Liputan6.com, Jakarta - Tiga menteri berencana terbang ke Arab Saudi untuk memantau berbagai persiapan pelaksanaan ibadah haji, pada pekan ini. Ketiga menteri tersebut, yakni Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Menteri Kesehatan dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia direncanakan berangkat pada Sabtu 27 April 2019. Sedangkan Menteri Agama berangkat pada Minggu 28 April 2019.
"Menkes dengan Menteri Agama dan Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan besok ke Arab Saudi untuk melihat persiapan tempat-tempat yang didatangi jemaah haji Indonesia," kata Menkes Nila F Moeloek saat menjadi pembicara dalam acara Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di asrama Haji Pondok Gede, Jumat (26/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Ketiga menteri akan mengunjungi 3 wilayah, yaitu Makkah, Madinah dan Jeddah. Kunjungan ini demi memastikan persiapan layanan sudah beres sehingga para jemaah haji bisa beribadah dengan baik dan lancar.
Menkes Nila menyebut, lokasi yang akan didatangi antara lain ke dapur-dapur katering yang menjadi pemasok makanan bagi jemaah haji Indonesia. Selain itu, mereka akan memastikan rencana koordinasi penyaluran makanan berlangsung dengan baik.
"Ini semua harus dijaga. Kalau tak dijaga, ada jemaah sakit diare seolah-olah ini kesalahan kita. Padahal ini kateringnya," tambah dia.
Lokasi lainnya adalah Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang berada di Madinah dan Makkah. Pada musim haji tahun ini, fasilitas layanan kesehatan ditambah, dengan membangun KKHI baru khusus di Madinah.
Sementara di Makkah tak ada penambahan karena fasilitasnya yang sudah baik. KKIH di Makkah terdiri dari 19 lantai.
Â
Menkes Minta Calon Jemaah dan Petugas Haji Mulai Jaga Kesehatan
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek meminta para calon jemaah haji 2019 mulai mempersiapkan diri sebelum ke Tanah Suci. Terutama persiapan berkaitan dari sisi fisik atau kesehatan.
Dia menuturkan, dengan kondisi suhu di Arab Saudi yang sangat panas membuat para jemaah calon haji rentan terkena penyakit, salah satunya terserang heatstroke.
"Masih ada waktu beberapa bulan ya, kita jaga. Memang ibadah haji itu ibadah fisik, ada thawaf, sa'i. Kita beribadah begitu banyak. Kemudian ke Arafah, Armina dan biasanya ke Madinah. Jadi fisiknya ini yang pertama-tama kita jaga. Jadi saya ingin kita sebelum berangkat dalam keadaan yang prima itu dulu," jelas Menkes di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Baca Juga
Imbauan ini juga diserukan kepada petugas haji yang bertugas melayani dan melindungi para jemaah haji. Beban kerja yang berat, membuat petugas haji rentan sakit, sementara di pundak mereka, pelayanan kepada jemaah harus tetap berjalan.
"Saya juga titip jangan sampai kita sendiri pun menjadi sakit karena petugas ini pekerjaannya cukup berat. Saya tahu berat sekali untuk mengurus jemaah ini, terutama di kesehatan ini banyak yang sakit biasanya," tutur Menkes.
Satu hal yang patut diwaspadai, kata Menkes, adalah serangan heatstroke. Agar mencegah ini tak terjadi, jemaah haji diminta minum air karena suhu udara panas akan membuat terjadinya banyak penguapan.
Jemaah disarankan juga membawa semprotan air, untuk disiramkan ke tubuh setiap saat bila sudah merasa panas.
"Kedua kami sudah minta dan juga Insha Allah, saya akan minta lagi agar air zam-zam yang disemprot kepada kita semua sudah dingin diberikan batu es di dalamnya sehingga bisa lebih dingin menurunkan suhu badan kita," lanjut Menkes.
Serangan heatstroke patut diwaspadai karena bisa menyebabkan kematian bila sudah menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh.
Â
Advertisement
Menu Daerah hingga Tenda Full AC
Calon jemaah haji yang pergi ke Tanah Suci tahun ini mendapatkan beberapa fasilitas berbeda. Tenda yang berpendingin ruangan hingga menu masakan kedaerahan menjadi upaya pemerintah meningkatkan layanan kepada para calon jemaah haji 2019.
"Tenda di Arafah yang tahun sebelumnya tidak pakai AC, tahun ini pakai fasilitas AC, tentu ini jadi baik," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Nizar Ali, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, seperti dikutip Kamis (25/4/2019).
Baca Juga
Fasilitas pendingin ruangan (air conditioner) ini untuk tenda jemaah haji di Arafah. Tenda sebelumnya hanya berfasilitas pendingin kipas angin. Kondisi ini dinilai membuat jemaah tidak nyaman dengan suhu Arafah yang sangat panas.Â
Fasilitas layanan tambahan lain berkaitan dengan konsumsi. Rasa kedaerahan akan menjadi salah satu menu makanan jemaah haji. Menu kedaerahan dimungkinkan karena penempatan jemaah yang mengacu pada zonasi, atau berdasarkan asal daerah.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Sri Ilham Lubis, menyatakan tenda yang digunakan jemaah di Arafah terbuat dari PVC tahan api dan tahan angin kencang. Tenda dibuat permanen agar tak roboh saat ada badai.
Selain mendapatkan tambahan pendingin ruangan, penerangan tenda dilengkapi dengan lampu LED.
"Muassassah (penyelenggara haji dari Saudi) menempatkan genset untuk setiap maktab agar tidak mati lampu. Untuk di Mina tahun lalu sudah diganti AC sentral dengan AC yang baru, tendanya juga permanen," ujar Sri.
Jemaah haji di Makkah juga semakin mudah menuju Masjidil Haram. Bus salawat akan memberikan layanan 100 persen. Bus ini akan mengantarkan jemaah haji dari zona mana pun menuju ke Baitullah.
Tonton video ini:
Â