Rooh Afza, Minuman Rasa Mawar yang Jadi Buruan Muslim India Kala Ramadan

Masyarakat Muslim India dibuat gusar oleh langkanya pasokan minuman Rooh Afza selama bulan suci Ramadan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Mei 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 13:00 WIB
Minuman berbuka puasa di India yang dibuat dari campuran Rooh Afza, minuman mawar terkenal di Asia Selatan (AFP Photo)
Minuman berbuka puasa di India yang dibuat dari campuran Rooh Afza, minuman mawar terkenal di Asia Selatan (AFP Photo)

Liputan6.com, New Delhi - Sejak bulan suci Ramadan dimulai pada dua pekan lalu, jutaan umat Muslim di India dibuat gusar oleh kurangnya pasokan Rooh Afza di pasaran. Ini adalah minuman ringan rasa mawar yang telah menjadi tradisi buka puasa masyarakat setempat sejak puluhan tahun silam.

"Rooh Afza adalah suatu keharusan untuk berbuka puasa selama Ramadan," kata Shaista Bagum, salah seorang warga Muslim di New Delhi.

"Sudah menjadi tradisi selama beberapa dekade terakhir, kami biasa meminum air putih atau susu yang dicampur Rooh Afza. Semua orang suka berbuka puasa dengan itu," lanjutnya sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (22/5/2019).

Sementara itu, Jameela Khatoon (35) datang ke Masjid Jama, sebuah masjid era Mughal di Old Delhi, bersama dengan anggota keluarganya untuk mengadakan buka puasa di sana. Setelah melihat Rooh Afza dijual di luar masjid agung, dia langsung membeli empat botol.

"Selama empat hari terakhir, saya pergi ke setidaknya 20 toko di wilayah kami, tetapi harus kembali dengan tangan kosong," katanya.

"Botol-botol ini cukup untuk konsumsi selama bulan suci Ramadan," lanjutnya sambil tersenyum, memegang botol-botol kaca yang didambakan, yang harganya masing-masing hampir US$ 3, atau sekitar Rp 43.664.

Beberapa distributor dan toko grosir mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa ada kekurangan Rooh Afza di pasar India.

Mohammad Siddiqui, seorang distributor di daerah Okhla yang didominasi Muslim, mengatan sedikitnya 20 pelanggan pulang dengan tangan kosong setiap hari dalam sepekan terakhir.

"Sangat menyedihkan melihat pelanggan kesulitan mencari minuman favorit mereka di bulan suci Ramadan," katanya. "Bukan soal dampaknya pada bisnis saya, tapi kesedihan di wajah pelangganlah yang membuat saya khawatir."

Lain lagi cerita dari Mohammad Abdullah, pedagang pinggir jalan di Old Delhi, yang mencari nafkah dengan berjualan minuman di luar Masjid Jama. Segelas air dicampur dengan Rooh Afza dijual seharga 10 rupee, atau sekitar Rp 2.100.

"Ramadan adalah musim puncak untuk bisnis kami. Tetapi karena kendala pasokan, kami harus membeli Rooh Afza dari pasar gelap dengan harga lebih tinggi," keluhmua.

Abdullah mengatakan beberapa pelanggannya bahkan menawarkan untuk membayar dua kali lipat harga untuk botol Rooh Afza. "Begitulah situasinya di pasar."

 

Dijual Sejak Lebih dari Satu Abad Lalu

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Rooh Afza adalah produk besutan Hamdard Laboratories, yakni sebuah perusahaan yang banyak memproduksi berbagai merek rumah tangga terkenal di India.

Perusahaan ini bermula dari sebuah klinik kecil di Old Delhi yang didirikan oleh Hakeem Abdul Majeed pada 1906. Diberi nama "Hamdard" yang berarti "empati" dalam bahasa Urdu, klinik ini sebagian besar menjual obat-obatan Unani, atau pengobatan holistik asli India.

Setahun setelahnya, Majeed mengembangkan Rooh Afza, campuran herbal untuk membantu mendinginkan tubuh di tengah cuaca Delhi yang panas dan lembap, serta juga diklaim mampu melawan stroke ringan dan mencegah dehidrasi.

Beberapa dekade kemudian, Majeed mengubah ramuan obatnya itu menjadi minuman rasa mawar yang cepat meraih atensi luas masyarakat India.

Setelah kemerdekaan India dan pembentukan Pakistan pada 1947, Majeed dan kedua putranya tetap tinggal di Negeri Hindustan, sementara keluargan besarnya pindah ke Pakistan.

Putra bungsu Majeed, Hakeem Mohammed Said mendirikan Hamdard Pakistan di Karachi, lalu diberi lisensi untuk memproduksi Rooh secara lokal di sana.

Langka Akibat Keretakan Bisnis?

Ilustrasi bendera Pakistan
Ilustrasi (iStock)

Menurut laporan berbagai media lokal India, penurunan produksi Roof Afza disebabkan oleh keretakan bisnis Hamdard secara keseluruhan, di mana konon tengah terjadi perebutan kendali atas perusahaan bernilai aset US$ 100 juta, atau setara Rp 1,4 triliun.

Namun, dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis pada Kamis pekan lalu, Hamdard Laboratories India mengatakan sedang menghadapi kekurangan bahan-bahan utama yang diperlukan untuk membuat Rooh Afza.

"Dengan waktu puasa Ramadan dan musim panas yang bertepatan, ada permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar. Hamdard menghadapi kendala pasokan bahan-bahan herbal tertentu yang tidak tersedia karena kekurangan sementara," kata pernyataan itu.

Sementara itu, ketika laporan tentang krisis Rooh Afza di pasar India mulai beredar, Usama Qureshi, yang mundur sebagai CEO Hamdard Pakistan pekan lalu, mengetwit bahwa perusahaannya akan dengan senang hati membantu, jika pihak berwenang India mengizinkan.

"Kami dapat memasok Rooh Afza dan Rooh Afza Go (versi baru minuman berkarbonasi) ke India selama Ramadan ini. Kami dapat dengan mudah mengirim truk melalui perbatasan Wagah jika diizinkan oleh pemerintah India," tulisnya di Twitter.

Qureshi mengatakan Hamdard Pakistan telah mengekspor Rooh Afza ke lebih dari 36 negara, dan menghasilkan keuntungan lebih dari US$ 7 juta, atau setara Rp 101 miliar tahun lalu.

Dia menambahkan bahwa perusahaan tidak mengekspor ke India karena pembatasan perdagangan terkait ketegangan baru-baru ini antara kedua tetangga Asia Selatan.

"Saat ini sangat sulit karena India telah mengenakan bea 200 persen pada produk-produk Pakistan. Tidak ada produk yang dapat bertahan pada tingkat tersebut," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya