia sejumlah bahan baku asal Indonesia. Mulai dari kecap, saus dan bumbu-bumbu.

"Bahkan ada pula nangka muda, daun salam, dan jeruk purut khas Indonesia," kata Kadaker Makkah, Endang Jumali.

"Ada pula tempe dan buncis," ujar dia menambahkan.

Endang berharap jemaah tak perlu membawa uang berlebih saat menunaikan ibadah haji. "Insyaallah terkait makan tak perlu khawatir," ucap dia.

Pengawasan Bahan Baku

Kasi Katering Daker Makkah, Evy Nuryana, memastikan adanya pengawasan bahan baku, peralatan dan juru masak.

"Alhamdulillah dari 36 katering rata-rata sudah siap, sementara bahan baku akan dilengkapi paling lambat hari ini (Senin)," ujar dia.

Terkait mekanisme kontrol yang dilakukan, Evy memberikan perhatian lebih pada aspek produksi dan distribusi makanan. "Jemaah Indonesia akan mendapat makan siang dan makan malam selama 20 hari," terang Evy.

Selama proses haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), jemaah haji akan mendapatkan 16 kali makan. Rinciannya, 15 kali makan berat dan sekali snack selama 5 hari antara tanggal 8-12 Zulhijah.

"Jelang puncak Armina, layanan katering dihentikan karena Makkah sudah sangat padat, sehingga tidak memungkinkan distribusi,” kata Evy.

Pada periode itu, jemaah dapat membeli makanan secara mandiri.

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

20170802-Katering-Mekah-Haji
Petugas Katering PPIH Daker Mekah meninjau penyedia makanan untuk jemaah haji Indonesia selama di Kota Mekah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya