Liputan6.com, Jakarta Masjid bersejarah di Yogyakarta hingga saat ini masih dapat Anda kunjungi. Dan, beberapa masjid bersejarah di Yogyakarta ini beberapa di antaranya sudah mendapat sedikit pembaruan dari segi kontruksi. Namun, meski begitu tidak menghilangkan nilai penting yang dikandung masjid bersejarah di Yogyakarta ini.
Baca Juga
Advertisement
Apabila dilihat dari berbagai tradisi yang melekat pada masyarakat Yogyakarta, sebenarnya sangat mudah dipahami jika daerah kesultanan ini memang sudah menanamkan tradisi berupa syiar agama Islam yang dikemas dengan berbagai kelembutan sejak awal berdirinya sebagai sebuah Kerajaan Mataram Islam.
Berbagai cara pendekatan digunakan, agar masyarakat mau untuk mengenal ajaran Islam, terutama bagi beberapa kalangan masyarakat yang masih menganut kepercayaan leluhurnya agar tertarik untuk datang ke Masjid Gede Kauman.
Cara yang dilakukan juga terbilang cukup unik, yaitu dengan diletakkannya dua buah gamelan yang memiliki nama Kiai dan Nyai Sekati, yang menjadi cikal bakal tradisi sekaten yang ada di Yogyakarta. Gamelan ini diletakkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, dan memang dipilih karena gamelan merupakan salah satu Instrumen yang sangat akrab dan tidak asing bagi penganut kepercayaan animisme pada masa tersebut.
Jadi, selain terkenal akan berbagai destinasi wisatanya baik berupa alam maupun wisata kebudayaannya, tidak ada salahnya jika Anda mencoba mengunjungi berbagai masjid bersejarah di Yogyakarta yang memiliki nilai edukasi yang tinggi, terutama jika berkunjung bersama anak-anak.
Lalu, mana saja masjid bersejarah di Yogyakarta yang bisa dikunjungi tersebut? Di bawah ini Liputan6.com telah merangkum berbagai masjid bersejarah di Yogyakarta yang tentunya sangat sayang jika dilewatkan saat sedang di Kota Gudeg ini, Rabu (27/5/2020).
1. Masjid Gedhe Kauman
Masjid bersejarah di Yogyakarta ini merupakan salah satu masjid yang dapat dikatakan menjadi masjid yang paling bersejarah dan paling terkenal di Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman ini terletak di lokasi yang sangat dekat dengan kompleks kraton. Masjid Gedhe Kauman dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I, lebih tepatnya dibangun pada tahun 1773.
Desain dari Masjid Gedhe Kauman ini sebenarnya hampir serupa dengan masjid-masjid yang ada di pulau Jawa. Hal tersebut terlihat dari adanya serambi pada Masjid Gedhe Kuman, yang memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan para ulama, lokasi pengajian, syiar dakwah Islam, serta sebagai tempat pengadilan agama Islam.
Masjid Gedhe Kauman memiliki halaman yang cukup luas. Pada bagian depan dan belakang ada lokasi yang disebut sebagai ‘pagongan’ yang merupakan tempat diletakannya gamelan. Dan saat bulan Maulid, gamelan tersebut akan dimainkan, dan hal tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun.
Advertisement
2. Masjid Jami Sulthoni Plosokuning
Mungkin nama masjid ini memang tidak lebih terkenal dari Masjid Gede Kauman. Namun, masjid ini ternyata merupakan masjid yang bisa dibilang tertua yang dimiliki Kraton. Usia dari Masjid Jami Sulthoni Plosokuning ini kurang lebih sudah berumur lebih dari 200 tahun.
Masjid Jami Sulthoni Plosokuning terletak di jalan Plosokuning Raya tepatnya di Desa Minomartani, kecamatan Ngaglik, Sleman. Masjid Jami Sulthoni Plosokuning ini dibangun pada abad 19. Desain dari bangunan masjid ini juga memiliki filosofi khusus dan membuat masjid ini menjadi unik. Masjid Jami Sulthoni Plosokuning dibangun pada empat penjuru mata angin, dimana hal tersebut diibaratkan sebuah simbol benteng perlindungan rohani Kraton Yogyakarta.
3. Masjid Pakualaman
Pakualaman sendiri masih berhubungan dengan Kraton sebagai satu kesatuan pemerintahan. Bangunan masjid ini juga memiliki sejarah panjang seperti Masjid Gedhe Kauman, karena Masjid Pakualaman dibangun oleh Paku Alam II pada abad 19.
Lokasi dari Masjid Pakulaman ini terletak di luar komplek Puro yang merupakan bangunan utama. Lokasi dari Masjid Pakualaman ini tepatnya berada di barat laut alun-alun Sewandanan. Yang cukup unik pada masjid ini adalah pada bagian utara masjid terdapat prasasti yang menunjukkan tahun dibangunnya Majid Pakualaman ini, yaitu Tahun Jawa 1767 atau 1839 M.
Tidak hanya sampai di situ, hal yang cukup membuat unik adalah adanya prasasti pembangunan masjid di sebelah selatannya, namun dengan angka yang berbeda, yaitu pada tahun 1783 atau 1855 M, sehingga cukup menimbulkan perdebatan mengenai kapan sebenarnya masjid ini dibangun.
Advertisement
4. Masjid Gedhe Mataram
Selanjutnya, salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta adalah Masjid Gedhe Mataram atau yang biasa juga disebut dengan Masjid Agung Kotagede. Masjid ini ternyata lebih tua dari Masjid Gedhe Kauman lantaran usianya yang sudah berdiri dari tahun 1640. Masjid ini dibangun pada abad 16, tepatnya tiga abad lebih tua dari Masjid Gedhe Kauman
Desain dari masjid ini sangat unik, karena memadukan arsitektur Jawa dan Islam yang sangat kental. Selain itu, terdapat sebuah beduk yang ternyata telah berusia ratusan tahun. Bangunan Masjid Gedhe Mataram ini juga dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pada bagian halaman, pagar keliling, masjid, serta makam. Namun, makam yang ada pada Masjid Agung Kotagede hanya digunakan oleh keluarga besar trah raja-raja Mataram Islam.
5. Masjid Syuhada
Salah satu bangunan masjid bersejarah di Yogyakarta yang terakhir yaitu Masjid Syuhada. Masjid ini adalah pemberian dari Presiden Soekarno kepada para pejuang saat bertempur di Yogyakarta. Maka tidak heran jika nama masjid ini diambil dari istilah Islam yaitu Syuhada yang berarti pahlawan yang gugur dengan syahid.
Pada bangunan masjid ini terdapat 17 buah anak tangga, gapura dengan bentuk angka delapan, lalu kubah pertama berjumlah 4 serta kubah atas berjumlah lima. Dan, uniknya jika seluruh jumlah tersebut di gabungkan, maka akan menunjukan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia.
Sangat menarik tentunya berbagai masjid bersejarah di Yogyakarta tersebut untuk dikunjungi, selain menambah edukasi, juga sebagai pengingat akan kebesaran Islam di Jawa.
Advertisement