Liputan6.com, Jakarta - Lailatul qadar selalu dinantikan umat muslim di seluruh dunia setiap Ramadhan tiba. Mereka yang beribadah di malam itu lebih baik dari pada ibadah sepanjang 1.000 bulan yang tidak ada lailatul qadarnya.
Ibnu Qudamah menyebutkan bahwa malam itu disebut malam Qadar dengan makna malam penetapan, karena malam itu Allah SWT menetapkan segala sesuatu untuk tahun itu. Baik hal-hal yang terkait dengankebaikan, atau keburukan, termasuk juga urusan pengaturan rezeki dan keberkahan, dilansir dari buku Jaminan Mendapat Lailatul Qadar karya Ahmad Sarwat, Lc, MA.
Advertisement
Baca Juga
Lailatul qadar terdiri atas dua kata "lail" berarti "malam", sedangkan "qadar" memiliki banyak makna salah satunya "memuliakan". Namun, orang lebih banyak menyebutnya "malam lailatul qadar", seharusnya tak perlu ditambahkan kata "malam".
Selain kemuliaan, qadar juga bermakna "waktu yang ditentukan". Firman Allah SWT, " maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, sampai waktu yang ditentukan" (QS. Thaha : 40).
Qadar juga bermakna "kemampuan". Sesuai firman Allah SWT, "Dan hendaklah kamu berikan suatu mut´ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskinmenurut kemampuannya. (QS. Al-Baqarah : 236).
Qadar juga bermakna "menguasai". Sesuai dengan firman Allah SWT, "kecuali orang-orang yang tobat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah : 34)
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanda-Tanda Lailatul Qadar
Berikut tanda-tanda lailatul qadar dikutip dari buku Ahmad Sarwat tersebut.
1. Udara dan Suasana Pagi yang Tenang
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah”
2. Cahaya Mentari Redup
Ada juga hadits nabi yang menginformasikan ciri malam Qadar adalah bila ada cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya. Dasarnya dari hadits Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Keesokan hari malam Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR. Muslim).
Advertisement
3. Terkadang Terbawa dalam Mimpi
Malam itu terbawa dalam mimpi, seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum. ''Dari sahabat Ibnu Umar radliyallahu'anhuma bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi saw diperlihatkan malam Qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) pada 7 malam terakhir (Ramadhan) kemudian Rasulullah saw berkata,”Aku melihat bahwa mimpi kalian (tentang lailatul Qadar) terjadi pada 7 malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir. (HR Muslim).
4. Bulan Nampak Separuh Bulatan
Abu Hurairah radliyallahuanhu berkata, ”Kami pernah berdiskusi tentang lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)
5. Malam dengan Ciri Tertentu
Dasarnya adalah hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini :Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu" (HR. Ahmad)
“Lailatu-Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. At-Thabrani).
6. Lezatnya Ibadah
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ciri malam Qadar adalah bila orang-orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Namun, dari sekian banyak riwayat yang menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar ini mempunyai tanda dan alamat yang bisa diketahuidan dirasakan, tidak berarti bahwa setiap orang dapat mengatahui dan merasakannya. Seorang muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadhannya, memungkinkan baginya mendapatkan malam Qadar itu tanpa ia ketahui tanda malam mulia tersebut.
Advertisement