Cara Mudik Aman dengan Kendaraan Umum agar Minim Risiko Terpapar COVID-19

masyarakat yang hendak mudik Lebaran menggunakan transportasi publik darat ataupun laut seperti kereta api, bus antarkota, atay kapal laut, diimbau untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 23 Apr 2022, 18:46 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2022, 18:46 WIB
FOTO: Sebagian Pemudik Pulang Kampung Lebih Awal Hindari Puncak Arus MudikFOTO: Sebagian Pemudik Pulang Kampung Lebih Awal Hindari Puncak Arus Mudik
Sejumlah penumpang bersiap menaiki bus AKAP di Terminal Bayangan Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Sebagian pemudik memilih pulang kampung lebih awal untuk menghindari puncak arus mudik Lebaran 2022. (Liputan.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah memperbolehkan masyarakat melakukan mudik Lebaran guna merayakan Idulfitri 2022. Seperti mudik pada umumnya, masyarakat pun bisa memilih hendak mudik menggunakan moda transportasi umum darat, laut, udara, atau kendaraan pribadi. Tentunya dengan menerapkan sejumlah syarat yang telah ditetapkan.

Bagi masyarakat yang hendak mudik Lebaran menggunakan transportasi publik darat ataupun laut seperti kereta api, bus antarkota, atay kapal laut, diimbau untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Vaksinolog Dirga Sakti Rambe menyampaikan, salah satunya dengan terus menggunakan masker selama dalam perjalanan.

"Teman-teman yang naik kendaraan umum itu ada risiko ya. Naik bus, kereta itu kan di dalam ruangan tertutup berarti ada risiko (penularan COVID-19). Maka dari itu mesti pakai masker," kata Dirga.

Terkait sirkulasi udara, Dirga menyarankan untuk sesekali membuka jenda di moda tansportasi jika memang memungkinkan Tujuannya agar terjadi pertukaran udara di dalam.

Bagaimana jika pelaku perjalanan mudik hendak makan dan minum, mengingat perjalanan mudik umumnya jauh. Dirga menyarankan agar jangan lama-lama membuka masker.

"Tentu ada saat-saat seperti makan dan minum. Nah, itu jangan lama-lama ya buka masker," saran dokter yang berpraktik di RS EMC Pulo Mas ini dalam Virtual Class bersama Liputan6.com pada Jumat (22/4/2022).

Jika sudah selesai makan atau minum segera pakai kembali. Ingat, meski sudah divaksinasi COVID-19 tiga dosis bukan berarti bebas dari risiko tertular virus SARS-CoV-2. Maka dari itu masker harus dipakai dengan baik dan benar.

Jika abai menerapkan protokol kesehatan, seperti membuka masker ketika dalam perjalanan delapan jam dengan kereta api, maka risiko tertular COVID-19 menjadi tinggi.

Jangan Mudik Kalau Tidak Fit

Mudik sebaiknya dilakukan ketika tubuh dalam kondisi bugar atau fit. Karenanya Dirga menyarankan untuk menunda mudik jika tubuh dirasa kurang fit atau tidak enak badan.

"Siapapun yang bergejala ya enggak mudik dulu," kata Dirga.

Namun, bia kondisi mendesak dan terpaksa harus mudik dengan kondisi tubuh tidak fit, disarankan untuk membatasi pertemuan dengan banyak orang sesampainya di tempat tujuan. Terutama mereka yang termasuk kelompok berisiko seperti orang dengan komorbid, lansia, serta anak yang belum mendapatkan vaksinasi COVID-19.

"Kalau merasa bergejala lalu sampai mudik, di tempat tujuan jangan dulu deh ketemu banyak orang," kata Dirga.

Langkah tersebut merupakan upaya berjaga-jaga jika orang tersebut ternyata terinfeksi COVID-19. Dengan tidak bertemu banyak orang, maka risiko penulara yang lebih luas bisa dicegah.

Seperti yang diketahui, gejala infeksi COVID-19 berbeda-beda pada tiap orang, mulai dari demam, batuk, tenggoroka tidak nyaman, hingga tak bergejala.

 

Disiplin Protokol Kesehatan

Selain menerapkan protokol kesehatan seperti disiplin memakai masker dan menghindari keramaian, upaya lain agar aman saat mudik tentu saja dengan sudah vaksinasi COVID-19. 

Jika sudah punya tiket vaksinasi dosis ketiga, segeralah melakukan vaksinasi demi meningkatkan kekebalan atau antibodi dari virus SARS-CoV-2.

Menurut Dirga, dalam waktu 1,5 minggu jelang Lebaran ini adalah saat yang tepat untuk segera mendapatkan vaksinasi booster. Ini karena peningkatan antibodi terjadi sekitar 1-2 minggu usai divaksin.

"Vaksinasi harus kita lihat sebagai proteksi diri dan orang-orang di sekitar kita. Ini untuk kesehatan kita. Sebaiknya segera divaksin sesuai jadwalnya, jangan H-2 sebelum mudik baru vaksin. Jika bisa sekarang lakukan, karena harapannya saat di perjalanan mudik antibodi sudah terbentuk," jelas Dirga.

Keuntungan bila sudah booster vaksin COVID-19 adalah Anda tidak perlu tes antigen atau tes PCR saat mudik. Sementara bagi Anda 18 tahun ke atas yang baru dapat dua kali dosis vaksin mesti tes antigen terlebih dahulu dan bagi yang baru dapat satu dosis vaksin COVID-19 mesti tes PCR COVID-19 sesuai aturan Satgas COVID-19 tentang mudik Lebaran 2022.

Bagaimana Jika Divaksinasi di Tengah Perjalanan Mudik?

Pemerintah menyediakan posko-posko vaksinasi di jalur mudik.Sehingga pemudik yang belum mendapatkan vaksinasi booster bisa mudah mendapatnya. Namun, bagaimana efeknya jika pemudik menjalani vaksinasi saat dalam perjalanan pulang kampung?

Terkait ini Dirga mengatakan bahwa efek dari vaksinasi itu memang ada dan bervariasi pada setiap orang. Bisa nyeri di bekas suntikan, demam, sumeng, pusing, lapar, mengantuk, lemas.

"Dalam rangka mencetuskan antibodi pada tubuh maka vaksinasi mencetuskan reaksi itu. Dan, secara medis itu diharapkan terjadi ya walau tidak nyaman," kata Dirga.

Mengingat potensi kejadian ikutan pasca imunsisasi (KIPI) itu ada dan tidak bisa diprediksi, maka sebaiknya hari-hari ini saja divaksin. "Sehingga saat dalam perjalanan mudik sekitar 10 hari lagi Lebaran kan, sudah punya antibodi yang optimal."

"Usai vaksinasi mungkin bisa membuat badan tidak nyaman sementara waktu, apalagi yang nyupir ya kalau nyeri di lengan kan itu tidak nyaman. Jadi, lengkapi booster di saat tepat jika memang sudah waktunya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya