Lebih Utama Bayar Utang Puasa atau Puasa Syawal?

Banyak yang mengejar keutamaan puasa enam hari karena bagaikan puasa setahun penuh. Namun, mana yang lebih utama, bayar utang puasa atau puasa Syawal?

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jun 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2019, 11:00 WIB
Niat Puasa Sunnah Syawal
Niat Puasa Sunnah Syawal / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Puasa sunah selama enam hari di bulan Syawal sangat dianjurkan mengingat kebesaran keutamaan yang terkandung di dalamnya. Mendapat pahala puasa selama setahun penuh menjadi berkah bagi umat muslim yang menjalankannya.Tak sedikit umat muslim yang terhalang menjalankan puasa wajib, sehingga ia harus mengganti puasanya setelah Ramadan berakhir. Hal itu banyak terjadi pada wanita karena haid. Lalu, mana yang boleh didahulukan, apakah mengganti utang puasa atau puasa Syawal?Orang-orang yang memiliki utang puasa Ramadan dianjurkan untuk segera mengganti puasanya. Setelah terganti, maka orang itu boleh melanjutkannya dengan puasa sunah Syawal. Adapun mereka yang membatalkan puasa Ramadan tanpa uzur (halangan), wajib mengqadha segera utang puasanya dan diharamkan untuk mengamalkan puasa sunah Syawal. Sedangkan mereka yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur tertentu, makruh mengamalkan puasa sunah Syawal. Hal itu tercantum dalam kitab Nihayatul Muhtaj sebagai berikut:

 

وَقَضِيَّةُ كَلَامِ التَّنْبِيهِ وَكَثِيرِينَ أَنَّ مَنْ لَمْ يَصُمْ رَمَضَانَ لِعُذْرٍ أَوْ سَفَرٍ أَوْ صِبًا أَوْ جُنُونٍ أَوْ كُفْرٍ لَا يُسَنُّ لَهُ صَوْمُ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ . قَالَ أَبُو زُرْعَةَ : وَلَيْسَ كَذَلِكَ : أَيْ بَلْ يُحَصِّلُ أَصْلَ سُنَّةِ الصَّوْمِ وَإِنْ لَمْ يُحَصِّلْ الثَّوَابَ الْمَذْكُورَ لِتَرَتُّبِهِ فِي الْخَبَرِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ . وَإِنْ أَفْطَرَ رَمَضَانَ تَعَدِّيًا حَرُمَ عَلَيْهِصَوْمُهَا. وَقَضِيَّةُ قَوْلِ الْمَحَامِلِيِّ تَبَعًا لِشَيْخِهِ الْجُرْجَانِيِّ ( يُكْرَهُ لِمَنْ عَلَيْهِ قَضَاءُ رَمَضَانَ أَنْ يَتَطَوَّعَ بِالصَّوْمِ كَرَاهَةُ صَوْمِهَا لِمَنْ أَفْطَرَهُ بِعُذْرٍ

 

Artinya, “Masalah di Tanbih dan banyak ulama menyebutkan bahwa orang yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur, perjalanan, masih anak-anak, masih kufur, tidak dianjurkan puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Abu Zur‘ah berkata, tidak begitu juga. Ia tetap dapat pahala sunah puasa Syawal meski tidak mendapatkan pahala yang dimaksud karena efeknya setelah Ramadan sebagaimana tersebut di hadis. Tetapi jika ia sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa uzur, maka haram baginya puasa sunah. Masalah yang disebutkan Al-Mahamili mengikuti pandangan gurunya, Al-Jurjani. (Orang utang puasa Ramadan makruh berpuasa sunah, kemakruhan puasa sunah bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur),” (Lihat Syamsuddin Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan ketiga, 2003 M/1424 H, juz III, halaman 208).

 

Dianjurkan untuk mendahulukan membayar utang puasa, lalu dilanjutkan dengan melaksanakan puasa Syawal. Hal tersebut dianjurkan agar kewajiban membayar utang puasa telah lunas sekaligus mendapatkan pahala  selayaknya satu tahun puasa.

 

      ReplyForward         

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya