Rupiah Diprediksi Menguat Usai Lebaran

Pelonggaran lockdown masih menjadi penggerak penguatan aset-aset berisiko di pasar keuangan, salah satunya rupiah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Mei 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2020, 14:00 WIB
Hari Ini, Rupiah Ditutup Menguat
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada awal perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah hari ini bergerak di kisaran 14.730 per dolar AS hingga 14.751 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (26/5/2020), rupiah dibuka di angka 14.730 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.710 per dolar AS.

Sejak pagi hingga pukul 10.00 WIB, rupiah bergerak di kisaran 14.730 per dolar AS hingga 14.751 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,39 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.774 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.785 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelonggaran lockdown dan kabar kemajuan penemuan vaksin masih menjadi penggerak penguatan aset-aset berisiko di pasar keuangan, salah satunya rupiah.

"Sentimen ini menutupi kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah yang masih meningkat dan ketegangan baru AS dan China," ujar Ariston seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/5/2020).

Indeks Bergerak Positif

Nilai Tukar Rupiah
Aktivitas penukaran uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Nilai tukar Rupiah pada Kamis (19/3) sore ini bergerak melemah menjadi 15.912 per dolar Amerika Serikat, menyentuh level terlemah sejak krisis 1998. (merdeka.com/Imam Buhori)

Ariston menuturkan, nilai tukar "emerging markets" terlihat menguat pagi ini terhadap dolar AS. Indeks saham Asia bergerak positif.

Yang terbaru, Jepang dikabarkan mencabut status darurat COVID-19. Singapura akan melakukan pelonggaran lockdown tahap 2. Inggris melanjutkan rencana pembukaan lockdown yang akan dijalankan pada Juni.

Sementara itu, perusahaan bioteknologi AS Novavax mengumumkan kemajuan penemuan vaksin yang saat ini sedang dilakukan uji klinis terhadap manusia.

Namun di sisi lain, lanjut Ariston, penyebaran wabah yang masih meningkat tetap masih menjadi kekhawatiran pasar karena vaksin belum ditemukan.

"Ketegangan baru antara AS dan China juga menjadi kekhawatiran baru pasar. Hubungan AS dan China memanas karena provokasi AS soal penyebaran virus dan kini soal Hongkong," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.600 per dolar AS dan resisten Rp14.800 per dolar AS.

Pada Rabu (20/5) lalu, rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,41 persen menjadi Rp14.710 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.770 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya