Tanggapi Kemensos Soal Sekolah Rakyat, Menag: Madrasah dan Pesantren Layak untuk Dijadikan Itu

Menag setuju madrasah dan pesantren dijadikan Sekolah Rakyat. Bagaimana konsepnya dan kapan mulai beroperasi?

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 11 Mar 2025, 15:50 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 15:50 WIB
Anak-anak Ikuti Pesantren Kilat di RPTRA Malinjo
Pesantren kilat di RPTRA Malinjo berlangsung mulai pukul 15.30 sampai 17.00 WIB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh pemerintah semakin dekat dengan realisasi. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf dan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menyukseskan program ini. Sekolah Rakyat bertujuan memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Dalam pertemuan tersebut, Menag menyatakan bahwa madrasah dan pesantren bisa menjadi alternatif utama untuk Sekolah Rakyat. Ia menekankan bahwa keberadaan madrasah yang sudah mengakar di masyarakat menjadikannya solusi ideal tanpa perlu mencari model baru. Hal ini pun selaras dengan tujuan Kemensos dalam pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.

Selain itu, Menag juga menyoroti kondisi banyak pesantren yang terbengkalai dan kurang mendapat perhatian. Menurutnya, fasilitas yang ada di pesantren dapat dimanfaatkan untuk mendukung program Sekolah Rakyat, sehingga lebih banyak anak dari keluarga kurang mampu bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak.

Promosi 1

Sekolah Rakyat: Solusi Pendidikan bagi Masyarakat Miskin

Pemerintah melalui Kemensos menggagas program Sekolah Rakyat sebagai solusi pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang ingin memastikan bahwa pendidikan bisa menjadi alat utama dalam memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

Menurut Menteri Sosial Saifullah Yusuf, negara harus hadir untuk memastikan bahwa masyarakat miskin memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak. Sekolah Rakyat dirancang dalam konsep boarding school atau sekolah berasrama, dengan fasilitas pendidikan yang disediakan secara gratis dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas.

Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan pembangunan 500 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, dengan kapasitas sekitar 1.000 siswa per sekolah. Dengan demikian, diharapkan setidaknya 500 ribu anak miskin dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan taraf hidup mereka serta keluarganya.

Menag: Madrasah dan Pesantren Bisa Dioptimalkan untuk Sekolah Rakyat

Kemensos dan Kemenag RI tanda tangani MoU Sekolah Rakyat pada Selasa (11/3/2025)
Kemensos dan Kemenag RI tanda tangani MoU Sekolah Rakyat pada Selasa (11/3/2025) (Foto: Dok. Kemensos RI)... Selengkapnya

Menanggapi rencana Sekolah Rakyat, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa madrasah dan pesantren bisa menjadi alternatif utama dalam implementasi program ini. Ia menilai bahwa tidak perlu mencari model baru, karena madrasah telah lama menjadi bagian dari sistem pendidikan rakyat di Indonesia.

“Sebetulnya, kita tidak perlu mencari bentuk baru. Madrasah sudah sangat layak dijadikan Sekolah Rakyat karena sudah ada dan nyata di tengah masyarakat,” ujar Nasaruddin Umar dalam pertemuan di Kantor Kementerian Agama, Selasa (11/3/2025), dikutip dari ANTARA.

Menag juga menyebut bahwa banyak pesantren dan madrasah dalam kondisi kurang terawat, padahal mereka memiliki infrastruktur yang dapat digunakan untuk program ini. Jika mampu mengoptimalkan fasilitas yang sudah ada, Sekolah Rakyat bisa lebih cepat terwujud dan dapat menjangkau lebih banyak anak dari keluarga miskin.

Bagaimana Peran Kemenag dalam Program Sekolah Rakyat?

Sebagai bagian dari kerja sama ini, Kementerian Agama akan mendukung penuh implementasi Sekolah Rakyat dengan memanfaatkan 42 ribu madrasah dan sekolah agama yang ada di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen dikelola oleh masyarakat atau swasta, yang bisa dikembangkan lebih lanjut melalui program ini.

Menag menegaskan bahwa madrasah dan pesantren bisa menjadi solusi yang lebih cepat dan efektif dalam pemerataan pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem. Selain itu, Kemenag juga akan berperan dalam pengembangan kebijakan strategis, pertukaran data dan informasi, serta pelatihan bagi tenaga pengajar yang akan diterjunkan ke Sekolah Rakyat.

Dalam kerja sama ini, Kemenag dan Kemensos juga akan memastikan bahwa pendidikan berbasis nilai-nilai keagamaan dan karakter tetap menjadi bagian utama dari kurikulum Sekolah Rakyat. Hal ini bertujuan agar lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya memiliki kompetensi akademik, tetapi juga mental dan karakter yang tangguh.

Pemanfaatan Pesantren Terbengkalai untuk Sekolah Rakyat

Selain madrasah, pesantren yang terbengkalai juga menjadi perhatian utama dalam kerja sama ini. Menurut Menag, banyak pesantren yang saat ini kondisinya kurang mendapat perhatian, padahal memiliki potensi besar untuk dijadikan fasilitas Sekolah Rakyat.

“Daripada madrasah dan pesantren terbengkalai dan kumuh, lebih baik kita optimalkan sebagai Sekolah Rakyat yang sesungguhnya,” ujar Nasaruddin Umar.

Hingga saat ini, sudah terdapat 53 lokasi yang siap menyelenggarakan Sekolah Rakyat, dengan kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah. Pemerintah juga sedang melakukan koordinasi dengan berbagai kepala daerah untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas yang dibutuhkan.

Sekolah Rakyat nantinya tidak hanya berfokus pada pendidikan akademik, tetapi juga akan memastikan tersedianya asrama, ruang kelas, tempat ibadah, kantin, serta fasilitas olahraga bagi para siswa.

Apa Dampak Sekolah Rakyat bagi Masa Depan Pendidikan di Indonesia?

Ilustrasi - Suasana pesantren jelang saat sholat subuh. Inspirasi Ramadhan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Ilustrasi - Suasana pesantren jelang saat sholat subuh. Inspirasi Ramadhan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)... Selengkapnya

Dengan adanya Sekolah Rakyat, pemerintah berharap bisa menciptakan agen perubahan di kalangan masyarakat miskin. Pendidikan berkualitas akan membuka peluang lebih besar bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Pemerintah juga menargetkan bahwa lulusan Sekolah Rakyat akan memiliki kompetensi intelektual, karakter yang kuat, serta daya juang tinggi. Dengan konsep pendidikan asrama, siswa akan dididik untuk mandiri dan memiliki keterampilan yang dapat membantu mereka dalam dunia kerja atau wirausaha setelah lulus.

Jika program ini berjalan sesuai rencana, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan memiliki lebih banyak generasi muda yang siap bersaing dan memiliki kesempatan yang sama dalam dunia pendidikan dan pekerjaan.

Pertanyaan Seputar Topik

1. Apa itu Sekolah Rakyat?

Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis yang diinisiasi oleh pemerintah untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

2. Apakah Sekolah Rakyat hanya berbasis agama?

Tidak. Sekolah Rakyat tetap mengedepankan pendidikan akademik umum, tetapi nilai-nilai karakter dan keagamaan juga akan dimasukkan dalam kurikulumnya.

3. Bagaimana cara mendaftar ke Sekolah Rakyat?

Pemerintah akan menetapkan kriteria seleksi bagi siswa dari keluarga miskin. Informasi lebih lanjut akan diumumkan setelah program ini resmi berjalan.

4. Kapan Sekolah Rakyat mulai beroperasi?

Menurut Mensos Saifullah Yusuf, Sekolah Rakyat ditargetkan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026 di 53 lokasi yang sudah dipersiapkan.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya